Kebahagiaan Hidup Dalam Hadirat Tuhan
Kebahagiaan hidup dalam hadirat Tuhan ~ Landasan
firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Pengkhotbah 8:9-17. Kebahagiaan
hidup dan hadirat Tuhan merupakan dua hal yang selalu kita rindukan untuk kita
alami dalam kehidupan di dunia ini.
Kebahagiaan hidup kita nikmati dalam ruang waktu kronos – waktu yang terbatas. Sebaliknya
hadirat Tuhan kita nikmati dalam waktu kairos – waktu yang tidak terbatas.
Kita
berada di hari terakhir, minggu terkahir, bulan terakhir di tahun 2016. Inilah waktu
kronos yang bisa kita nikmati. Kendati demikian kita bersyukur karena ada waktu
kairos yaitu waktu perkenanan Tuhan untuk kita nikmati, waktu yang didalamnya
ada pengharapan dan janji yang bisa kita alami.
Fakta
yang tidak terbantah ketika Tahun Baru yang disebut Baru itu ketika kita
belajar dari sejarah ternyata tidak membawa hal-hal yang baru. Manusia tidak
mengalami pembaharuan, kualitas hidup tidak semakin baik, bahkan Gereja-pun
tidak semakin baik, yang ada justru sebaliknya. Manusia semakin bejat sementara
gereja semakin tersesat, dunia semakin gelap karena terang umat Tuhan semakin
tak berdaya.
Banyak
kegagalan manusia menurut Pengkhotbah, manusia menjaga diri sebagai citra
Allah, tapi ternyata Tahun Baru malah membuktikan bahwa manusia hanya semakin
menambah dosa yang baru (Kwantitasnya bukan Kualitas dosa). Di sinilah kita di
tuntut memainkan perannya untuk mempengaruhi dunia bukan sebaliknya dipengaruhi
dunia. Tarik menarik gereja dan dunia tidak akan pernah berhenti hingga
kesudahan bumi.
Pertanyaan
penting yang perlu kita renungkan ialah: “Sudah sejauh manakah kita hidup di
hadirat Tuhan dan apakah yang telah kita dapati setelah hidup di hadirat-Nya?
Apakah yang kita lakukan selama ini mendatangkan kebahagiaan? Pertanyaan ini
menantang kita sebagai orang percaya yang akan meninggalkan tahun 2016 dan akan
memasuki Tahun Baru 2017.
Pengkhotbah
mengungkapkan bahwa dalam realitas kehidupan umat Tuhan, merupakan realitas
yang merugikan dan tidak menguntungkan, mereka melakukan hal-hal yang jahat di
mata Tuhan, mereka tidak mengedepankan Tuhan. Dan yang ada hanyalah keegoisan,
keakuan yang sungguh-sungguh kuat yang mengakibatkan mereka menderita.
Umat
Allah pada saat itu tidak hidup di hadirat Tuhan sehingga bagi Pengkhotbah
sekalipun mereka hidup berkelimpahan, hidup bebas dari semua aturan dan
ketetapan, bahkan sekalipun tidak terjamah dengan aturan-aturan pada saat itu,
sekalipun mereka hidup lebih lama dan umur panjang, semua itu hanyalah sia-sia
dan tidak mendatangkan kebahagiaan.
Pada
saat kita membaca Pengkhotbah 8:9-17 kita bertanya apakah yang harus kita
utamakan dalam kehidupan kita? Apakah yang perlu kita takuti? Ada orang yang
mengutamakan harta dan takut kehilangan harta, ada orang yang mengutamakan
jabatan dan takut kehilangan jabatannya, ada orang yang mengutamakan
kesuksesannya dan keberhasilannya tapi takut kehilangan kesuksesan dan
keberhasilannya itu.
Jika
kita memperhatikan baik-baik ternyata yang kita utamakan itu juga yang kita
takuti hilang dari hidup kita. Jadi, jika dalam hidup ini kita mengutamakan
Tuhan, itu berarti kitapun harus takut jika kehilangan-Nya dalam hidup kita.
Karena Mengutamakan Tuhan berarti mementingkan kehendak-Nya di atas kepentingan
pribadi dan rela mengorbankan diri sendiri demi melaksanakan kehendak Tuhan.
Tapi
jika kita sudah hidup di dalam Tuhan, namun masih sering mengedepankan kehendak
pribadi daripada kehendak Tuhan bahkan terkadang kita memakai nama Tuhan untuk
membenarkan tindakan kita, maka saat itu niat tulus kita untuk hidup bersama
Dia tetap akan menemui “jalan berbatu” (ay. 10-11). Dan ketika kita
membandingkan diri dengan orang yang hidup tidak takut akan Tuhan, terkadang
kita tidak bisa menerima kenyataan bahwa hidup mereka lebih baik dari
hidup kita.
Hidup
di hadirat Tuhan terkadang menyusahkan, tetapi itu adalah jalan yang paling
bahagia. Sebab hal ini menjauhkan kita dari dosa dan menyelaraskan hidup kita
pada kehendak-Nya. Ingatlah, Tuhan melihat jeri payah kita dalam melakukan
Firman-Nya dan Ia akan memberkati setiap orang yang setia kepada-Nya pada
waktu-Nya (ayat 12-13). Pesan Firman Tuhan kepada kita saat ini adalah mengedepankan Tuhan dalam segala hal.
Kalau mungkin tahun ini kita banyak menyakiti hati Tuhan, mungkin kita hidup
jauh dari hadirat Tuhan, maka marilah memasuki Tahun Baru 2017 kita
mengedepankan Tuhan dan hidup di hadirat-Nya, sebab hidup di hadirat Tuhan
mendatangkan kebahagiaan. Amin
Post a Comment for "Kebahagiaan Hidup Dalam Hadirat Tuhan"