Keluarga Hebat Sebagai Teladan Iman
Keluarga hebat sebagai teladan iman ~ Landasan firman Tuhan dari tema
tersebut diambil dari Kisah Para Rasul 18:1-4. Dokter Lukas mengabadikan sebuah
keluarga yang sungguh mengasihi dan takut akan Tuhan. Keluarga ini menjadi
teladan yang bisa ditiru oleh keluarga-keluarga Kristen pada masa kini. Keluarga
dimaksud yaitu keluarga Akwila dan Priskila.
Siapakah Akwila dan Priskila itu?
Keluarga Akwila dan Priskila
merupakan salah satu keluarga Kristen di masa gereja mulai berkembang. Suami-istri
tersebut merupakan orang Yahudi tulen dan berasal dari kota Pontus
(Alexandria).
Keluarga Kristen itu tentu menghadapi
beragam masalah dalam hidup berkeluarga. Masalah yang datang dari dalam maupun
masalah yang bersumber dari luar keluarga. Sama seperti yang kita hadapi
sebagai keluarga Kristen pada masa kini. Namun, yang menarik ialah bahwa
suami-istri itu saling bahu-membahu di dalam menanggapi dan mengatasi
problematika yang mereka hadapi.
Karena baragam problem yang mereka
alami, sehingga suami-istri ini (Akwila dan Priskila) acap kali
berpindah-pindah tempat tinggal atau istilah yang sering didengar ialah
mengungsi. Wilayah atau Daerah Roma pernah menjadi tempat pengungsian bagi
mereka. Lalu mereka pindah lagi ke kota Korintus karena pemerintah Romawi yaitu
Kaisar Kladius melarang orang Yahudi tinggal di Roma.
Dalam pimpinan Tuhan Yesus yang
menghendaki semua orang diselamatkan, Akwila dan Priskila bertemulah dengan
rasul Paulus. Pertemuan rasul Paulus dengan keluarga Akwila dan Priskila
memiliki kesan yang mendalam bagi mereka. Itu sebabnya dalam surat-suratnya,
rasul Paulus selalu menyertakan nama mereka yaitu Akwila dan Priskila.
Alkitab menulis nama Akwila dan
Priskila sebanyak 7 kali, 3 kali dalam surat Paulus dan 4 kali dalam
kitab Kisah Para Rasul. Baca – 2 Timotius 4:19; Roma 16:3; 1 Korintus 16:19;
Kisah Para Rasul 18:2, 18; 26.
Arti nama Akwila dan Priskila
Nama dalam perspektif orang-orang
Yahudi atau bangsa Israel memiliki makna tersendiri karena di dalam nama-nama
mereka berkaitan dengan Tuhan, dan juga berkaitan dengan harapan-harapan ke
depan. Nah, Akwila dan Priskila sebagai bagian dari bangsa Yahudi, tentu nama
mereka juga punya arti atau makna. Akwila berarti burung rajawali dan Priskila
berarti patut dimuliakan.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa saja teladan kehidupan keluarga Akwila dan Priskila yang bisa kita ambil bagi hidup keluarga kita?” Berdasarkan kesaksian Alkitab, maka kita menemukan ada beberapa teladan dari keluarga Akwila dan Priskila, yaitu:
1.
Suami-istri
yang sehati.
Kesehatian suami-istri di dalam
membangun rumah tangga itu sangat penting. Dikatakan demikian, karena
kesehatian suami-istri menjadi sarana untuk Tuhan memberkati hidup rumah
tangganya. Jika, suami-istri sehati, maka mereka juga sehati untuk taat kepada
Tuhan dan firman-Nya. Inilah yang dipraktekkan oleh Akwila dan Priskila dalam
membina dan membangun rumah tangganya.
Tetapi bila suami-istri tidak sehati,
maka rumah tangganya akan jauh dari berkat Tuhan. Mereka juga tidak taat kepada
Tuhan dan firman-Nya. Contoh keluarga yang seperti itu ialah keluarga Ananias
dan Safira – Kisah Para Rasul 5:1-2.
2.
Suami-istri
yang terbeban bagi pekerjaan Tuhan.
Kita diselamatkan oleh Tuhan tentu
memiliki tujuan, yaitu supaya kita terlibat, terpanggil dan memiliki hati untuk
melakukan pekerjaan Tuhan. Setelah kita bertobat dan percaya kepada Tuhan
Yesus, maka kita diberi Tuhan kesempatan untuk melayani Dia dan jemaat-Nya.
Akwila dan Priskila sebagai
suami-istri mereka berdua punya beban dan terpanggil untuk melibatkan diri
dalam pekerjaan Tuhan. Mereka sudah bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat pribadinya – KPR 2:8-11. Keluarga ini juga menampung
rasul Paulus sebagai hamba Tuhan selama satu tahun setengah. Banyak keluarga
yang kurang memahami akan hal ini, sehingga tidak sedikit persoalan dalam rumah
tangga salah satunya disebabkan ketika salah satu yang aktif melayani Tuhan
sedangkan yang satunya pasif bahkan tidak mendukung.
Mari kita belajar menjadi keluarga-keluarga yang selalu menjaga kesehatian, peduli kepada pekerjaan Tuhan dan keluarga yang memami serta menjadi pelaku firman Tuhan. Amin