Translate

Ini Akibat Bila Bertindak Secara Emosional

Ini akibat bertindak secara emosional ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut di diambil dari kitab Bilangan 20:10-12. Kemarahan acap kali berujung pada sesuatu yang berbahaya. Itulah sebabnya kita perlu menahan diri dari kemarahan.

Berdasarkan Bilangan 20:10-12, kita akan melihat apa yang terjadi dan dialami oleh Musa dari tindakan emosionalnya. Ada tiga kerugian yang akan kita alami pada saat kita bertindak dengan emosional, yaitu:

1. Kata-kata kita kehilangan kontrol.
"Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" - Bilangan 20:10.

Dari pengalaman Musa, kita bisa melihat bahwa tindakan emosional membuat perkataannya menjadi perkataan yang kurang baik untuk di dengar. Ternyata emosi dapat mempengaruhi cara kita dalam bertutur kata. Saya pun sering mengalami apa yang dialami oleh Musa.

Akan tetapi, marilah kita belajar untuk tidak bertindak secara emosional agar perkataan kita menjadi berkat bagi orang banyak terlebih bagi orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dalam hidupnya.


2. Kita melakukan Eksekusi yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
"Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum" - Bilangan 20:11.

Eksekusi atau tindakan Musa pada akhirnya tidak sesuai dengan kehendak dan firman Tuhan yang diberikan kepadanya. Allah berfirman dan memerintahkan Musa untuk bicara kepada bukit batu di depan seluruh umat Israel. Akan tetapi Musa justru memukul bukit batu itu. Pemukulan ini akhirnya menjadi point penilaian yang minus di hadapan Allah terhadap Musa.

Bertindak secara emosional atau eksekusi yang dilakukan dengan kemarahan akan membuat kita tidak lagi sejalan dengan Tuhan dan firman-Nya. Kita menjadi terhambat untuk memahami dan mengerti tujuan Tuhan dalam hidup maupun panggilan serta pelayanan kita.

Mengapa Tuhan meminta Musa berbicara kepada bukit batu? Menurut penafsiran saya ialah: 1) Untuk mendemonstrasikan kuasa, otoritas dan kedaulatan Allah untuk memakai apa saja bagi kepentingan Dia dan umat-Nya. 2) Untuk menunjukkan bahwa Allah melakukan sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia namun sangat mungkin bagi Allah. 3) Untuk menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa batu saja tunduk kepada otoritas Allah dan dapat diajak berkomunikasi, sedangkan bangsa Israel cenderung melakukan pemberontakan dengan cara bersungut-sungut.

3. Kita terhambat untuk menikmati hasil dari perjuangan kita.
"Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka" - Bilangan 20:12.

Musa adalah pemimpin yang dipilih, dipanggil, ditetapkan dan diutus oleh Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir tempat perbudakan. Namun, tindakan emosional Musa membuat dia akhirnya tidak dapat masuk ke tanah Kanaan seperti yang sudah Tuhan janjikan kepadanya.

Dengan kata lain, tindakan emosional yang bertentangan dengan Tuhan dan kehendak firman-Nya akan membuat kita kehilangan berkat yang sudah disiapkan Tuhan, kehilangan sukacita dari apa yang kita perjuangkan dan kita tidak bisa menikmati janji Tuhan secara penuh.

Ada dua sikap tegas yang Tuhan berikan terhadap tindakan emosional yang dilakukan oleh Musa, yaitu:

Satu, Tuhan menjustifikasi bahwa Musa tidak hormat kepada Dia dan kekudusan-Nya.
Benarkah Musa telah berubah setia seperti yang dikatakan oleh Tuhan dalam Ulangan 32:51: "Oleh sebab kamu telah berubah setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesh di padang gurun Sin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusan-Ku di tengah-tengah orang Israel".

Mengapa Tuhan memunculkan istilah berubah setia dan juga tidak menghormati kekudusan Tuhan? Berdasarkan artikel yang dibaca bahwa Musa dan Harun sebenarnya sedang menempatkan diri untuk:

1) Mengambil alih kewenangan Tuhan.
Tuhanlah yang berhak dan pantas serta layak untuk menghakimi umat Israel. Namun, dari sikap dan tindakan Musa, memperlihatkan bahwa umat bukan bersungut-sungut kepada Tuhan melainkan kepada dirinya sebagai pemimpin pada saat itu.

2) Menyimpang dari perintah Tuhan.
Memukul bukit batu adalah tindakan murka Musa kepada bangsa Israel. Sebenarnya Musa tidak diberikan hak oleh Tuhan untuk murka kepada umat Israel. Musa hanya diberikan perintah untuk bicara kepada bukit batu dan lebih dari itu tidak.

Dua, Tuhan tidak mengijinkan Musa menikmati janji-Nya.
Secara logika, sepertinya sikap tegas Tuhan tidak sebanding dengan apa yang sudah Musa lakukan. Akan tetapi keputusan Allah benar adanya bukan?

Bersambung....!

Post a Comment for "Ini Akibat Bila Bertindak Secara Emosional"