Bagaimana Bisa Dipercayai Oleh Allah?
Bagaimana bisa
dipercayai Allah ~ Kalau
dikatakan bahwa kita adalah anak-anak Abraham oleh iman, itu berarti kita
mempersoalkan “milik pusaka” yang dicari Abraham, bukan tanah Kanaan dunia yang
sekarang sedang diperebutkan oleh Israel dan dunia Arab atau berkat jasmani
lainnya. Berani mengaku sebagai anak Abraham berarti berani memiliki
penglihatan ke depan seperti yang dimiliki Abraham, yaitu kota yang mempunyai
dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri.
1. Memiliki visi ilahi.
1. Memiliki visi ilahi.
Anak-anak Abraham
oleh iman harus mempersoalkan hal-hal surgawi, bukan perkara-perkara duniawi.
Berkenaan dengan ini, kita tidak boleh memahami kata “berkat” dalam Kejadian
12:1-4 sebagai berkat jasmani. Berkat yang dimaksud Tuhan dalam Kejadian 12:1-4
adalah keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus.
Dalam Kejadian
12:1-3 tersebut dikatakan bahwa semua bangsa akan diberkati. Berkat tersebut
adalah keselamatan yang akan sampai ke ujung bumi kepada semua suku bangsa.
Sebab kalau dipahami sebagai berkat jasmani atau materi, nyatanya tidak semua
orang Kristen berlimpah secara materi atau berlimpah berkat jasmani.
Jangan karena
Abraham kaya secara materi, maka orang Kristen boleh mengklaim bahwa mereka
bisa menjadi kaya secara materi seperti dia. Tuhan memberkati Abraham dengan
berkat materi sebab Tuhan harus melindungi ‘sosok’ Abraham ini secara khusus
demi rencana besar Tuhan menyelamatkan dunia. Kalau pun iman seseorang
sekualitas iman Abraham, belum tentu boleh mengklaim berkat seperti yang
dimiliki Abraham, apalagi kalau tidak memiliki iman seperti Abraham. Abraham
adalah pribadi yang bisa dipercayai Tuhan, maka Tuhan memercayakan kekayaan
materi kepadanya demi rencana-Nya.
2. Berani mengambil tanggung jawab ilahi.
2. Berani mengambil tanggung jawab ilahi.
Abraham adalah
pribadi yang memikul tanggung jawab yang berat. Abraham harus melewati
pergumulan-pergumulan yang berat untuk menunjukkan kemurnian imannya. Hal itu
harus dialami, sebab hidupnya harus menjadi model hidup orang beriman. Ia harus
melahirkan suatu bangsa yang melaluinya semua bangsa akan diberkati.
Abraham berhasil
menyelesaikannya. Ia memiliki pribadi yang bisa “dipercayai Tuhan” dengan
berkat materi yang berlimpah. Tidak semua orang bisa dipercayai Tuhan seperti
Abraham. Kalau seseorang memikul rencana Allah bagi penyelamatan dunia ini,
pasti Tuhan memberi proteksi-Nya secara khusus. Kalau seseorang hidup dalam
ambisi dan keinginannya sendiri atau tidak dewasa rohani, kemudian menuntut
“berkat Abraham” yaitu berkat materi, betapa kurang ajar sikap ini terhadap
Tuhan.
Dalam Ibrani
11:11-12 ter tulis: Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk
menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia,
yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan
orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di
langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
Selanjutnya perlu dianalisa, bahwa iman yang melahirkan anak –sekali pun Sara dan Abraham sudah tua – hal itu berkenaan dengan rencana penyelamatan umat manusia. Bukan sesuatu yang hanya memuaskan ambisi dan keinginan mereka. Berbeda dengan banyak iman yang diajarkan hari ini. Seolah-olah iman bisa menciptakan sesuatu yang dianggap sebagai kebutuhan. Padahal banyak orang yang belum dewasa rohani, mereka belum bisa membedakan keinginan dan kebutuhan.
Selanjutnya perlu dianalisa, bahwa iman yang melahirkan anak –sekali pun Sara dan Abraham sudah tua – hal itu berkenaan dengan rencana penyelamatan umat manusia. Bukan sesuatu yang hanya memuaskan ambisi dan keinginan mereka. Berbeda dengan banyak iman yang diajarkan hari ini. Seolah-olah iman bisa menciptakan sesuatu yang dianggap sebagai kebutuhan. Padahal banyak orang yang belum dewasa rohani, mereka belum bisa membedakan keinginan dan kebutuhan.
Kalimat “karena ia
menganggap, yang memberikan janji itu setia,” janji yang mana? Janji ini pasti
berkenaan dengan keturunan Abraham, sebab dalam ayat ini Sara disebut-sebut
sebagai nenek moyangnya. Sara akan melahirkan Ishak sebagai anak “sah” yang
akan menjadi ahli waris berkat Abraham. Bukan keturunan yang lain (selain Sara
sebagai istrinya, Abraham memiliki beberapa gundik).
Itulah sebabnya
dalam banyak kesempatan Tuhan sering memperkenalkan diri sebagai Allah Abraham,
Ishak dan Yakub. Perhatian kita harus tertuju kepada apa yang dikatakan Tuhan
ketika Ia memanggil Abraham keluar dari negerinya, bahwa olehnya semua bangsa
akan diberkati. Tuhan Yesus menyatakan bahwa keselamatan datang dari bangsa
Yahudi.