Tuhan Yang Panjang Sabar
Pada sisi lain, ketika kebanyakan orang termasuk orang Kristen memperhatikan Perjanjian Baru, mereka mengatakan bahwa Tuhan yang diajarkan di dalam Perjanjian Baru adalah Tuhan yang penuh kasih, berbelas kasihan dan panjang sabar. Berdasarkan pemahaman semacam itu, maka timbul pemahaman bahwa Tuhan yang diajarkan di dalam Perjanjian Lama berbeda dengan Tuhan yang diajarkan di dalam Perjanjian Baru.
Mencermati pandangan di atas, maka muncullah pertanyaan mendasarkan yaitu benarkah bahwa Tuhan yang diajarkan di dalam Perjanjian Lama berbeda dengan Tuhan yang diajarkan di dalam Perjanjian Baru? Guna menjawab pertanyaan tersebut, maka saya ingin memaparkan dan menuntun pembaca setia blog ini untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang Tuhan yang panjang sabar.
Jika kita meneliti secara benar dan saksama, maka kita pasti menemukan bahwa Tuhan yang diajarkan di dalam Perjanjian Lama adalah Tuhan yang penuh kasih dan panjang sabar. Sehingga kita sadar bahwa pemikiran yang mengatakan bahwa Tuhan yang diajarkan oleh Perjanjian Lama adalah Tuhan yang sangat mudah marah dan selalu saja menghukum merupakan pemikiran dan pandangan yang keliru dan salah total.
Bagian firman Tuhan yang saya jadikan landasan tema tulisan kali ini memperlihatkan dan menunjukkan serta mengajarkan kepada kita bahwa betapa sabarnya Tuhan terhadap umat pilihan-Nya bangsa Israel yang secara sadar dan sengaja untuk memberontak kepada Tuhan dalam perjalanan mereka menuju ke tanah Kanaan.
Tuhan menjatuhkan hukuman kepada umat-Nya bukan berarti bahwa Tuhan itu tidak sabar. Tetapi hukuman Tuhan terhadap umat-Nya merupakan bagian dari kesabaran-Nya terhadap umat-Nya. "Sekalipun demikian mereka masih saja berbuat dosa dan tidak percaya kepada perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. Sebab itu Ia membuat hari-hari mereka habis dalam kesia-siaan dan tahun-tahun mereka dalam kekejutan" - Mazmur 78:32-33.
Hukuman Tuhan yang diberikan kepada umat-Nya merupakan cara Tuhan untuk mendidik dan memanggil kembali umat-Nya supaya mereka hidup sesuai dengan ketetapan dan perintah-perintah-Nya. "Apabila Ia membunuh mereka, maka mereka mencari Dia, mereka berbalik dan mengingini Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah gunung batu mereka, dan bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah penebus mereka" - Mazmur 78:34-35.
Kendati pun mereka mencari dan mendekatkan diri kepada Tuhan, rupanya semua tindakan dan perbuatan tersebut merupakan tindakan kepura-puraan. "Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia. Hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya" - Mazmur 78:36-37.
Walaupun umat-Nya memperdaya Dia dengan kelakukan hidup yang munafik dan menipu serta tidak setia, namun Tuhan tetap membuktikan diri-Nya sebagai Tuhan yang penyayang dan panjang sabar. "Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya" - Mazmur 78:38. Perhatikan kalimat yang saya tebalkan dan miringkan, hal itu menunjukkan bahwa Tuhan itu panjang sabar terhadap umat-Nya, sekalipun Ia memiliki otoritas penuh dan kuasa sempurna untuk menghancurkan umat-Nya.
Alasannya, Tuhan mengetahui bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu, dan yang tidak akan kembali. "Ia ingat bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu, yang tidak akan kembali" - Mazmur 78:39.
Allah mengerti bahwa manusia berdosa adalah makhluk rapuh yang terbuat dari debu (Mazmur 103:4), yang hidupnya singkat bagaikan rumput (Mazmur 103:15), sehingga mereka tidan bisa tahan terhadap hukuman-Nya, karena itulah Tuhan menahan diri dalam murka-Nya.
Tuhan kita yang diajarkan oleh Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah Allah yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Kendati demikian, bukan berarti Dia kompromi dengan dosa dan kejahatan umat-Nya, sehingga Ia tidak menghukum segala bentuk penyelewengan umat-Nya.
Oleh sebab itu, jangan selalu memberontak kepada Tuhan seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel dalam perjalanan mereka menuju ke tanah Kanaan. Kita juga sedang menuju ke sorga dan karena itu dalam perjalanan menuju ke sorga seharusnya kita tetap setia, berpegang kepada janji-janji-Nya dan hidup taat kepada segala ketetapan dan perintah-perintah-Nya. Amin