Bangkit Dari Intimidasi Rasa Bersalah 1
Bangkit dari intimidasi rasa bersalah ~ Rasa bersalah bisa saja dialami oleh setiap orang. Adanya
rasa bersalah dalam diri kita disebabkan karena kita melakukan kesalahan fatal.
Kesalahan yang fatal ini telah merugikan diri kita dan juga orang lain. Akibatnya
kita terikat oleh rasa bersalah itu sehingga kita tidak bebas menjalani
kehidupan, kehilangan damai sejahtera dan ketenangan dalam hidup.
Rasa bersalah itu sebagaimana
yang telah dilakukan oleh Daud, adalah merupakan suatu dosa. Dosa itu menyakiti
hati Allah.Alkitab mengatakan bahwa pada dasarnya kita semua bersalah. “Tidak
ada yang benar, seorangpun tidak”, (Roma 3:10). Artinya kesalahan itu sifatnya
universal atau umum. Di mata Allah semua manusia bersalah, karena manusia
cenderung tidak mau dipimpin oleh Allah dan memberontak terhadap-Nya.
Daud
menginginkan ketenangan itu kembali dalam hidupnya, namun hal tersebut tidak
akan diperolehnya sebelum ia membuat pengakuan yang jujur dengan sepenuhnya
kepada Allah. Bagaimanakah Daud mengatasi rasa bersalahnya untuk bangkit kembali?
Berikut hal-hal yang dilakukan oleh Daud, yaitu:
1. Bergumul melawan dosa
Daud
tidak langsung bertobat ketika ia berselingkuh dengan Batsyeba. Memerlukan
beberapa waktu lamanya sampai hal yang telah dilakukannya itu menjadi
suatu pergumulan dalam hatinya. Setelah nabi Natan datang kepada Daud dan
menceriterakan kisah tentang seorangkayayang mencuri domba dari
seorang miskin, barulah Daud mengerti tentang kesalahannya. Mendengar kisah ini
Daud baru sadar akan kejahatan yang telah ia perbuat itu. Untuk
memperoleh pengampunan dan pembaharuan dari Allah atas kesalahan dan dosa yang
telah diperbuat itu tidaklah mudah.
Apalagi
jika seseorang itu telah mengalami keselamatan dan kemudian terjerumus ke dalam
suatu kesalahan atau dosa maka akan mungkin mengalami pergumulan rohani yang
panjang untuk mengalami pertobatan dan pemulihan. Pengampunan selalu ada pada
Allah, yang Ia kehendaki ialah supaya kita belajar untuk menjadi lebih
baik lagi.
Dari
Daud kita dapat belajar bahwa betapa menakutkan melukai hati Allah yang kudus
setelah kita diberkati oleh Allah. “Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,
aku senantiasa bergumul dengan dosaku”, ayat 5. Ini merupakan suatu kesadaran
tentang tanggungjawab pribadi atas kesalahannya. Kata yang sering muncul dalam
bacaan Firman Tuhan di atas ialah pelanggaranku, kesalahanku, dan dosaku.
Daud
tidak mencari-cari alasan atau pembelaan, dan pembenaran terhadap dirinya
mengapa iasampai berbuat dosa. Daud juga tidak menyalahkan pada keadaan yang
membuat kesempatan itu terjadi, juga dia tidak mempersoalkan
ketidak-pengetahuan, atau karena kebutuhan, karena godaan, juga dia tidak
melibatkan Batsyeba yang harus ikut menanggung kesalahan dalam perjinahannya,
sehingga pembunuhan itupun terjadi.
Kesalahan
yang dilakukan Daud itu adalah tanggungjawab Daud sendiri. Pengakuan yang
sejati itu ialah mengakui kesalahannya dengan tidak mencoba berdalih. Daud
tidak mau tinggal terus menerus dalam dosanya, karena itu ia datang kepada
Allah untuk memohon pengampunan supaya dipulihkan.