Translate

Ini Tanggung Jawab Sebagai Istri

Ini tanggung jawab sebagai istri ~ Rasul Petrus menulis dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan tanggung jawab seorang istri, yaitu: “Demikian juga kamu hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka” – 1 Petrus 3:1-2 band dengan Efesus 5:22-24.

Berdasarkan firman Tuhan yang ditulis oleh rasul Petrus di atas, maka kita bisa menemukan bagaimana peran dan tanggung jawab seorang istri dalam keluarga dan juga terhadap suaminya. Saya percaya apabila para istri mengikuti dengan setia firman Tuhan di atas dan mengaplikasikannya dalam hidup rumah tangganya, maka bisa dipastikan benih-benih kebahagiaan akan bersemi, bertumbuh dan berbuah.

Dikatakan demikian, karena berdasarkan firman Tuhan di atas, kita menemukan bahwa ada manfaat terbesar, dan ada keuntungan yang melimpah ketika seorang istri menjalankan peran dan tanggung jawabnya di dalam keluarga secara benar dan bertanggung jawab.

Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa saja tanggung jawab seorang istri dalam keluarga?” Berdasarkan ajaran Alkitab, maka ada beberapa hal yang menjadi tanggung jawab seorang istri, yaitu:


1. Mengembangkan sikap tunduk.
Rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada orang Kristen dan keluarga Kristen yang ada di kota Efesus, yaitu: “Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu” – Efesus 5:22-24.

Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka setiap istri harus mengembangkan sikap tunduk kepada otoritas dan kepemimpinan suami. Dalam keluarga, suami adalah kepala/pemimpin. Tetapi dalam gereja/jemaat Kristus adalah kepala/pemimpin. Sebagaimana jemaat tunduk kepada otoritas dan kepemimpinan Kristus sebagai kepala, demikian juga setiap istri harus tunduk kepada otoritas dan kepemimpinan suami sebagai kepala di dalam keluarga.

Apa manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh keluarga ketika seorang istri tunduk kepada otoritas dan kepemimpinan suami dalam keluarga? Berdasarkan firman Tuhan yang ditulis oleh rasul Petrus yaitu: “Demikian juga kamu hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka” – 1 Petrus 3:1-2, maka ada beberapa keuntungan atau manfaat yaitu:

Pertama, para istri secara rohani bertumbuh semakin dewasa ditandai dengan perilaku hidup rohani yang semakin matang di dalam pemahaman dan penerapannya dalam hidup pribadi sang istri. Kedua, para istri memiliki kualitas hidup rohani yang sehat dan dapat diandalkan serta menjadi berkat bagi seisi rumahnya. Ketiga, para istri menjadi penginjil di dalam keluarga dan orang pertama yang dimenangkannya ialah suaminya.

2. Mngembangkan manusia rohani.
Tanggung jawab seorang istri selain mengembangkan sikap tunduk kepada otoritas dan kepemimpinan suami sebagai kepala dalam keluarga, istri juga memiliki tanggung jawab yaitu mengembangkan manusia rohani atau manusia ilahi.

Rasul Petrus menulis, “Dandananmu janganlah dengan kepangan rambut yang lahiriah dan perhiasan emas atau pakaian luar, tetapi hendaklah itu berupa manusia batiniah yang tersembunyi dengan pakaian yang tidak fana berupa roh yang tenang dan lembut, yang sangat bernilai di mata Allah” – 1 Petrus 3:3-4.

Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka tanggung jawab seorang istri ialah supaya mengutamakan untuk pengembangan manusia rohani atau manusia batiniah. Jangan sampai porsi waktu yang digunakan oleh istri-istri lebih banyak untuk kepentingan jasmaniah atau penampilan lahiriah, atau penampilan luar saja dengan mengenakan perhiasan dan pakaian yang mewah. Cara demikian hanya mendapat pujian dan pengakuan dari manusia saja. Bagi Allah hal itu tidaklah berarti.


Oleh karena itu, setiap istri Kristen harus memperhatikan yang terutama dan menjadi prioritas penting ialah membangun hidup rohaninya, mendandani batiniahnya karena itulah yang berniai di mata Allah. Karena yang bernilai menurut manusia belum tentu bernilai bagi Allah.