Translate

Ciri Dan Tanda Orang Kristen Sejati

Ciri dan tanda orang Kristen sejati ~ Jumlah sinode gereja di Indonesia 300 lebih dan di seluruh dunia ada sekitar 40.000 Bisa dibayangkan betapa beranekaragamnya gaya dan suasana ibadah, doktrin, menu mimbar dan segala aktivitas gereja yang sebegitu banyak. Diantara puluhan ribu merek gereja didunia, ada yang mengklaim sebagai gereja yang paling ideal, paling hot, paling benar, paling sesuai Firman, paling dekat dengan Tuhan bahkan naik turun sorga, paling kuat penyembahannya, paling heboh musiknya, paling kuat pengarannya, paling banyak karunianya, paling dekat dengan gereja mula-mula, paling mampu mengakomodir kebutuhan umat.

Ada juga sebagian yang sangat bangga dengan gedung gerejanya yang supermewah dan juga jumlah jemaat yang wah, dlsb. Tetapi, apakah hal-hal itu yang menjadikan kita disebut Kristen sejati dan gereja kita layak diposisikan sebagai gereja sejati? Apakah perasaan dan pandangan kita sendiri bisa menjadi parameter untuk menentukan yang benar?
Ternyata, yang menjadi kanon atau ukuran, apakah seseorang atau sebuah gereja sudah hidup dan bergerak dalam perkenan Sang kepala Gereja adalah berdasarkan Firman-Nya.

1. Percaya Kepada Yesus Yang Sesungguhnya (ayat 30) :
a. Percaya dalam ayat ini memakai kata “episteusan” yang artinya : percaya, meletakkan iman kepada (Yesus). Seseorang disebut menaruh imannya kepada Yesus, ketika dalam hidupnya ia bergantung dan berharap kepadaNya untuk segala sesuatu.
b. Orang yang beriman kepada Yesus, adalah orang menerima Dia sebagai Tuhan dan juruselamat. Kata Tuhan terjemahan dari kata “Kyrios” yang artinya : Pribadi yang berkuasa penuh. Gelar Juruselamat bagi Yesus berarti, Dialah yang mengerjakan sepenuhnya keselamatan bagi orang percaya; secuil pun tidak ada andil manusia disana (lih. Ef. 2:8,9).


2. Tinggal Menetap Dalam FirmanNya (ayat 31-32) :
a. Pada saat itu agama sudah menjadi beban bagi masyarakat terdapat 613 butir tafsiran Taurat yang dibuat para ahli Taurat. Pada masa kini banyak orang yang mengaku beriman kepada Yesus, tapi tidak hidup dalam kebenaran Firman; mereka menjalani hidup berdasarkan tafsiran juga ajaran yang tidak alkitabiah, ditambah dengan pikiran, perasaan, dan pandangan dirinya sendiri.
b. Bukti otentik bahwa seseorang adalah Kristen sejati adalah hidup dalam Firman. keanggotaan gereja, keaktifan dalam beribadah dan melayani, hanya sekedar aksesori apabila tidak menjadi pelaku Firman.
c. Dengan mejadi pelaku Firman, seseorang akan mengetahui kebenaran. kebenaran dalam Alkitab adalah, Yesus Kristus (Yoh. 14:6) dan Firman Allah (Yoh. 17:17). Dengan mengetahui (gnosko) kebenaran, seseorang akan menikmati kehidupan yang penuh damai sejahtera.

3. Tidak Lagi di Perhamba Dosa (Ayat 33-34) :
Seseorang disebut hamba/ budak karena dia kuasai atau dikendalikan penuh oleh pihak lain. Yesus berbicara dalam dimensi rohani, orang Yahudi meresponi dalam sisi jasmani.
a. Seorang Kristen masih ada kemungkinan jatuh dalam dosa.
Dalam ajaran Alkitab, dosa bukan hanya perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah dan merugikan sesama; namun ketika sudah tahu itu baik, tetapi tidak dilakukan itu juga dosa (Yak. 4:17)
b.  Seorang Kristen tidak lagi hidup dalam dosa atau diperbudak dosa (lih. Ef 2:1-3). Seorang yang dikendalikan atau diperbudak dosa, akan terus hidup dalam dosa; dan kondisi seperti itu tidak mungkin dijalani seorang Kristen sejati.

4. Berada Dalam Persekutuan Orang-Orang Percaya (35-36) :
Kata rumah dalam ayat 35 memakai kata “oikia” yang artinya : Rumah, tempat kediaman, keluarga. Dalam tradisi di Timur Tengah, para budak tidak tinggal dirumah tuannya.
a. Orang Kristen yang sejati tidak lagi menjadi hamba/budak dosa.
Sekarang semua orang percaya menjadi anak-anak Allah (lih. Yoh.1: 12), dan tinggal dirumahNya.
b. Rumah Allah didunia adalah diri orang percaya dan persekutuannya. Rumah Allah yang dibangun Salomo di Yerusalem sudah tidak ada; sekarang rumah atau tempat kediaman Allah adalah orang percaya dan persekutuannya (Lih.1Kor 3:16, Ef. 4:1-6)
c. Seorang Kristen sejati menikmati persekutuan dengan semua orang percaya.
Persekutuan itu bukan hanya berdasarkan karena satu gereja/sinode, gaya ibadah yang sama, bukan berdasarkan doktrin-doktrin praktis yang persis, tetapi karena sama-sama diselamatkan oleh Yesus Kristus, Anak Allah.

Pdt. Asi Hutabarat, M.Th