Menang Atas Godaan Hidup
Menang atas godaan hidup ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Yesaya 33:15: "Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskantangan, supaya jangan menerima suap".
Era nabi Yesaya bila dikaitkan dengan masa kita saat ini tentu rentang waktunya sangat jauh berbeda. Namun, fakta kehidupan di masa lalu tentang praktek suap menyuap sudah berlangsung. Warisan itu terus diterima dari generasi ke generasi sampai dengan saat ini.
Semua pejabat publik, aparat penegak hukum, pengusaha dan tidak ketinggalan pejabat negara terlibat langsung dengan praktek suap-menyuap itu. Sudah ada yang dipenjarakan sebagai konsekuensi logis dari praktek suap-menyuap itu, namun masih banyak yang berkeliaran meraup uang rakyat dengan cara korupsi.
Godaan hidup tersebut bukan lagi hal yang baru dialami oleh manusia yang hidup di era postmodern ini. Tapi godaan hidup untuk melakukan dosa sudah terjadi ketika manusia pertama (Adam dan Hawa) dihadirkan oleh Allah ke dalam dunia. Adam dan Hawa kalah oleh si penggoda yaitu Iblis ketika ada di taman Eden.
Baca juga: Keluarga Sebagai Basis Perjanjian Allah
Godaan hidup dialami oleh semua keturunan Adam dan Hawa. Tidak ada satu manusia pun yang berasal dari keturunan Adam dan Gawa yang kebal atas godaan hidup. Semua kita mengalaminya hampir setiap hari. Ragam godaan itu sangat variatif. Baik yang datang dari keinginan kita yang terkontaminasi dengan dosa, maupun godaan yang datang dari tawaran duani ini yang dikendalikan oleh Iblis.
Ada kisah yang terjadi yaitu suatu kali ada seorang pemilik restoran dan catering menghadapi sebuah godaan yang menggiurkan. Seorang pria bagian divisi pembelian dari sebuah lembaga pemerintahan menawarkan kontrak pembelian makanan dalam jangka waktu yang panjang untuk berbagai acara dari tempat usahanya.
Tentu saja pemilik restauran itu sangat tertarik. Tetapi pria itu meminta: "uang jasa" untuk setiap pesanannya. Misalnya kalau satu jenis pesanan memiliki harga Rp 35.000 dia minta dituliskan Rp 50.000. Pemilik restoran itupun bergumul mengenai hal tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk menolak tawaran tersebut karena tahu hal itu salah.
Orang-orang yang melakukan dosa dan kekejian di mata Tuhan akan mendapat hukuman. Nabi Yesaya mengatakan bahwa Tuhan adalah hakim semua manusia yang memberikan hukuman. Dan Dia jugalah Raja yang menyelamatkan manusia.
Siapakah yang dapat tinggal dalam kekekalan bersama Tuhan? Mereka yang menang atas godaan yaitu mereka yang tetap hidup dalam kebenaran meskipun mereka menghadapi godaan untuk melakukan apa yang jahat.
Sebagai anak Tuhan, kita sering dihadang oleh godaan yang berusaha menjauhkan kita dari kebenaran. Iblis akan mencari berribu-ribu cara untuk melakukannya. Rasul Petrus mengingatkan kita untuk: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama" - 1 Petrus 5:8-9.
Seorang murid bisa saja digoda untuk menyontek pada waktu ujian, seorang karyawan digoda untuk memanipulasi pembukuan keuangan, seorang suami atau istri bisa saja digoda untuk selingkuh, bahkan seorang pelayan Tuhan bisa saja digoda untuk mencari uang dalam pelayanan.
Tidak sedikit orang Kristen jatuh dalam godaan itu. Apabila kita selalu memegang firman Tuhan, kita pasti diberi kekuatan untuk mengatasi godaan dan muncul sebagai pemenang.
Pemazmur menulis demikian: "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil" - Mazmur 1:1-3.
Era nabi Yesaya bila dikaitkan dengan masa kita saat ini tentu rentang waktunya sangat jauh berbeda. Namun, fakta kehidupan di masa lalu tentang praktek suap menyuap sudah berlangsung. Warisan itu terus diterima dari generasi ke generasi sampai dengan saat ini.
Semua pejabat publik, aparat penegak hukum, pengusaha dan tidak ketinggalan pejabat negara terlibat langsung dengan praktek suap-menyuap itu. Sudah ada yang dipenjarakan sebagai konsekuensi logis dari praktek suap-menyuap itu, namun masih banyak yang berkeliaran meraup uang rakyat dengan cara korupsi.
Godaan hidup tersebut bukan lagi hal yang baru dialami oleh manusia yang hidup di era postmodern ini. Tapi godaan hidup untuk melakukan dosa sudah terjadi ketika manusia pertama (Adam dan Hawa) dihadirkan oleh Allah ke dalam dunia. Adam dan Hawa kalah oleh si penggoda yaitu Iblis ketika ada di taman Eden.
Baca juga: Keluarga Sebagai Basis Perjanjian Allah
Godaan hidup dialami oleh semua keturunan Adam dan Hawa. Tidak ada satu manusia pun yang berasal dari keturunan Adam dan Gawa yang kebal atas godaan hidup. Semua kita mengalaminya hampir setiap hari. Ragam godaan itu sangat variatif. Baik yang datang dari keinginan kita yang terkontaminasi dengan dosa, maupun godaan yang datang dari tawaran duani ini yang dikendalikan oleh Iblis.
Ada kisah yang terjadi yaitu suatu kali ada seorang pemilik restoran dan catering menghadapi sebuah godaan yang menggiurkan. Seorang pria bagian divisi pembelian dari sebuah lembaga pemerintahan menawarkan kontrak pembelian makanan dalam jangka waktu yang panjang untuk berbagai acara dari tempat usahanya.
Tentu saja pemilik restauran itu sangat tertarik. Tetapi pria itu meminta: "uang jasa" untuk setiap pesanannya. Misalnya kalau satu jenis pesanan memiliki harga Rp 35.000 dia minta dituliskan Rp 50.000. Pemilik restoran itupun bergumul mengenai hal tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk menolak tawaran tersebut karena tahu hal itu salah.
Orang-orang yang melakukan dosa dan kekejian di mata Tuhan akan mendapat hukuman. Nabi Yesaya mengatakan bahwa Tuhan adalah hakim semua manusia yang memberikan hukuman. Dan Dia jugalah Raja yang menyelamatkan manusia.
Siapakah yang dapat tinggal dalam kekekalan bersama Tuhan? Mereka yang menang atas godaan yaitu mereka yang tetap hidup dalam kebenaran meskipun mereka menghadapi godaan untuk melakukan apa yang jahat.
Sebagai anak Tuhan, kita sering dihadang oleh godaan yang berusaha menjauhkan kita dari kebenaran. Iblis akan mencari berribu-ribu cara untuk melakukannya. Rasul Petrus mengingatkan kita untuk: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama" - 1 Petrus 5:8-9.
Seorang murid bisa saja digoda untuk menyontek pada waktu ujian, seorang karyawan digoda untuk memanipulasi pembukuan keuangan, seorang suami atau istri bisa saja digoda untuk selingkuh, bahkan seorang pelayan Tuhan bisa saja digoda untuk mencari uang dalam pelayanan.
Tidak sedikit orang Kristen jatuh dalam godaan itu. Apabila kita selalu memegang firman Tuhan, kita pasti diberi kekuatan untuk mengatasi godaan dan muncul sebagai pemenang.
Pemazmur menulis demikian: "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil" - Mazmur 1:1-3.
Post a Comment for "Menang Atas Godaan Hidup"