Membangun Pertahanan Yang Kuat
Membangun pertahanan yang kuat ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut
diambil dari kitab Nehemia 2:11-20. Nehemia adalah seorang Yahudi yang hidup di
pembuangan, dan menduduki jabatan juru minuman raja yang kemudian
diangkat menjadi gubernur Yehuda oleh raja Persia.
Ketahanan dan keamanan suatu kota pada masa perjanjian lama, ditentukan
oleh ada atau tidak adanya tembok yang mengelilingi kota itu. Kota yang tidak
memiliki tembok akan dengan mudah diserang oleh kota/negara lain. Karena
itulah, ketika menjabat jabatan sebagai Gubernur, Nehemia tidak membangun
perumahan, atau rumah sakit, atau bahkan dia tidak memilih wakil gubernur, dan
staff-staffnya, melainkan merencanakan pembangunan tembok kota Yerusalem.
Dalam kehidupan kita, kita juga perlu membangun tembok. Tembok apa saja?
Tembok dalam keluarga, tembok dalam pekerjaan, tembok dalam pelayanan. Tembok
ini harus dapat melindungi kita dari serangan-serangan musuh yaitu setan. Yang
dapat berupa berbagai macam hal. Kekuatiran, perkelahian, aturan-aturan yang
mengikat, adat istiadat, kekurangan, dll. Prinsip pembangunan tembok itu harus
sama dengan yang Nehemia lakukan.
Pertama, mencari
tahu/menyelidiki hal-hal yang rusak/kurang (Ay. 13).
Nehemia berkeliling melihat kerusakan yang terjadi atas tembok
Yerusalem. Apakah Nehemia tidak tahu? Dia tahu! Pada pasal 1:3, Hanani salah
satu kerabatnya sudah memberitahukan kepada Nehemia apa yang terjadi.
Tapi Nehemia tidak mau terima begitu saja, tanpa melakukan pengecekan
sendiri. Hal ini dia lakukan agar dia dapat tahu persis apa dan berapa dana
yang dibutuhkan untuk memperbaiki tembok. Dengan memeriksa langsung kerusakan
yang terjadi, Nehemia dapat menyusun rencana pembangunan dengan lebih terarah.
Sebelum kita membangun tembok keluarga kita, pastikan kita tahu hal apa
yang kurang/rusak dalam keluarga kita. Apakah itu rasa percaya terhadap
pasangan? Ataukah itu komunikasi? Ataukah itu keterbukaan terhadap pasangan? Ataukah
itu hubungan kita dan pasangan dengan Tuhan? Supaya kita tahu apa yang harus
kita benahi, yang mana yang harus diperbaiki.
Kedua, menjaga
kerahasiaan rencananya (ay. 12, 16).
Ketika Nehemia pergi keliling, memeriksa kerusakan secara langsung,
hanya beberapa orang yang ikut serta dengan dia. Setelah itupun, rencananya
tidak diberitahukan kepada siapapun.
Bahkan binatang yang dia gunakan untuk berkeliling pun hanya yang dia
tunggangi, artinya beberapa orang yang berjalan bersama dia, kemungkinan besar
tidak menggunakan kendaraan apapun (jalan kaki). Yang tahu rencananya hanya dia
dengan Allah. Setelah dia pulang dari berkeliling, hanya pemerintah dan imam
yang tahu tentang rencananya (ay.16).
Hal ini dia lakukan agar rencananya tidak dapat digagalkan oleh orang
lain. Dengan menjaga rencananya tetap rahasia dan diketahui hanya oleh
orang-orang yang dapat dipercaya (lingkup dalam), Nehemia sudah meminimalisasi
campur tangan negatif, intimidasi, atau provokasi dari orang lain.
Setelah kita tahu apa yang rusak dalam keluarga kita, jaga kerahasiaan
masalah kita dengan pasangan atau dengan anak, hanya dalam keluarga. Tidak
perlu cerita kemana-mana. Kalau pun kita mau cerita, ceritakan hanya
pada-orang-orang yang dapat dipercaya. Karena waktu kita menceritakan masalah
dalam keluarga kita ke orang lain, kita membuka pintu untuk setan, menggunakan
situasi itu untuk menghancurkan rumah tangga kita.
Ketiga, memotivasi
rekan-rekan kerja (ay. 17,18).
Tidak hanya mencari tahu kerusakan, dan merahasiakan rencananya, Nehemia
memotivasi orang-orang yang akan bekerja bersama-sama dengan dia untuk
membangun tembok.
Motivasi dalam mengerjakan sesuatu sangat diperlukan. Survey membuktikan
bahwa orang-orang yang bekerja dengan motivasi tinggi, akan menghasilkan
hal-hal yang maksimal dan luar biasa. Kenapa? Karena salah satu kebutuhan
manusia adalah untuk diakui pekerjaannya.
Dengan memotivasi rekan kerjanya, Nehemia mengakui bahwa dia tidak bisa
bekerja sendiri, dan rekan-rekannya pun merasa dihargai. Dari motivasi yang
tinggi akan menghasilkan pengakuan dan akhirnya kesetiaan. Dalam membangun
tembok rumah tangga kita, biasakan mendorong dan memberi pujian bagi pasangan
dan anak kita untuk melakukan sesuatu atau setelah mereka berhasil melakukan
sesuatu. Dengan demikian, pasangan dan anak kita akan menyadari dan merasakan
bahwa mereka dikasihi dan diperhatikan.
Keempat, menaruh
segala rancangannya di dalam kehendak dan control Allah (ay. 20). Sekalipun rencananya hanya
diberitahukan pada orang-orang yang dapat dipercaya, Nehemia tetap mendapat
tantangan berupa ejekan dari sekelompok orang (ay 19).
Tapi Nehemia mengerti dan percaya bahwa rencananya adalah rencana yang
ditaruh Tuhan dalam hatinya (tidak dia buat sendiri, ay 12) sehingga dia
memiliki kepercayaan penuh bahwa Allah yang akan membuat pembangunan tembok
Yerusalem berhasil.
Nehemia tidak melakukan pembangunan tembok dengan berdasarkan
kepercayaan dirinya atau berdasarkan perlindungan raja, atapi berdasarkan
kepercayaannya kepada Allah. Di pasal 3:1 dikatakan, pembangunan itupun
ditahbiskan dahulu. Artinya, Allah dilibatkan secara langsung dalam pembangunan
tembok Yerusalem.
Demikian juga dalam membangun tembok keluarga kita, sekalipun kita tahu
di mana kerusakannya, kita sudah menjaga kerahasiaan keluarga, kita sudah
memotivasi, tapi tanpa menyerahkan kehidupan rumah tangga kita setiap harinya
kepada Tuha, usaha apapun yang kita lakukan akan sia-sia.
Itulah pentingnya kita membangun mezbah keluarga. Bentuk persekutuan doa
keluarga, setiap hari pada jam yang sudah ditentukan, hanya untuk
keluarga/seisi rumah kita bersekutu bersama-sama dengan Allah. Dengan demikian
dasar/pondasi tembok kehidupan kita akan kokoh dan tahan terhadap goncangan
sekuat apapun.
Jadi ibu-ibu, bangunlah tembok dalam kehidupan kita secara khusus dalam
rumah tangga. Temukan apa yang salah dalam rumah tangga, rahasiakan kehidupan
rumah tangga hanya di dalam rumah, berikan dorongan dan pujian bagi anggota
keuarga kita, dan sertakan Allah dalam setiap hari kehidupan rumah tangga kita.
Post a Comment for "Membangun Pertahanan Yang Kuat"