Translate

6 Tanda Orang Kristen Mundur Rohaninya Part 1

6 tanda orang Kristen mundur rohaninya ~ Orang-orang Kristen yang sedang undur dapat ditemukan di mana-mana. Mereka ada di dalam gereja dan di luar gereja. Mereka ada di bangku gereja dan di mimbar. Mereka mengajar sekolah minggu. Mereka mengetahui kegiatan-kegiatan di gereja.

Jumlah mereka sebanyak orang-orang Kristen sejati. Pengaruh mereka pun mengimbangi pengaruh orang Kristen sejati. Walaupun tidak semua orang yang sedang undur mempunyai ciri-ciri yang sama, tanda-tanda kemunduran itu dapat dengan mudah terlihat dari kehidupan mereka. Tanda-tanda tersebut perlu kita perhatikan:

1. Doa bukan menjadi hal terpenting bagi hidupnya.
Sangat menyedihkan bahwa ada banyak orang Kristen tidak mendisiplin diri untuk berdoa secara khusus, secara teratur setiap hari pada waktu yang mereka sudah tentukan. Bagaimana kita dapat menjadi orang Kristen tetapi jarang berdoa?

Orang yang sedang undur kemungkinan masih berdoa, tetapi sekadar hanya untuk melakukan kewajiban saja; mereka berdoa tanpa kesungguhan; doa mereka tidak tercetus dari dalam lubuk hati. Mereka “mengucapkan” doanya setiap hari tetapi sesungguhnya mereka tidak berdoa. Yang mereka lakukan itu tidak dapat disebut doa.

Kalimat-kalimat bernada rohani yang diucapkannya itu, ataupun kepala dan badan yang di bungkukkan, dan istilah-istilah tertentu yang diucapkan secara berulang-ulang, tidak dapat dinamakan doa.


Kalau hati kita tidak dengan tulus dan dengan sepenuh hati berbicara kepada Tuhan, kita tidak dapat di katakan sedang berdoa. Berdoa dengan “membaca doa” walau kata-katanya begitu indah, tidak menjamin si pelakunya sedang betul-betul berdoa. Kalau hati kita kontak dengan Tuhan dalam satu jalinan hubungan, maka apa yang kita ucapkan baru dapat dinamakan doa. Jarang berdoa dan mengucapkan doa sebagai formalitas belaka sudah jelas merupakan tanda kemunduran rohani.


2. Tidak tekun baca Alkitab dan puas dengan yang diketahuinya.
Hampir semua orang yang sedang undur kelihatannya puas dengan pengetahuannya tentang Alkitab. Mereka tidak giat ataupun  tekun mempelajari  Alkitab. Mereka tidak merasa perlu menggali harta rohani dari firman Allah.

Mereka sudah merasa puas dengan apa yang diajarkan oleh pembimbingnya atau gembalanya sewaktu mereka masih bayi rohani. Mereka tidak tertarik untuk secara pribadi merenungkan ayat-ayat Alkitab. Mereka puas dengan ajaran-ajaran Alkitab yang mereka peroleh sebelum mereka dibaptis.

Kalaupun mereka memperoleh pengertian rohani yang baru atau yang lebih mendalam, biasanya mereka memperolehnya dari orang lain, bukan dari hasil saat teduh mereka sendiri. Hal itu berarti bahwa orang yang sedang undur adalah orang yang tidak membaca Alkitabnya lagi. Tetapi memang di antara orang-orang yang sedang undur itu ada yang masih tetap setia membaca Alkitab. Namun mereka melakukannya sebagai suatu kebiasaan belaka. Mereka membacanya dengan sikap “sudah puas” dengan apa yang diketahuinya tentang ayat-ayat yang sedang dibacanya.

3. Tidak mengaplikasi pengetahuan Alkitab yang dimilikinya.
Tidak semua orang yang sedang undur menutup diri sama sekali terhadap penggalian pengertian rohani dan ayat-ayat Alkitab. Ada hamba-hamba Tuhan yang tetap menimba pengertian yang baru setiap minggu, tetapi  sebetulnya mereka sedang undur.

Kita dapat saja terus memperoleh pengertian baru dari firman Tuhan tanpa mengalami perubahan dalam jiwa kita. Kalau kebenaran-kebenaran firman Tuhan tidak menyerap ke dalam hati kita dan tidak mengubah kehidupan kita, maka penegetian dan pengetahuan kita yang bertamah itu tidk ada gunanaya bagi jiwa kita.

Allah memberi kita Alkitab bukan sekedar memberi kita informasi, tetapi untuk mengubah kita. Kalau pengertian dan pengetahuan kita tentang FirmannNya itu tidak kita terapkan ke dalam kehidupan kita, maka bertambahnya pengetahuan kita tentang ayat-ayat Alkitab hampir tidak ada manfaatnya atau tidak  berguna sama sekali.


Demikian juga, orang yang sedang undur itu dapat saja mendengarkan khotbah alkitabiah dalam setiap kebaktian; ia pun menyimak setiap kata dengan penuh perhatian, mala ia juga memberi salam kepada pendeta dan menyatakan rasa terimakasihnya atas pengertian rohani yang disingkapkannya itu. Tetapi kalau ia tidak membuka hati agar firman itu mengubah dirinya menjadi semakin berkenan di hadapan Tuhan, maka setiap kali ia mendengarkan khotbah alkitabiah keadaannya yang sedang undur itu akan menjadi semakin parah.