Rahasia Keberhasilan Dalam Perspektif Kristen
Rahasia keberhasilan dalam perspektif Kristen ~
Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengabadikan orang-orang
yang meraih keberhasilan dalam hidup mereka. Keberhasilan yang mereka capai
bukanlah diraih dalam waktu yang pendek atau instan. Mereka meraih keberhasilan
membutuhkan waktu yang panjang, proses yang menyakitkan dan pergumulan yang
tidak sedikit.
Salah satu tokoh yang hendak kita soroti keberhasilan
yang dicapainya ialah raja Uzia. Penulis kitab 2 Tawarikh menulis demikian: “Ia
melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia,
ayahnya. Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut
akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil”
– 2 Tawarikh 26:4-5. Uzia menjabat sebagai raja Yehuda dalam usia yang relative
muda yaitu umur 16 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 52 tahun di Yerusalem.
Menjalankan pemerintahan selama 52 tahun tentu bukanlah perkara yang mudah. Apa lagi pada zaman itu, sangat jarang ada raja di Israel yang memerintah selama itu. Namun, raja Uzia dapat melaksanakannya sejak masih muda.
Ada banyak alasan yang membuat banyak orang merasa tidak mampu ketika kepadanya dipercayakan sebuah tugas dan tanggung jawab. Bentuk alasannya seperti tidak punya pengalaman, skill yang terbatas, pengetahuan yang minim, tidak bijaksana, belum waktunya dan sejumlah alasan lainnya. Itu sebabnya sukses seakan jauh dari mereka.
Bahkan ada juga yang tidak mau mengambil tanggung
jawab karena merasa tidak percaya diri, masih terlalu muda atau belum cukup
umur, sehingga menolak untuk menerima tanggung jawab apa lagi tanggung jawab
memimpin organisasi dan sebuah bangsa.
Berbeda dengan Uzia. Ketika dipercayakan untuk menjadi
raja, ia menerima tanggung jawab yang besar itu walaupun usianya masih muda. Ia
punya keberanian dan kepercayaan diri tinggi. Ia tidak takut dan gentar sedikit
pun menerima tanggung jawab dan menjalankan tugas sebagai raja memimpin bangsa
Israel. Modal itulah yang membuat Uzia dapat memerintah dalam waktu setengah
abad lebih.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa
rahasianya sehingga Uzia berhasil dalam kepemimpinannya memimpin bangsa Israel?”
Berikut beberapa hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran sukses bagi hidup
kita, yaitu:
1. Uzia hidup dan
melakukan yanb benar di hadapan Tuhan.
Penulis kitab Tawarikh menulis tentang hal itu
demikian: “Ia melakukan apa yang
benar di mata TUHAN” – 2 Tawarikh 26:4a. Sebagai seorang raja
yang masih muda, Uzia tahu apa yang menjadi kunci keberhasilannya, yaitu
berkata benar, bersikap benar, berperilaku benar dan bertindak yang benar. Uzia
melakukan itu dengan sungguh-sungguh bukan saja sebagai sebuah tanggung jawab
kepemimpinan kepada bangsa Israel tetapi terlebih kepada Tuhan. Dengan demikian,
Tuhan senantiasa menyertai setiap langkah hidupnya. Musuh-musuh dapat
dikalahkan dengan mudah, bahkan mereka gentar terhadap Uzia.
Demikian juga dengan kita pada masa kini yang
berhasrat kuat untuk berhasil dalam hidup dan karier kita. Maka hal penting
yang harus kita lakukan ialah berbicara yang benar, bersikap yang benar dan
bertindak yang benar. Ketika kita melakukan hal itu dengan sungguh-sungguh di
hadapan Tuhan dan manusia, maka kita akan mengalami pertolongan dari Tuhan yang
membuat kita berhasil dalam segala usaha dan pekerjaan kita.
2. Memprioritaskan Tuhan dari segalanya.
Penulis kitab Tawarikh menulis tentang hal itu demikian:
“Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang
mengajarnya supaya takut akan Allah” – 2 Tawarikh 26:5a.
Uzia di dalam kesibukannya sebagai raja, ia tetap
mengutamakan Tuhan dalam hidup dan kepemimpinannya. Ia selalu bersekutu,
berdoa, memuji dan membaca Taurat Tuhan Allahnya.
Raja Uzia senantiasa mencari pimpinan dan kehendak
Tuhan dalam melaksanakan tugasnya sebagai raja Israel. Tuhan menjadi fokus hidupnya selama dia memerintah.
Dia mengutamakan Tuhan dalam tiap langkahnya. Dia mengerti bahwa dengan mencari
Tuhan, maka dia akan menemukan sumber dari segala hikmat yang pernah ada di
muka bumi ini.
Uzia mendapatkan hikmat, kebijaksanaan dan pengetahuan
yang dia perlukan untuk memerintah sebagai raja. Semuanya itu dia peroleh
dengan cara mencari Tuhan.
“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh
menghina hikmat dan didikan.” Amsal 1:7.
Demikian juga dengan kita dalam upaya meraih
keberhasilan dalam hidup biarlah kita juga fokus untuk mengutamakan Tuhan dalam
totalitas hidup dan karir kita. Apa yang sudah dilakukan oleh raja Uzia dan
bagaimana Tuhan menolongnya, maka hal yang sama juga perlu kita lakukan, yaitu
mencari Tuhan dan mengutamakan-Nya dalam hidup kita – Matius 6:33.