Jangan Mempermainkan Allah
Jangan mempermainkan Allah
~ Rasul
Paulus dalam suratnya kepada orang Kristen di kota Galatia menulis, “Jangan sesat! Allah
tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu
juga yang akan dituainya” – Galatia 6:7. Ini merupakan peringatan, teguran dan
bimbingan rohani yang diberikan oleh rasul Paulus kepada jemaat Tuhan di kota
Galatia. Peringatan, teguran dan bimbingan tersebut tentunya masih relevan
dengan kehidupan kita sebagai umat Allah di akhir zaman ini.
Ketika kita membaca Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru) secara saksama, maka kita menemukan berita penting disampaikan yaitu
supaya umat Allah jangan mempermainkan Allah. Jadi, para penulis Alkitab dalam
pimpinan Roh Kudus menuntun kita untuk mengenal Allah, karakter dan sifat-Nya
yang sempurna serta tidak ingin dipermainkan.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Mengapa kita
diperintahkan untuk jangan mempermainkan Allah?” Ada beberapa alasan kuat yang
memerintahkan kita supaya jangan mempermainkan Allah, yaitu:
1. Allah itu suci dan kudus.
Suci dan kudus merupakan karakter dan sifat Allah
kita. Itu sebabnya Allah sangat menuntut kesucian dan kekudusan dari kita. Segala
rupa dan bentuk kecemaran sangat ditentang dan dibenci oleh Allah.
Terkadang Dia menghukum, terkadang Dia menyatakan
anugerah dan menahan penghukuman-Nya. Yang mana pun yang Dia lakukan, semua
seharusnya mendidik kita untuk makin takut akan Tuhan. Jika manusia takut akan
Tuhan, maka hidup manusia akan dipenuhi dengan damai sejati. Mengapa demikian?
Karena setiap kejahatan, setiap dosa, dan setiap pelanggaran dilakukan karena
manusia menyembah illah yang palsu atau mengabaikan Allah yang sejati.
Setiap dosa terjadi karena tidak ada perasaan takut
akan Allah. Kapankah keadaan damai sejati bisa terpenuhi dengan sempurna? Hanya
kalau semua manusia mempunyai perasaan takut akan Tuhan. Sudahkah itu terjadi
sekarang? Tentu saja belum. Tetapi gereja Tuhan seharusnya menjadi sekelompok
orang yang berusaha mengejar cara hidup yang mencerminkan untuk sementara
keadaan damai sejahtera yang sempurna itu.
2. Allah pasti akan
menggelar penghakiman.
Gereja tidak bebas dari orang-orang yang jahat dan
pura-pura. Gereja akan dinyatakan pada saat kedatangan Kristus nanti, tetapi
saat ini gereja tetap terdiri dari lalang dan gandum (Mat. 13:24-30, 36-43).
Kadang Tuhan memberikan penghakiman dengan segera, kadang Dia membiarkan dulu
orang-orang jahat tidak boleh disentuh oleh siapa pun (Kej. 4:13-15). Tetapi
yang mana pun juga keputusan-Nya, semua hal ini dilakukan oleh Tuhan untuk
menyatakan kemuliaan nama-Nya. Jika Tuhan langsung menghukum dengan fatal,
ataupun jika Dia memutuskan untuk menunda hukuman-Nya, semua dimaksudkan agar
manusia memahami bahwa Allah adalah Allah yang kudus.
Mencari pujian manusia adalah hal yang kosong dan
hampa. Inilah yang membuat orang berani berbuat dosa asal tetap terlihat baik
di depan manusia. Mau korupsi? Silakan asal tidak ketahuan. Mau berdusta?
Silakan asal tidak ketahuan. Ananias dan Safira berani menipu Tuhan karena
mereka mau diakui dan dikagumi manusia. Tetapi pada akhirnya Tuhanlah yang
menjadi hakim atas segala sesuatu. Jika Tuhan yang menghakimi segala sesuatu,
bukankah kita seharusnya mempunyai perasaan takut kepada-Nya? Biarlah kita
selalu mengingatkan diri kita semua bahwa ada Tuhan yang melihat dan menghakimi
setiap tindakan kita. Amin