Kematian Yesus Memiliki Arti Penting
Kematian Yesus memiliki arti penting ~ Landasan
firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari surat rasul Petrus kepada orang
Kristen yang tersebar di luar Palestina. Rasul Petrus menulis demikian: “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala
dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa
kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia,
tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh” – 1 Petrus 3:18.
Paskah
merayakan sebuah momen yang membuktikan bahwa Yesus adalah Pribadi yang sudah
dinubuatkan oleh para nabi sebelumnya. Ia adalah Allah yang menjelma sebagai
manusia dan datang ke dunia dengan satu tujuan utama: menyelamatkan umat
manusia; yang dalam hal ini berarti Ia harus mati untuk kita.
Setelah semalaman dicaci maki dan dipukuli, setelah dimahkotai duri di kepalaNya yang terasa sangat menyakitkan, Tuhan Yesus kemudian disalib. Penyaliban mungkin merupakan sebuah pidana mati yang paling keji dan penuh siksaan yang pernah diprakarsai oleh manusia. TanganNya direntang lebar di sepanjang kayu salib dan dipakukan di salib tersebut tepat diantara dua tulang yang berada di tengah telapak tangan.
Setelah semalaman dicaci maki dan dipukuli, setelah dimahkotai duri di kepalaNya yang terasa sangat menyakitkan, Tuhan Yesus kemudian disalib. Penyaliban mungkin merupakan sebuah pidana mati yang paling keji dan penuh siksaan yang pernah diprakarsai oleh manusia. TanganNya direntang lebar di sepanjang kayu salib dan dipakukan di salib tersebut tepat diantara dua tulang yang berada di tengah telapak tangan.
Pada waktu paku besar yang
digunakan untuk menyalibNya menembus bagian tersebut, maka akan mengenai syaraf
yang berada di sekitar tempat itu dan menjalar hingga ke lengan serta
menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan. Jika kita digantung dalam keadaan
seperti ini selama beberapa waktu, maka otot-otot yang berada di sekitar rongga
dada akan menjadi lumpuh. Kita dapat menarik napas, tetapi tidak dapat
menghelanya (menghembuskan/mengeluarkan napas).
Mati disalib sejatinya
merupakan sebuah contoh kematian karena kesulitan bernapas, hanya saja,
prajurit Roma tidak ingin mempermudah cara kematian tersebut. Mereka akan
membuat lutut orang yang disalib dalam keadaan sedikit tertekuk dan memaku
kakinya di kayu salib.
Jadi, jika seseorang
digantung di kayu salib, mereka akan merasakan sakit yang tak tertahankan
hingga rasa sakit yang mereka rasakan di bagian dada seakan hendak meledak;
lalu mereka akan mencoba untuk sedikit mengangkat diri mereka dengan bertumpu
pada kaki yang dipaku di kayu salib dengan tujuan agar mereka bisa menghela
napas.
Ketika rasa sakit yang
dirasakan pada kaki sudah tidak tertahankan, mereka akan membiarkan diri mereka
turun atau tergantung kembali hingga rasa sakit yang dirasakan di bagian dada
tidak dapat mereka tahan lagi. Begitu seterusnya hingga akhirnya mereka menghembuskan
napas terakhir. Penyaliban benar-benar merupakan sebuah momen penyiksaan yang
luar biasa.
Pada akhirnya, para prajurit
Romawi akan mematahkan kaki orang yang disalib untuk mempercepat proses
kematian mereka karena orang yang disalib tersebut akan mengalami kesulitan
bernapas.
Pada
kasus penyaliban Tuhan Yesus, para prajurit tidak perlu mematahkan kakiNya
karena Yesus sudah mati terlebih dahulu. Tapi, untuk meyakinkan diri mereka
apakah Ia sudah benar-benar mati, mereka menusuk perutnya dengan tombak. Air
bercampur darah keluar dari rongga dadaNya, yang menurut keterangan dokter, hal
ini terjadi karena bagian jantung terkoyak.
Pendapat ini membuktikan
bahwa Yesus mati karena terluka hatinya agar Ia bisa menyelamatkan dan membalut
Anda dan saya yang mengalami luka hati dalam hidup masing-masing kita.
Mengapa Yesus harus mati? Karena hanya Dia yang mampu membayar dosa-dosa Anda dan saya. Setiap kita seharusnya layak untuk menerima hukuman atas dosa-dosa kita yaitu hukuman mati, tetapi Yesus datang menggantikan kita sehingga kita bisa terbebas dari hukuman tersebut.
Ketika kita memutuskan untuk percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat kita dan bertobat dari dosa-dosa kita, Allah mampu mengampuni seluruh dosa kita karena upah dosa yang seharusnya kita terima telah dibayar lunas oleh Putra TunggalNya, Yesus Kristus. Tanpa pengorbanan dan kematian Yesus di kayu salib, maka tidak akan ada pengampunan bagi dosa-dosa manusia.
Mengapa Yesus harus mati? Karena hanya Dia yang mampu membayar dosa-dosa Anda dan saya. Setiap kita seharusnya layak untuk menerima hukuman atas dosa-dosa kita yaitu hukuman mati, tetapi Yesus datang menggantikan kita sehingga kita bisa terbebas dari hukuman tersebut.
Ketika kita memutuskan untuk percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat kita dan bertobat dari dosa-dosa kita, Allah mampu mengampuni seluruh dosa kita karena upah dosa yang seharusnya kita terima telah dibayar lunas oleh Putra TunggalNya, Yesus Kristus. Tanpa pengorbanan dan kematian Yesus di kayu salib, maka tidak akan ada pengampunan bagi dosa-dosa manusia.
Yesus
datang untuk memberi hidup kekal kepada umat manusia. Kita tidak perlu memahami
segala sesuatu yang terlibat dalam proses penyelamatan tersebut. Yang harus
kita lakukan hanyalah menanggapi Roh Kudus yang memberi keyakinan kepada kita,
menyadari keadaan kita yang berdosa dan memohon pengampunan kepada Yesus untuk
menyelamatkan hidup kita. Maka Ia akan memeteraikan kita dengan Roh KudusNya selama-selamanya.
Tidak
ada apapun di dunia ini yang dapat menghancurkan meterai tersebut. Ketika
Kristus menjadi Juruselamat kita, kita aman untuk selama-lamanya, menanti
penebusan kita sebagai anak-anak Allah, hidup kekal dalam pemeliharaanNya yang
sempurna dan memperoleh khidup yang berkelimpahan sebagaimana yang Ia janjikan
bagi kita.
Post a Comment for "Kematian Yesus Memiliki Arti Penting"