Translate

Gereja Dan Misinya Diera Globalisasi

Gereja dan misinya diera globalisasi ~ Gereja yang saya maksudkan di sini, yaitu ada dua: pertama, gereja sebagai organisme menunjuk kepada setiap orang percaya yang telah menerima anugerah keselamatan di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus; kedua, gereja sebagai organisasi, yaitu tempat di mana setiap orang percaya disatukan atau dihimpun atau dikumpulkan sebagai sebuah organisasi yang mengorganisir aktivitas orang-orngnya.

Gereja, baik sebagai orang percaya maupun sebagai organisasi memiliki misi yaitu untuk memberitakan Injil atau menyampaikan kabar baik kepada semua orang di seluruh dunia dalam konteks dan budaya mereka. Inilah misi gereja yang dipercayakan oleh Tuhan Yesus kepadanya.


Gereja dan misi merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, sehingga di mana ada gereja pasti di situ ada misi dan sebaliknya di mana ada misi pasti di situ ada gereja. Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa tanda gereja yang hidup dalam misinya?” Berikut beberapa hal yang membuktikan bahwa gereja yang hidup dalam misi, yaitu:

1. Tanda gereja yang bermisi.
Gereja yang bermisi ditandai dengan: Satu, terlibat secara aktif dalam pemberitaan kabar baik atau penyebaran Injil. Ini dimulai sejak seseorang mengalami pengampunan, pertobatan dan iman kepada Tuhan Yesus Kristus – Filipi 1:5. Dua, menghidupi ajaran Injil dalam totalitas hidup dan pelayanannya – Filipi 2:27. Tiga, punya passion atau gairah, motivasi yang kuat dan keteguhan serta giat melaksanakan penginjilan – Filipi 1:17. Empat, terbeban untuk mendukung penginjilan melalui dana – Kisah Para Rasul 4:36-37.

2. Motivasi gereja yang bermisi.
Gereja yang bermisi, selain memiliki tanda-tanda sebagaimana sudah dijelaskan di atas, gereja juga memiliki motivasi yaitu landasan utama di dalam menyebarkan kabar baik atau Injil. Motivasi gereja dalam memberitakan Injil, yaitu: Satu, kasih Kristus yang menjadi pendorong atau penggerak utama bagi gereja dalam memberitakan Injil – 2 Korintus 5:14. Dua, motivasi eskatologis yaitu masa yang akan datang. Artinya, gereja yang bermisi memikirkan masa yang akan datang yaitu bahwa tanpa Injil mustahil manusia berdosa bisa masuk dalam kerajaan sorga. Itu sebabnya gereja harus memberitakan Injil supaya banyak orang mengenal Kristus dan menerima hidup kekal serta hidup dalam nilai-nilai kerajaan sorga – 1 Korintus 9:11. Tiga, motivasi taat kepada perintah Kristus untuk memberitakan Injil kepada semua orang di seluruh dunia – Matius 28:18-20.


3. Strategi gereja yang bermisi.
Gereja yang bermisi bukan saja memiliki tanda dan motivasi seperti sudah dijelaskan di atas, gereja juga harus memiliki strategi di dalam melaksanakan misinya. Strategi dimaksud, yaitu: Satu, strategi garam, yaitu bereaksi secara senyap di daerah yang tertutup terhadap Injil yang secara perlahan tetapi pasti memberi dampak kuat dalam kehidupan orang-orang yang ada di daerah tersebut – Matius 5:13. Dua, strategi terang, yaitu memberitakan Injil atau memberitakan kabar baik melalui kebaktian penyegaran iman atau kebaktian kebangunan rohani yang mengundang orang untuk percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi – Matiu 5:14. Tiga, strategi sentripetal, yaitu dengan cara mengajak tetangga, orang-orang lain, anggota-anggota keluarga mengikuti seminar rohani dan kegiatan ibadah keluarga serta acara rohani lainnya – Yesaya 60:3-4. Empat, strageti sentrifugal, yaitu memberitakan Injil dengan terjun langsung ke lapangan penginjilan atau ladang penginjilan – Kisah Para Rasul 8:4. Lima, strategi menabur di tanah yang subur, yaitu memberitakan kasih Yesus Kristus kepada mereka yang sudah Kristen namun sedang menjauh dari Tuhan karena berbagau persoalan hidup dan rumah tangga. Enam, strategi mengolah tanah, yaitu memberitakan Injil kepada mereka yang sudah beragama tetapi belum memiliki relasi pribadi dengan Kristus. Dalam konteks ini, metode penginjilan EE bisa digunakan. Tujuh, strategi persahabatan, yaitu membangun komunikasi yang baik dan benar dalam hal ini kita sedang membangun jembatan. Ini perlu dilakukan karena adanya latar belakang perbedaan pemahaman, ras, budaya, bahasa, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya – Filipi 2:5-7. Delapan, strategi medsos, yaitu memberitakan Injil melalui media sosial.