Translate

Ini Ciri Suami Dalam Kristus

Ini ciri suami dalam Kristus ~ Tema ini didasarkan pada tulisan rasul Paulus kepada orang Kristen yang ada di kota Efesus, yaitu: “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” – Efesus 5:25. Mengasihi istri tentu tidaklah mudah dilakukan oleh seorang suami. Kalau pun bisa, maka itu hanya pada tataran kasih eros dan bukan kasih agape. Kasih eros ini pastilah bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu. Itu sebabnya kasih eros harus ada di dalam kasih agape supaya bisa bertahan sampai maut memisahkan suami dari istri dan sebaliknya.

Nah, untuk memiliki kasih agape, maka suami harus ada di dalam Kristus. Suami yang ada di dalam Kristus, pasti bisa mengasihi istri apa adanya dan menerima istri sebagaimana adanya. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang suami berada di dalam Kristus.

Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa ciri seorang suamu yang sudah berada di dalam Kristus?” Berdasarkan catatan Alkitab, maka ciri-ciri suami yang sudah berada di dalam Kristus, yaitu:


1. Ia mencintai istrinya seperti dirinya sendiri.
Rasul Paulus menulis dalam pimpinan Roh Kudus kepada jemaat di kota Efesus, yaitu: “Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri” – Efesus 5:28. Suami diperintahkan oleh firman Tuhan untuk mengasihi istrinya sebagaimana dia mengasihi dirinya sendiri. Suami yang mengasihi istrinya dengan kasih agape, maka kasihnya itu tidak akan goyah oleh apa pun. Inilah yang menjadi ciri atau tanda dari seorang suami yang sudah mengalami kasih Allah di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus dalam hidupnya. Hanya suami yang telah mengalami kasih Allah di dalam Yesus Kristus secara pribadi memungkinkan dia mengasihi istrinya sebagaimana Kristus mengasihi jemaat dan menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.

2. Ia memperlakukan istrinya dengan lemah lembut.
Rasul Paulus menulis dalam pimpinan Roh Kudus kepada orang Kristen yang ada di kota Kolose, yaitu: “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” – Kolose 3:19. Suami adalah seorang yang memiliki kecenderungan yang kasar, apalagi jika ia dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang memperlakukannya secara keras dan kasar oleh kedua orangtuanya. Maka pembentukan yang keras dan kasar itu turut mempengaruhi karakter seorang laki-laki, sehingga waktu ia menikah karakter kasar itu ada pada dirinya. Tentu karakter yang semacam itu berpotensi untuk melukai orang lain secara khusus istrinya.

Oleh karena itu, seorang suami sangat penting ia harus berada di dalam Kristus. Hanya Kristus yang sanggup untuk mengubah karakter yang keras menjadi lembut. Suami bisa memperlakukan istrinya dengan lembut hanya apabila ia sudah berada di dalam Kristus. Dan sebagaimana suami yang sudah ada di dalam Kristus, tandanya ia memperlakukan istrinya dengan kelembutan.

3. Ia hidup bijaksana terhadap istrinya.
Rasul Petrus dalam pimpinan Roh Kudus menulis kepada orang-orang Kristen yang tersebar di luar Palestina yaitu: “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang – 1 Petrus 3:7. Suami adalah kepala atau pemimpin dalam keluarga. Sebagai pemimpin suami haruslah memimpin istrinya dengan penuh bijaksana. Mengapa? Karena keluarga selalu dihadapkan dengan beraga problema mulai dari yang biasa sampai kepada yang luar biasa. Baik urusan interla atau dalam negeri maupun urusan eksternal atau luar negeri.

Itulah sebabnya, suami dituntut untuk hidup bijaksana supaya roda kepemimpinannya tetap berjalan seturut dengan kehendak Tuhan. Hidup bijaksana ditandai dengan sikap suami yang menghormati istri dan hak-haknya. Selain itu, doa sang pemimpin tidak terhalang atau selalu sampai kepada Allah.