Prinsip Pertobatan Yang Benar
Prinsip
pertobatan yang benar ~ Semua manusia telah berdosa dan telah hilang
kemuliaan Allah – Roma 3:23. Berdasarkan pernyataan firman Tuhan tersebut, maka
dibutuhkan adanya pertobatan dari pihak manusia. Jadi, pertobatan adalah
tindakan yang harus dilakukan oleh manusia.
Dalam Injil Lukas 5:27-32
bercerita tentang seorang pemungut cukai yang bernama Lewi. Ia dilihat dan
didatangi oleh Yesus serta mengajaknya untuk mengikut Yesus. Dari kisah
tersebut, kita akan belajar tentang prinsip pertobatan yang benar, yaitu:
1.
Ada tindakan yang tegas dan jelas.
“Maka
berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia” – Lukas 5:28.
Pemungut cukai yang bernama Lewi melakukan tindakan yang tegas dan jelas dan
bukan emosional. Ia meninggalkan dengan sungguh-sungguh semua cara dan gaya
hidup berdosa, seperti judi, mabuk, perbuatan jahat, korupsi dan lain
sebagainya. Lewi sang pemungut cukai itu meninggalkan kenyamanan dan kenikmatan
hidup dalam dosa, perbuatan daging dengan segala keinginannya ditanggalkan dan
hidup dalam kehidupan yang baru di dalam Kristus.
2. Ada kesediaan meninggalkan tuannya yang lama.
Lewi bekerja sebagai bawahan
dari pemerintahan Romawi. Pemimpinnya yang menekan dia supaya ia keras terhadap
rakyat yang tidak membayar pajak, dan menarik lebih banyak pajak kepada mereka
yang mampu. Itu sebabnya para pemungut cukai sangat dibenci. Namun, sebenarnya
jauh di dalam hatinya, Lewi ingin cepat untuk meninggalkan profesi sebagai
pemungut cukai.
Sang pemungut cukai yang
bernama Lewi akhirnya mendapatkan kesempatan itu. Ketika Yesus mengajaknya
untuk “Ikutlah Aku”, Lewi langsung bereaksi dan meninggalkan profesinya itu. Ia
bersedia meninggalkan tuannya yang lama, ia rela meninggalkan pemimpinnya yang
lama dan mengikut Yesus Sang Pemimpin Pembebas. Pemimpin yang mengubah hidupnya
dengan ajaran-ajaran benar – Matius 7:24-27.
3.
Ada komitmen yang teguh untuk hidup di dalam Kristus.
Lewi mengalami hambatan dari
orang-orang Farisi yang menentang pertobatannya. Orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat mempersoalkan Yesus dan murid-murid-Nya yang makan dan minum
bersama pemungut cukai dan orang berdosa – Lukas 5:30. Kendati demikian, Lewi
tidak mundur. Ada komitmen kuat dan teguh di dalam dirinya bahwa ia harus hidup
dan melakukan perintah dan ajaran dari Tuhan Yesus.
Pertobatan Matius atau Lewi
meninggalkan dosa ditentang oleh banyak orang. Kemungkinan orang tuanya, teman-temannya,
para pemimpin Romawi dan tokoh agama. Matius atau Lewi bukan mundur tetapi
meresmikan pertobatannya itu dengan menggelar pesta tanda perpisahan dengan
pola hidup yang lama. Matius atau Lewi bertobat tidak dengan smbunyi-sembuyi
tapi dengan terang-terangan!
Jadi pertobatan yang benar
mengandung 3 unsur, yaitu: 1) Ada tindakan yang tegas dan jelas; 2) Ada
kesediaan meninggalkan tuannya yang lama; 3) Ada komitmen yang teguh untuk
hidup di dalam Kristus. Itulah prinsip pertobatan yang benar yang bisa kita
pelajari dari kisah pemungut cukai yang bernama Lewi yang pertobatannya
diabadikan oleh dokter Lukas. Amin