Bagaimana Mengalahkan Kepahitan Hidup?
Bagaimana mengalahkan
kepahitan hidup ~ Penulis surat Ibrani menulis: “Jagalah supaya jangan ada seorangpun
menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit
yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang” – Ibrani
12:15. Ada banyak faktor yang membuat orang hidup di dalam kepahitan. Salah satunya
ialah karena keegoisan manusia yang hidup hanya mementingkan dirinya sendiri.
Ketika kita dihadapkan dengan orang yang egois semacam
itu, maka reaksi emosional kita ialah membenci orang tersebut. Kalau kita hidup
dan terus menyimpan kebencian kepada orang tersebut, maka itulah yang disebut
kepahitan. Dan kita terpenjara sehingga membuat kita tidak bebas. Mengapa? Karena
kita membiarkan diri dikuasai oleh kebencian.
Kepahitan punya daya ledak yang menghancurkan. Kepahitan menghancurkan keluarga, merusak relasi sosial, menghambat potensi diri, menjauhkan kita dari Tuhan dan berkat-berkat-Nya. Jadi, kepahitan sangat negative dan bisa merusak kesehatan kita.
Kepahitan punya daya ledak yang menghancurkan. Kepahitan menghancurkan keluarga, merusak relasi sosial, menghambat potensi diri, menjauhkan kita dari Tuhan dan berkat-berkat-Nya. Jadi, kepahitan sangat negative dan bisa merusak kesehatan kita.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Bagaimana
supaya kita bisa menang atas kepahitan hidup?” Ada beberapa jawaban yang bisa
saya paparkan pada kesempatan ini, yaitu:
1. Mengalami
pengampunan dari Allah.
Fakta bahwa sebenarnya kita sendiri tidak bisa berbuat
banyak untuk membebaskan diri dari akar pahit dalam hidup ini. Mengapa? Karena
kita adalah makhluk yang lemah dan berdosa. Ketika kita membenci orang lain,
maka itulah tandanya kita makhluk yang lemah dan penuh dosa.
Oleh sebab itu, kita harus terlebih dahulu mengalami pengampunan dari Allah dalam hidup kita. Ketika kita sudah mengalami pengampunan dari Allah dalam hidup kita, maka pengalaman pengampunan itulah yang memampukan kita untuk memaafkan kesalahan orang lain. Jika Allah saja mau mengampuni dosa kita, masakan kita tidak bisa memaafkan orang yang telah menyakiti kita? Jadi, supaya bisa mengalami kemenangan atas kepahitan hidup, maka kita terlebih dahulu mengalami pengampunan dari Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.
2. Tinggal dalam
kasih karunia Allah.
Penulis surat Ibrani menulis: “Jagalah supaya jangan
ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh
akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang” –
Ibrani 12:15.
Firman Tuhan di atas jelas memerintahkan kita untuk
tetap tinggal di dalam kasih karunia Allah. Dengan cara demikian, kita memiliki
kekuatan rohani untuk bisa mengalahkan kepahitan dalam hidup kita. Hanya dekat
Allah saja kita tenang dan mendapatkan pertolongan pada masa sukar. Itu sebabnya,
kita dinasehatkan oleh firman Tuhan supaya jangan keluar dari kasih karunia Allah.
3. Bersedia untuk
mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
Mengampuni merupakan cara hidup sebagai anak-anak
Allah. Dikatakan demikian, karena Allah juga mengampuni kita dan Dia selalu
melakukan hal itu. Buktinya ialah Allah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal
Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib untuk menanggung semua hukuman dosa
kita.
Demikian jugalah dengan kita. Pengampunan merupakan
cara terbaik untuk membebaskan kita dari kepahitan hidup. Pengampunan merupakan
cara terbaik untuk mengalami pemulihan hidup. Pengampunan merupakan cara
terbaik untuk berdamai dengan diri dan sesama. Pengampunan merupakan cara
terbaik untuk mengalami berkat Tuhan dalam hidup kita. Pengampunan merupakan
cara terbaik untuk kita mengalami kebebasan dalam hidup dan membuat potensi
kita berkembang.
Perhatikanlah firman Tuhan berikut ini: “Saudara-saudaraku
yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat
kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah
yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan” – Roma 12:19. Selanjutnya: “Tetapi
hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling
mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” – Efesus
4:32.