3 Alasan Kuat Untuk Bersyukur Dalam Penderitaan
3 alasan kuat untuk bersyukur
dalam penderitaan ~ Penderitaan. Sebuah kata yang paling tidak disukai dan juga
berita yang paling tidak ingin didengar oleh siapa pun juga. Karena bagi
kebanyakan orang penderitaan itu sial, kutuk, pengganjal sukses, penghalang
berkat dan seribu satu macam persepsi terhadap penderitaan. Wajar sehingga
orang berusaha untuk menghindar dari penderitaan.
Namun, suka tidak suka, setuju
tidak setuju, percaya tidak percaya, saya mau tegaskan bahwa biar bagaimana pun
kita tidak menyukai penderitaan, faktanya penderitaan itu selalu ada di jalan
hidup kita. Kendatipun kita sudah menjadi umat Allah, biji mata-Nya dan domba
gembalaan-Nya serta umat yang dikasihi-Nya. Itu tidak menjamin bahwa hidup kita
bebas dari penderitaan.
Kabar baiknya ialah walaupun di
jalan hidup kita selalu ada penderitaan, kita masih bisa punya alasan kuat
untuk mengucap syukur. Bagi kita, penderitaan bukanlah alasan untuk
bersungut-sungut, mempersalahkan orang lain, mencari kambing hitam dan juga
menyalahkan Tuhan. Tetapi, sebagai umat yang telah ditebus oleh Kristus melalui
pengorbanan-Nya yang sempurna di atas kayu salib, kita memiliki kekuatan untuk
bersyukur ditengah penderitaan kita.
Pertanyaan mendasar untuk direnungkan ialah: "Apa saja alasan kuat yang memungkinkan kita bisa beryukur di tengah penderitaan kita?" Melalui tulisan ini, ada tiga (Anda bisa tambahkan sendiri) alasan kuat yang memungkinkan kita dapat mengucap syukur di tengah penderitaan, yaitu:
1.
Tuhan menyertai kita - Matius 28:20b.
Manusia bisa ada bersama kita
bila kita berada dalam kondisi yang baik. Masih bisa diharapkan oleh sesama.
Tetapi, ketika kita mengalami penderitaan, sesama kita mundur dari kita. Beda
dengan Tuhan Yesus Kristus. Penulis Injil Matius, menulis demikian:
"...Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman". Penyertaan Yesus yang sempurna bagi kita merupakan alasan kuat
bagi kita untuk mengucap syukur. Mengapa? Karena ternyata Tuhan Yesus Kristus
tidak meninggalkan kita. Ia tidak membiarkan kita bergumul sendiri di dalam
penderitaan kita. Ia aktif atau proaktif di dalam hidup kita. Penderitaan
apapun tidak dapat menghalangi Yesus ada di tengah-tengah penderitaan kita. Ia
mahakuasa dan penyertaan-Nya bagi kita merupakan syukur terbesar yang bisa kita
naikkan kepada-Nya.
2.
Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita - Roma 8:28.
“Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.
Rasul Paulus memberi motivasi
dan berita penghiburan bagi kita bahwa Allah akan mendatangkan kebaikan dari
semua kesesakan, pencobaan, penganiayaan, dan penderitaan kita. Janji ini bukan
untuk semua manusia. Janji ini terbatas hanya bagi kita yang mengasihi Allah
dan telah menyerahkan diri kepada-Nya secara total melalui iman kepada Tuhan
Yesus Kristus. Karena Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi
kita, maka inilah alasannya kita mengucap syukur di tengah-tengah penderitaan
kita.
3.
Tuhan setia memberi jalan keluar bagi kita - 1 Korintus 10:13.
“Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.
Kesetiaan Allah terungkap dalam
dua cara, yaitu: pertama, Dia tidak akan mengizinkan kita dicobai melampaui
kekuatan kita; kedua, bersama dengan setiap pencobaan Dia akan menyediakan
suatu jalan bagi kita agar dapat bertahan dalam pencobaan dan mengalahkan dosa
serta keluar sebagai pemenang. Inilah yang menjadi dasar yang teguh bagi kita
untuk menaikan syukur kepada-Nya di tengah penderitaan hidup yang kita alami.
Amin