Keuntungan Hidup Dalam Kasih Karunia
1. Kematian Rohani Mendatangkan Hukuman
Rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kematian
rohani yang mendatangkan hukuman menulis demikian: “Kamu dahulu sudah mati
karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena
kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa,
yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
Sebearnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain” – Efesus 2:1-3.
a. Kematian rohani terbukti ketika manusia hidup dalam pelanggaran dan dosa (ayat 1).
Orang yang mati secara rohani bukan hanya jatuh dalam dosa, tapi mereka hidup atau diperhamba pelanggaran dan dosa.
b. Kematian rohani termanifestasi dalam penyembahan berhala (ayat 2).
Penyembahan berhala bukan hanya sujud di hadapan dewa-dewi atau patung (itulah hidup lama jemaat Efesus) tetapi ketika benda, orang, sesuatu, telah mengambil posisi sentral dengan demikian mendegradasi posisi Allah dalam hidupnya, dia telah jatuh dalam penyembahan berhala.
c. Kematian rohani terdeteksi ketika manusia hidup dalam nafsu dan keinginan daging (ayat 3a).
Orang yang tekun menjalankan agama seperti Paulus, juga mati secara rohani, karena ia hidup berdasarkan kedagingan. Agama tidak mampu mengubah posisi kita di hadapan Allah, dan tak sanggup mengubah watak dosa siapa pun.
d. Kematian rohani mendatangkan hukuman (ayat 3b).
Hukuman manusia yang telah rusak dengan Allah, akan bermuara pada hukuman dan kematian kekal.
Sebearnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain” – Efesus 2:1-3.
a. Kematian rohani terbukti ketika manusia hidup dalam pelanggaran dan dosa (ayat 1).
Orang yang mati secara rohani bukan hanya jatuh dalam dosa, tapi mereka hidup atau diperhamba pelanggaran dan dosa.
b. Kematian rohani termanifestasi dalam penyembahan berhala (ayat 2).
Penyembahan berhala bukan hanya sujud di hadapan dewa-dewi atau patung (itulah hidup lama jemaat Efesus) tetapi ketika benda, orang, sesuatu, telah mengambil posisi sentral dengan demikian mendegradasi posisi Allah dalam hidupnya, dia telah jatuh dalam penyembahan berhala.
c. Kematian rohani terdeteksi ketika manusia hidup dalam nafsu dan keinginan daging (ayat 3a).
Orang yang tekun menjalankan agama seperti Paulus, juga mati secara rohani, karena ia hidup berdasarkan kedagingan. Agama tidak mampu mengubah posisi kita di hadapan Allah, dan tak sanggup mengubah watak dosa siapa pun.
d. Kematian rohani mendatangkan hukuman (ayat 3b).
Hukuman manusia yang telah rusak dengan Allah, akan bermuara pada hukuman dan kematian kekal.
2. Kasih karunia
Memberikan Kehidupan dan Kelimpahan – Efesus 2:4-7.
a. Kasih karunia menghidupkan orang-orang yang mati rohani (ayat 4,5).
Pada titik ini orang yang mati secara rohani, dilahirkan kembali atau dihidupkan oleh Roh kudus. Sekarang natur mereka baru, mulai membenci dosa dan menyukai kebenaran.
b. Kasih karunia membangkitkan dan mendudukkan orang percaya bersama Kristus (ayat 6).
Dalam perjalanan hidupnya, orang percaya dibangkitkan dan ditopang oleh Roh Kudus untuk hidup bagi Allah dan kelak akan memerintah bersama Kristus.
c. Kasih karunia membawa orang percaya pada kelimpahan hidup kekal (ayat 7). Kegemilangan, kekayaan, dan kemuliaan sorga yang tak terkatakan menjadi milik orang percaya.
a. Kasih karunia menghidupkan orang-orang yang mati rohani (ayat 4,5).
Pada titik ini orang yang mati secara rohani, dilahirkan kembali atau dihidupkan oleh Roh kudus. Sekarang natur mereka baru, mulai membenci dosa dan menyukai kebenaran.
b. Kasih karunia membangkitkan dan mendudukkan orang percaya bersama Kristus (ayat 6).
Dalam perjalanan hidupnya, orang percaya dibangkitkan dan ditopang oleh Roh Kudus untuk hidup bagi Allah dan kelak akan memerintah bersama Kristus.
c. Kasih karunia membawa orang percaya pada kelimpahan hidup kekal (ayat 7). Kegemilangan, kekayaan, dan kemuliaan sorga yang tak terkatakan menjadi milik orang percaya.
3. Menjalankan
Kehidupan Sesuai Kehendak Tuhan – Efesus 2:8-10.
a. Menyadari segala sesuatu adalah pemberian (ayat 8).
Dalam konsep agama, keselamatan harus diusahakan manusia dengan jalan menjalankan syariat agama dengan tekun. Namun dalam kekristenan, keselamatan dan hal yang lain, semua adalah pemberian.
b. Merendahkan diri di hadapan Tuhan (ayat 9).
Kalau bukan karena kasih dan pemeliharaan-Nya, tidak ada yang dapat bertahan hidup; itu sebabnya semua kita harus merendahkan diri di hadapan-Nya.
c. Menjalani kehidupan sesuai tujuan Tuhan (ayat 10).
Karena orang percaya sekarang memiliki natur yang baru karena telah diselamatkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbuatan baik, menggenapi tujuan keselamatan di dunia ini. Amin
a. Menyadari segala sesuatu adalah pemberian (ayat 8).
Dalam konsep agama, keselamatan harus diusahakan manusia dengan jalan menjalankan syariat agama dengan tekun. Namun dalam kekristenan, keselamatan dan hal yang lain, semua adalah pemberian.
b. Merendahkan diri di hadapan Tuhan (ayat 9).
Kalau bukan karena kasih dan pemeliharaan-Nya, tidak ada yang dapat bertahan hidup; itu sebabnya semua kita harus merendahkan diri di hadapan-Nya.
c. Menjalani kehidupan sesuai tujuan Tuhan (ayat 10).
Karena orang percaya sekarang memiliki natur yang baru karena telah diselamatkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbuatan baik, menggenapi tujuan keselamatan di dunia ini. Amin