Translate

Menderita Itu Biasa Bagi Kita

Menderita itu biasa bagi kita ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada orang Kristen yang ada di kota Korintus. Tentunya surat tersebut tetap relevan juga dengan kehidupan kita sebagai pengikut Kristus yang hidup di akhir dari zaman ini, yaitu: 2 Korintus 1:1-4.

Rasul Paulus menegaskan demikian: “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah” – 2 Korintus 1:3-4.

Kutipan ayat firman Tuhan yang ditulis oleh rasul Paulus di atas, merupakan suatu berita yang menginspirasi dan memotivasi kita. Apa yang ditulis oleh rasul Paulus di atas merupakan perpaduan antara Allah Sang Penguasa dan Pencipta dengan kenyataan hidup yang dialami oleh rasul Paulus.

Perspektif rasul Paulus sangat positif ketika memandang penderitaan. Mengapa demikian? Karena rasul Paulus mengetahui bahwa Allah adalah Pribadi Agung yang menjadi sumber kekuatan dan penghiburan baginya. Pada sisi lain, penderitaan dipandang oleh rasul Paulus sebagai sebuah pengalaman berkat yang akan memberkati orang lain.


Secara umum, kebanyakan orang senantiasa memandang penderitaan sebagai akibat dosa yang telah dilakukan oleh seseorang. Sehingga orang yang menanggung penderitaan itu dipandang layak menanggungnya karena setimpal dengan perbuatannya. Perspektif lainnya lagi yaitu bahwa penderitaan merupakan sebuah kutuk.

Cara pikir dan cara pandang tentang penderitaan sebagaimana dipaparkan di atas sudah berlangsung lama dan melekat pada batin kebanyakan orang. Tetapi Alkitab memberikan perspektif yang berbeda, yaitu bahwa sesungguhnya penderitaan bukan melulu karena dosa dan melulu karena kutuk.

Ada sisi lain yang harus didalami dan dipahami ketika kita memandang dan memikirkan tentang penderitaan. Misalnya penderitaan yang dialami oleh Ayub dalam Perjanjian Lama. Kita mengetahui bahwa penderitaan Ayub bukan karena dia telah melakukan kesalahan atau dosa. Tetapi penderitaan Ayub merupakan pertarungan antara Allah dan Iblis yang menjadikan Ayub sasarannya. Dan Alkitab mengabadikan penegasannya bahwa Ayub tidak berdosa.

Tidak seorangpun yang menginginkan penderitaan dalam hidupnya. Walau demikian tidak seorangpun yang bebas dari hidup tanpa penderitaan. Setiap orang pernah bahkan sering mengalami penderitaan. Sebab penderitaan adalah bagian dari kehidupan itu sendiri.

Dalam ayat 4 bacaan kita berbunyi: “ . . . segala penderitaan kami, . . .mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan . . .”, menegaskan bahwa setiap orang mengalami penderitaan.

Kata “kami” menunjuk kepada diri Rasul Paulus dan kata “mereka” menunjuk kepada orang-orang percaya. Artinya status Paulus sebagai rasul tidak membebaskan dirinya dari penderitaan. Jemaat atau orang-orang percaya pun tidak bebas dari penderitaan.

Oleh karena itu salah satu penghiburan ketika mengalami penderitaan adalah menyadari bahwa ada banyak orang yang juga sedang menderita. Bahkan mungkin saja penderitaan mereka jauh lebih berat dari yang sedang anda tanggung.

Adakah saat ini anda ada dalam penderitaan? Anda sedang sakit keras, kesulitan keuangan, hubungan yang retak, keluarga bermasalah. Ingatlah Firman Tuhan berkata: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa...” – 1 Korintus 10:13.

Oleh karena itu bangkilah dan berdirilah teguh, sebab tidak ada yang luar biasa dengan penderitaan anda. Seberat apapun beban dan penderitaan yang anda hadapi saat ini, sadarilah bahwa itu adalah penderitaan biasa, dimana orang lain juga mengalaminya.
Selamat pagi. Selamat menjalani realita kehidupan dalam Kristus. Terpujilah Nama Tuhan Yesus Kristus kekal selamanya.

Post a Comment for "Menderita Itu Biasa Bagi Kita"