Translate

Sikap Hati Sebagai Umat Allah

Sikap hati sebagai umat Allah ~ Hati adalah pusat kehidupan. Dikatakan demikian, karena semua perasaan, keinginan, kehendak dan pikiran kita diolah di dalam hati. Itu sebabnya Allah lebih menaruh perhatian dengan hati kita. Di dalam hatilah Roh Kudus bekerja, berkarya, untuk membimbing, mengajar, mengoreksi dan menginsafkan kita. Jadi hati memiliki peranan penting dalam relasi kita dengan Allah dan juga sesama serta lingkungan dan pergumulan hidup di dunia ini.

Pertanyaan penting yang patut diajukan ialah: “Apa saja sikap hati yang benar sebagai umat Allah di dalam menjalani kehidupan di dunia ini?” Ada beberapa sikap hati yang perlu kita tumbuh-kembangkan sebagai umat Allah, yaitu:

 4. Tetap mengasihi kendati disakiti.
Siapa pun di antara kita pasti di jalan hidup yang kita tempuh ingin untuk berbagi kasih dan berbuat baik kepada sesama kita. Namun, sering perbuatan kasih kita ditanggapi dengan cara yang menyakiti dan melukai perasaan kita. Dalam situasi semacam itulah kita tergoda untuk tidak mau lagi mengasihi bahkan ingin membalas.
Nah, sikap hati yang demikian tentu bukanlah sikap dari seorang yang sudah mengalami kasih Allah dalam hidupnya.


Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya menegaskan bahwa kita harus tetap mengasihi bahkan musuh kita pun harus dikasihi. Ini sangat bergantung kepada hati kita. Jadi, tetaplah mengasihi kendati kita disakiti.

5. Tetap percaya diri kendati tidak populer.
Percaya diri (confidence) menunjuk kepada sikap mental dan sikap hati positif menyikapi segala sesuatu dalam hidup ini. Bagi banyak orang terkenal atau populer itu menjadi suatu yang dikejar dengan menghalakan segala cara. Cepat terkenal atau populer menjadi sebuah kebanggaan.

Pada sisi lain, ada juga orang yang menjadi rendah diri, tidak percaya diri karena ia tidak terkenal atau populer. Akibatnya ia menjadi pribadi yang mengisolasi diri dan menjauhkan diri dari pergaulan sosial. Bagi kita sebagai umat Allah, terkenal atau tidak bukan di situ letak harga diri kita. Itu sebabnya, sekalipun kita tidak populer atau terkenal, rasa percaya diri kita tetap terjaga karena kita adalah pribadi yang berharga di mata Allah.

6. Tetap bersyukur kendati belum berhasil.
Rasul Paulus menulis, ”Mengucap syukurkah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” – 1 Tesalonika 5:18. Tuhan menghendaki supaya hati kita melimpah dengan syukur sebagai yang ditegaskan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada orang Kristen di Kolose, demikian: ”… dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur” – Kolose 2:7d.