Dipanggil Untuk Hidup Dalam Kejujuran 1 - Khotbah Kristen
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dipanggil Untuk Hidup Dalam Kejujuran 1

Dipanggil untuk hidup dalam kejujuran ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari tulisan rasul Paulus kepada Titus. Rasul Paulus menulis demikian: “Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu” – Titus 2:7.

Hidup jujur di akhir zaman ini seakan menjadi barang langka yang sudah tidak tampak atau jelas lagi diperagakan oleh banyak orang termasuk orang Kristen. Hidup jujur seakan sudah tidak relevan lagi bagi kehidupan manusia di era postmodern seperti sekarang ini.

Dikatakan begitu, karena memang di era postmodern seperti sekarang ini kebenaran itu bukan lagi sebagai kebenaran absolut. Dalam perspektif manusia postmodern kebenaran telah berubah wujudnya menjadi relatif. Itu sebabnya tidak ada lagi kebenaran absolut dalam hidup manusia postmodern.

Dari cara pikir dan cara pandang semacam itulah sehingga membuat hidup jujur itu dianggap sebagai sesuatu yang aneh. Orang yang jujur dianggap gila. Orang yang jujur dianggap sok suci. Bahkan orang yang jujur dipandang sebagai orang yang tidak mau hidup dalam kemewahan.


Apa itu kejujuran?
Kata “kejujuran” berasal dari kata dasar “jujur”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “jujur” diartikan sebagai: lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya); tidak curang (misalnya dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku): mereka itulah orang-orang yang -- dan disegani; tulus; ikhlas. Sedangkan kata “kejujuran” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati).

Jadi, kata “jujur dan kejujuran” dapat diartikan sebagai karakter hidup seseorang yang diperlihat dalam sikap, kata-kata, tindakan atau perbuatan yang benar, tidak berbuat curang, tidak berdusta, tulus, ikhlas dan bukan munafik. Selain itu, kata “jujur dan kejujuran” juga menunjuk kepada kehidupan seseorang bersih, dan tidak ada cacat cela, hidup yang berkualitas, serta etika moral yang bermutu.  

Perspektif Alkitab tentang kejujuran atau orang jujur menunjuk kepada sikap tegas seseorang yang secara sadar dan memiliki komitmen kuat untuk menolak melakukan kejahatan. Berkaitan dengan orang jujur, penulis kitab Amsal menulis demikian: “Menjauhi kejahatan itulah jalan orang jujur; siapa menjaga jalannya, memelihara nyawanya” – Amsal 16:17.

Berdasarkan firman Tuhan yang ditulis oleh penulis kitab Amsal di atas, maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya orang jujur itu pasti beruntung. Orang jujur tidak akan kehilangan berkatnya bahkan ia sendiri menyelamatkan dirinya dari hukuman.

Apa saja berkat bagi orang jujur?
Orang yang hidup dalam kejujuran pasti diberkati oleh Tuhan. Dia pasti menikmati keuntungan dari kehidupan yang jujur yang dia jalani. Berikut beberapa berkat yang akan menjadi bagian dari orang jujur, yaitu:

Satu, semua yang dikelolanya berhasil.
Orang jujur ketika dia mengelola segala sesuatu (gereja, bisnis, pelayanan, kota, rumah) dan lain sebagainya pasti berkembang, pasti mengalami kemajuan yang signifikan dan pasti berhasil.

Penulis kitab Amsal menulis demikian: “Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya” – Amsal 11:11. Selanjutnya penulis kitab Amsal menulis: “Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar” – Amsal 14:11.

Dua, semua doanya dijawab oleh Tuhan.
Setiap orang percaya ketika berdoa kepada Tuhan, sesungguhnya kerinduannya ialah Tuhan menjawab doanya. Jawaban Tuhan terhadap doa umat-Nya ialah ya, tunggu dan tidak. Tentu jawaban Tuhan tersebut didasarkan kepada kuasa, otoritas dan kedaulatan-Nya yang bebas sempurna tanpa intervensi siapa pun juga.

Penulis kitab Amsal terkait dengan doa orang jujur, menulis demikian: “Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya” – Amsal 15:8. Hidup berbohong atau berdusta, hidup curang yang dilakukan oleh orang fasik pasti ada imbalannya sendiri. Ketika orang fasik membawa korban kepada Tuhan, maka hal itu dipandang sebagai kekejian bagi Tuhan. 

Karena bagi Tuhan bukan korban yang diutamakan, tetapi karakter hidup yang dipentingkan Tuhan. Itulah sebabnya, hanya doa orang jujurlah yang berkenan kepada Tuhan. Atau dengan kata lain, doa yang dinaikan oleh orang yang hidup dalam kejujuranlah yang berkenan kepada Tuhan dan dijawab oleh-Nya.

Post a Comment for "Dipanggil Untuk Hidup Dalam Kejujuran 1"