Translate

Cara Membangun Keluarga Yang Kuat Part 1

Cara Membangun Keluarga Yang Kuat ~ Allah adalah segala-galanya bagi keluarga. Keluarga adalah segala-galanya bagi Allah. Keluarga adalah segala-galanya bagi kita. Tetapi faktanya, keluarga hari-hari ini menjadi rapuh, mudah hancur dan tercerai-berai. Mengapa demikian? Karena masing-masing yang berperan dalam keluarga itu mementingkan diri sendiri dan mengembangkan rasa tidak bertanggung jawab.

Mementingkan diri yang dimaksud: “Bagaimana pasangan saya memuaskan saya?” “Bagaimana pasangan saya melakukan segala sesuatu dengan cara saya?” “Bagaimana pasangan saya sesuai dengan standar saya?” dll. Suami-isteri tinggal serumah tetapi tidak lagi sungguh-sungguh sebagai keluarga dan dalam ikatan pernikahan karena masing-masing menyimpan kepahitan dan kekecewaan terhadap pasangannya. Dampaknya ialah suami, isteri, dan anak-anak menderita.

Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa yang harus dilakukan guna menjadikan keluarga kita kuat?” Ada beberapa hal yang patut kita perhatikan dan lakukan supaya keluarga kita menjadi keluarga yang kuat, yaitu:


1. Terapkan aturan Allah dalam keluarga.
Allah adalah segala-galanya bagi keluarga. Oleh sebab itu, keluarga akan gagal jika pasangan suami-isteri hidup bersama dengan menggunakan aturannya sendiri dan bukan aturan Allah. Ini dampaknya bila suami-istri hidup bersama dengan menggunakan aturan sendiri:  1) Keluarga berantakan – Kej. 27:1-46; 2) Kesetiaan anak-anak akan terpecah-pecah – 1 Raj. 1:6; 3) Anak-anak menyimpan kepahitan seumur hidupnya – 2 Sam. 18.

Keluarga yang kuat harus memiliki prinsip, yaitu: 1) Semua harus sudah lahir baru – Yoh. 3:3, 7; 2) Dibaptiskan, bersaksi bahwa hidup lama Anda sudah mati bersama Kristus dan dibangkitkan kembali dalam hidup yang baru untuk melakukan kehendak Allah – Rm. 6:3-5; 3) Serahkanlah diri Anda masing-masing untuk berlaku yang benar – Rm. 12:1-2; 4) Baca Alkitab dan berdoalah tiap hari dengan pasangan dan keluarga – Ul. 6:6-7; 5) Aktiflah dan hadirlah bersama-sama dalam setiap kebaktian dalam jemaat Tuhan yang alkitabiah – Ibr. 10:25; 6) Carilah kesempatan untuk melayani Tuhan bersama-sama – Rm. 12:11.

2. Terapkan komitmen permanen dan janji suci.
Suami-istri harus kembali kepada komitmen permanen dan janji suci untuk tetap bersatu selamanya. Ingat “Dalam keadaan suka ataupun duka, kaya atau miskin, sehat atau sakit … sampai kematian memisahkan kita” – Matius 19:6. Peganglah janji ini benar-benar bersama pasangan kita. Jika komitmen permanen dan suci itu dikhianati, maka keluarga akan hancur. Jadi, sangat penting untuk mengingat ikrar suci yang kita lakukan di hadapan Tuhan dan Jemaat-Nya.

3. Terapkan struktur keluarga berdasarkan firman Tuhan.

Struktur dalam keluarga sudah ditetapkan oleh Allah. Suami-istri harus memperhatikan struktur tersebut, karena bila suami-istri menyimpang dari penetapan itu, maka keluarga menjadi tidak kuat. Dalam Efesus 5:18-33, ditegaskan demikian: 1) Isteri tunduk pada suami, seperti kepada Tuhan (ingat bahwa ini bukan hanya jika suami melakukan tanggung jawabnya); 2) Isteri hendaknya tidak menggurui suaminya. 

Dia dapat memenangkan suaminya dengan perilakunya – 1 Ptr. 3:1; 3) Suami kepala keluarga—bukan dalam hal superior-inferior tetapi dalam hal otoritas dan tanggung jawab; 2) Mengasihi isteri, bahkan hingga rela mengorbankan nyawanya – Rm. 5:8; 3) dipenuhi dengan Roh Kudus – Ef. 5:18. Bagaimana jika kita belum memberikan 100% ini? Pertama, akui dosa dan kegagalan di hadapan Tuhan secara rinci – 1 Yoh. 1:9-10; Kedua, minta pengampunan pada pasangan karena gagal menjadi pasangan yang dikehendaki Allah. Ketiga, belajarlah untuk taat.