Keberanian Untuk Memberi
Keberanian untuk memberi ~ Landasan firman Tuhan dari tema tersebut diambil dari kitab Pengkhotbah 11:1-8. Tentu tema tersebut sangat menarik karena sesungguhnya memberi itu merupakan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, faktanya tidak semua orang bisa melakukannya. Mengapa? Karena banyak orang yang kurang berani atau bahkan tidak memiliki keberanian untuk bertindak melakukannya.
Berdasarkan fakta itulah, maka saya mencoba untuk menuliskannya di blog ini dengan sebuah harapan bahwa setiap orang dan teristimewa pengunjung dan pembaca setia blog ini dapat melakukannya.
Tema ini sangat penting karena terkait dengan singkatnya waktu hidup yang bisa kita jalani di dunia ini. Ketika kita menyadari bahwa hidup kita ini singkat, maka sudah sepantasnyalah kita tidak menyia-nyiakan kesempatan dan membuang waktu hidup kita dengan sia-sia.
Penulis kitab Pengkhotbah sangat mengerti betul tentang singkatnya waktu hidup manusia di dunia ini. Itulah sebabnya, penulis kitab Pengkhotbah ini mengajak dan memotivasi kita untuk menjalani hidup ini dengan berani. Salah satu hal yang acap kali "lalai" kita lakukan ialah memberi. Berdasarkan kenyataan sosial kala itu dan juga tidak jauh berbeda dengan situasi dan kondisi pada masa kini, penulis kitab Pengkhotbah mengajak kita supaya kita memiliki keberanian untuk memberi.
Kita perlu belajar memberikan "roti" yang merupakan kebutuhan pokok, utama, primer dalam kehidupan kita. Pengkhotbah mengajak kita bukan hanya berani memberikan uang receh kepada mereka yang membutuhkan (pengamen di jalanan, pengemis dll), tetapi juga memberi dengan pengorbanan.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: "Apa keuntungannya bila kita memiliki keberanian untuk memberi dalam pengorbanan?" Berdasarkan firman Tuhan dalam Pengkhotbah 11:1-8, maka ada beberapa hal yang bisa kita peroleh sebagai sebuah keuntungan, yaitu:
1. Kita akan mendapatkannya kembali dikemudian hari.
Penulis kitab Pengkhotbah dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kita akan mendapatkannya kembali dikemudian hari, menulis: "Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatkannya kembali lama setelah itu" - Pengkhotbah 11:1.
Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka kita tidak perlu ragu dan juga tidak perlu kuatir serta tidak perlu takut untuk memberi. Mengapa? Karena: 1) Kita akan mendapatkannya kembali setelah melewati proses waktu. Benarlah firman Tuhan katakan bahwa apa yang kita tabur itu jugalah yang akan kita tuai - Galatia 6:7. 2) Tuhan memelihara hidup kita secara sempurna. Karena itu tidak mungkin kita ditelantarkan oleh Tuhan. Tuhan bertanggung jawab secara penuh atas kehidupan dan kebutuhan hidup kita, sehingga kita tidak akan hidup berkekurangan hanya karena kita memberi - 2 Korintus 9:6-15. Tuhan akan membalas apa yang kita tabur, walau mungkin kita tidak secara langsung melihat tuaian dari perbuatan baik kita - Amsal 28:27.
2. Kita akan terhindar dari penyesalan seumur hidup.
Penulis kitab Pengkhotbah dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kita akan terhindar dari penyesalan seumur hidup, menulis: "Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi" - Pengkhotbah 11:2.
Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka kita akan terhindar dari penyesalan seumur hidup karena kita senantiasa memiliki keberanian untuk memberi pertolongan dan bantuan kepada orang lain. Contohnya, Ayub. Siapakah yang akan menolong Ayub dari kemalangan besar yang melenyapkan seluruh hartanya? Jika Ayub tidak pernah menolong sesamanya, mustahil para saudara dan sahabatnya dengan sukarela membawa dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh Ayub - Ayub 42:11-12.
Karena tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan malapetaka menimpa dunia dan dirinya, Pengkhotbah menganjurkan banyaklah berbuat kebaikan terhadap orang lain atau sesama, terlebih kepada saudara-saudara kita seiman - Galatia 6:10.
Tujuan Tuhan memberikan kelimpahan materi dalam hidup kita tidak pernah dimaksudkan hanya dipakai untuk kesenangan diri semata, tetapi untuk menolong orang lain dan juga mendukung operasional gereja dan perluasan pelayanan pekerjaan Tuhan.
