Belajar Untuk Menjadi Sempurna
Belajar
untuk menjadi sempurna ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari Injil Matius 5:48: “Karena itu haruslah kamu sempurna,
sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”. Kita bersyukur bahwa dalam
rangka belajar untuk menjadi sempurna, kita memiliki model, contoh dan pola
yang bisa kita tiru, dan jadikan teladan. Siapakah itu? Dialah Bapa sorgawi
kita yang daripada-Nyalah kita belajar untuk menjadi sempurna.
Setelah kita percaya dan
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, sesungguhnya kita
diharuskan dan diwajibkan untuk hidup dari hari ke hari semakin menuju kepada
kesempurnaan. Inilah hidup yang dituntut oleh Bapa sorgawi kita yaitu supaya
kita harus menjadi sempurna seperti Bapa sorgawi kita.
Apa
yang dimaksud menjadi sempurna seperti Bapa sorgawi?
Maksud menjadi sempurna
bukan ditujukan supaya kita menyamai Allah. Tetapi yang dimaksudkan dengan
menjadi sempurna seperti Allah Bapa di sorga adalah, kualitas hidup kita,
kualitas moral kita, harus sama seperti Allah.
Perjuangan yang kita lakukan
itu memiliki tujuan yaitu supaya kita bisa berubah. Dan kita harus serius
memperkarakan ini, sebab untuk merubah diri itu tidak mudah. Jadi untuk merubah
diri itu harus diperjuangkan dengan sangat serius. Sebab ada hal yang haruss
kita capai yaitu sempurna sama seperti Allah Bapa di sorga.
Bagaimana
supaya bisa sempurna?
Satu, miliki pikiran dan perasaan Kristus.
Rasul Paulus dalam pimpinan
Roh Kudus terkait dengan miliki pikiran dan perasaan Kristus, menulis kepada
jemaat Tuhan di kota Filipi demikian: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” – Filipi 2:5.
Apa tujuannya memiliki
pikiran dan perasaan Kristus? Tujuannya adalah supaya kita bisa memiliki
frekuensi yang sama dengan Allah. Kita bisa nyambung dengan Allah. Moral kita
juga bisa sama seperti Allah. Inilah takaran kesempurnaan yang dikehendaki oleh
Allah Bapa di sorga.
Jadi dengan memiliki pikiran dan perasaan Kristus dalam
hidup kita, maka hal ini menunjuk pada kualitas moral yang dimiliki oleh Allah
Bapa di Sorga. Sebab seluruh gerak pikiran dan perasaan Tuhan Yesus itu menunjuk
kepada apa yang Allah Bapa di sorga pikirkan dan apa yang Allah Bapa di sorga
rasakan. Tentu tujuannya hanya satu yaitu supaya kita bisa menyatu dengan
Allah, sehingga apa yang terlihat dari kehidupan kita adalah gaya hidup Tuhan
Yesus.
Dua,
menyadari panggilan Allah untuk menjadi sempurna.
Orang percaya yang mau
sungguh-sungguh berjuang untuk hal yang satu ini, adalah orang-orang yang
benar-benar rindu menjadi pribadi yang dikembalikan seperti rancangan Allah
semula.
Disini yang perlu kita ingat
adalah, setiap orang percaya memiliki panggilan untuk menjadi sempurna sama
seperti Allah Bapa di sorga yang adalah sempurna. Menyadari panggilan kita
untuk menjadi sempurna, itu artinya pikiran kita sudah tidak boleh lagi
terbelah atau bercabang untuk perkara-perkara duniawi.
Kita harus sadar bahwa
tujuan hidup kita itu hanya satu yaitu untuk memperagakan segala sesuatu yang
menjadi kehendak Allah Bapa di sorga. Jadi kalau pikiran kita masih terbelah
untuk perkara yang lain, itu artinya kita tidak bisa menyatu dengan Tuhan.
Tiga,
miliki prinsip hidup yang benar.
Ingat tadi saya sudah
katakan, kalau ada yang lain yang harus kita kerjakan, itu hanya berguna untuk mendukung
pencarian kita akan Tuhan. Jadi tidak boleh dibalik, dengan bekerja untuk
menikmati kenyamanan hidup, lalu mencari Tuhan hanya tambahan saja.
Pncarian kita akan Tuhan, akan membuat kita menjadi
berbeda dengan dunia ini. Dan itulah yang Tuhan kehendaki.
Jadi mencari Tuhan bukan
untuk memanfaatkan Tuhan, tetapi sebaliknya mencari Tuhan supaya kita bisa
mengerti apa yang diinginkan Tuhan, lalu kita hidup melakukan semua
keinginan-Nya. Inilah kekristenan yang benar. Kekristenan yang benar menuntut
kita untuk melepaskan diri dari segala ikatan dengan dunia, dan kita
mengarahkan fokus hidup kita mengikuti jejak hidupnya Tuhan Yesus yaitu
melakukan kehendak Allah Bapa di sorga.
Kalau kita mau
sungguh-sungguh menjadi sempurna maka Allah telah memetraikan Roh Kudus di
dalam kita. Roh Kudus akan menolong kita, Roh Kudus akan mengerami kita,
menuntun kita, dan membawa kita kepada kebenaran sampai kita bisa lahir baru.
Kalau sudah lahir baru maka
tujuan hidup kita sudah tidak lagi tertuju kepada kehidupan sebelum kematian,
akan tetapi tujuan hidup kita sudah tertuju pada kehidupan dibalik kematian.
Itulah yang sering saya sebutkan sebagai mempersiapkan masa depan hidup kita di
kekekalan.
Ingat, tanpa kelahiran baru seseorang tidak akan selamat.
Tetapi konyolnya banyak orang saat ini merasa sudah lahir baru, padahal
belum, sebab gaya hidupnya masih sama dengan dunia. Orang-orang seperti ini
akan merasa sudah bertobat, padahal pertobatan mereka bukan pertobatan yang
Tuhan kehendaki, sebab pertobatan yang Tuhan kehendaki adalah merubah kita dan
membawa kita kepada kesempurnaan, sama seperti Tuhan Yesus. Kiranya kebenaran
ini memberkati kita semua. Amin.
Post a Comment for "Belajar Untuk Menjadi Sempurna"