Translate

Ini Yang Harus Kita Lakukan

Ini yang harus kita lakukan ~ Tahun baru selalu berbarengan dengan resolusi tahun baru. Artinya ialah bahwa di tahun yang baru kita berharap bahwa segala sesuatunya menjadi lebih baik. Untk bisa lebih baik di tahun yang baru, maka kita harus tahu apa yang harus lebih, lalu kita juga harus mau untuk menjadi lebih dan kita harus tangguh karena untuk membuat keadaan lebih pasti ada tantangan, sehingga dengan sikap mental demikianlah maka kita bisa mengalami keadaan yang lebih baik.

Rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada orang Kristen yang ada di kota Filipi, demikian: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur…… Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4:6, 8b.



Berdasarkan firman Tuhan di atas, pesan utama yang hendak disampaikan oleh rasul Paulus kepada jemaat di kota Filipi maupun bagi kita yang hidup pada masa kini, ialah supaya kita mempercayai Allah dengan segenap hati, segenap akal budi dan segenap kekuatan kita. Pada sisi lain, rasul Paulus juga ingin menegaskan kepada kita bahwa sesungguhnya kita punya natur adalah mahkluk yang lemah. Dalam kesadaran itulah kita dimotivasi agar setiap hari selalu percaya dan mempercayakan hidup kita sepenuh ke dalam pemeliharaan Allah yang sempurna (providensia Tuhan).

Pertanyaan yang perlu kita renungkan ialah: “Apa saja yang harus kita lakukan di tahun yang baru ini?” Ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam menjalani kehidupan kita di tahun yang baru ini, yaitu:

1.    Jangan kuatir akan providensia Tuhan.
Kuatir merupakan ancaman utama dalam hidup kita. Kekuatiran ini dipicu oleh beragam hal dan salah satunya ialah masalah ekonomi. Kondisi perekonomian yang tidak menentu ini berpotensi untuk membawa kita kepada sikap mental kuatir. Sebagai umat Allah, kita harus percaya bahwa Allah Bapa kita selalu memberikan providensia (pemeliharaan) yang sempurna kepada kita. Oleh karena itu, kita tidak perlu kuatir dalam hidup ini. “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” – Matius 6:3.

2.    Biasakan untuk berdoa setiap waktu.
Pada saat kita berdoa setiap hari, maka kekuatiran akan kondisi dan situasi ekonomi yang tidak pasti itu tidak akan mengganggu pikiran kita. Doa membawa kita kepada pengalaman rohani dan pengalaman pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Daripada kuatir setiap hari, lebih kita mengalahkan rasa kuatir kita dengan membangun mesbah doa untuk mempertebal iman dan memperkuat harapan kita kepada Tuhan. “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?“ – Roma 8:32.


3.    Belajar mengucap syukur senantiasa. 
Apapun yang terjadi, belajar untuk mengucap syukur. Alkitab tidak mengajar kita untuk “Mengucap Syukurlah atas segala hal.” Tetapi Alkitab mengajar kita untuk “Mengucap Syukurlah dalam segala hal.” Anda dan saya tidak harus berterima kasih untuk hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak berterima kasih untuk kejahatan.

Kita tidak berterima kasih untuk penyakit kanker, kecelakaan lalulintas, perang atau kekerasan yang terjadi. Tetapi Allah mengajar kita untuk mengucap syukur dalam segala hal, mengapa?  Karena Allah sendiri yang akan memelihara Anda dan saya. Ia akan memenuhi setiap kebutuhan dan keperluan kita, dan kita tahu pasti bahwa Ia akan senantiasa menolong kita dalam apapun yang kita hadapi dan alami.

4.    Belajar berpikir positif.
Allah memberi daftar hal-hal yang harus selalu kita pikirkan, yaitu: Semua yang benar; Semua yang mulia; Semua yang adil; Semua yang suci; Semua yang manis; Semua yang sedap didengar; Semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Lalu, darimana kita dapat mendengar dan memikirkan perkara tersebut di atas? Dari film-film yang kita tonton? Dari berita di TV? Tentu saja tidak. 
Kita hanya dapat menemukan semua itu dalam Firman AllahItulah sebabnya mengapa Anda dan saya harus senantiasa membaca, merenungkan, mempelajari, mengingat dalam hati serta memenuhi pikiran kita dengan Firman Allah. Pemazmur menulis: “Tetapi kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” – Mazmur 1:2-3.

Post a Comment for "Ini Yang Harus Kita Lakukan"