Tuhan memberkati kita dengan kelimpahan materi bukan untuk menaikan status sosial dan gaya hidup kita, melainkan Tuhan memberkati kita dengan kelimpahan materi dengan tujuan yaitu supaya kita menaikkan level pemberian kita. Oleh karena itu, percayalah dengan iman bahwa Tuhan pasti memelihara hidup kita dan karena itu kita harus memiliki keberanian untuk memberi dalam pengorbanan. Amin
Berdasarkan fakta itulah, maka saya mencoba untuk menuliskannya di blog ini dengan sebuah harapan bahwa setiap orang dan teristimewa pengunjung dan pembaca setia blog ini dapat melakukannya.
Tema ini sangat penting karena terkait dengan singkatnya waktu hidup yang bisa kita jalani di dunia ini. Ketika kita menyadari bahwa hidup kita ini singkat, maka sudah sepantasnyalah kita tidak menyia-nyiakan kesempatan dan membuang waktu hidup kita dengan sia-sia.
Penulis kitab Pengkhotbah sangat mengerti betul tentang singkatnya waktu hidup manusia di dunia ini. Itulah sebabnya, penulis kitab Pengkhotbah ini mengajak dan memotivasi kita untuk menjalani hidup ini dengan berani. Salah satu hal yang acap kali "lalai" kita lakukan ialah memberi. Berdasarkan kenyataan sosial kala itu dan juga tidak jauh berbeda dengan situasi dan kondisi pada masa kini, penulis kitab Pengkhotbah mengajak kita supaya kita memiliki keberanian untuk memberi.
Kita perlu belajar memberikan "roti" yang merupakan kebutuhan pokok, utama, primer dalam kehidupan kita. Pengkhotbah mengajak kita bukan hanya berani memberikan uang receh kepada mereka yang membutuhkan (pengamen di jalanan, pengemis dll), tetapi juga memberi dengan pengorbanan.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: "Apa keuntungannya bila kita memiliki keberanian untuk memberi dalam pengorbanan?" Berdasarkan firman Tuhan dalam Pengkhotbah 11:1-8, maka ada beberapa hal yang bisa kita peroleh sebagai sebuah keuntungan, yaitu:
1. Kita akan mendapatkannya kembali dikemudian hari.
Penulis kitab Pengkhotbah dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kita akan mendapatkannya kembali dikemudian hari, menulis: "Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatkannya kembali lama setelah itu" - Pengkhotbah 11:1.
Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka kita tidak perlu ragu dan juga tidak perlu kuatir serta tidak perlu takut untuk memberi. Mengapa? Karena: 1) Kita akan mendapatkannya kembali setelah melewati proses waktu. Benarlah firman Tuhan katakan bahwa apa yang kita tabur itu jugalah yang akan kita tuai - Galatia 6:7. 2) Tuhan memelihara hidup kita secara sempurna. Karena itu tidak mungkin kita ditelantarkan oleh Tuhan. Tuhan bertanggung jawab secara penuh atas kehidupan dan kebutuhan hidup kita, sehingga kita tidak akan hidup berkekurangan hanya karena kita memberi - 2 Korintus 9:6-15. Tuhan akan membalas apa yang kita tabur, walau mungkin kita tidak secara langsung melihat tuaian dari perbuatan baik kita - Amsal 28:27.
2. Kita akan terhindar dari penyesalan seumur hidup.
Penulis kitab Pengkhotbah dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kita akan terhindar dari penyesalan seumur hidup, menulis: "Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi" - Pengkhotbah 11:2.
Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka kita akan terhindar dari penyesalan seumur hidup karena kita senantiasa memiliki keberanian untuk memberi pertolongan dan bantuan kepada orang lain. Contohnya, Ayub. Siapakah yang akan menolong Ayub dari kemalangan besar yang melenyapkan seluruh hartanya? Jika Ayub tidak pernah menolong sesamanya, mustahil para saudara dan sahabatnya dengan sukarela membawa dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh Ayub - Ayub 42:11-12.
Karena tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan malapetaka menimpa dunia dan dirinya, Pengkhotbah menganjurkan banyaklah berbuat kebaikan terhadap orang lain atau sesama, terlebih kepada saudara-saudara kita seiman - Galatia 6:10.
Tujuan Tuhan memberikan kelimpahan materi dalam hidup kita tidak pernah dimaksudkan hanya dipakai untuk kesenangan diri semata, tetapi untuk menolong orang lain dan juga mendukung operasional gereja dan perluasan pelayanan pekerjaan Tuhan.
Tuhan memberkati kita dengan kelimpahan materi bukan untuk menaikan status sosial dan gaya hidup kita, melainkan Tuhan memberkati kita dengan kelimpahan materi dengan tujuan yaitu supaya kita menaikkan level pemberian kita. Oleh karena itu, percayalah dengan iman bahwa Tuhan pasti memelihara hidup kita dan karena itu kita harus memiliki keberanian untuk memberi dalam pengorbanan. Amin