Translate

Bijak Mengelola Keuangan Pribadi

Bijak mengelola keuangan pribadi ~ Shalom para pembaca setia blog ini. Apa kabarnya? Doa dan harapan saya semua pengunjung dan pembaca setia blog ini dalam keadaan sehat, kuat, diberkati oleh Tuhan dan terus setia menjadi saluran berkat-Nya bagi banyak orang. Visi saya ialah: “Semua orang diseluruh dunia mendengar Kabar Baik dan hidup dalam segala kelimpahan”. 

Guna merealisasikan visi tersebut salah satunya saya menulis membuat dan menulis Kabar Baik di blog ini. Tentu visi besar yang Tuhan taruh di hati saya tidak dapat saya lakukan sendiri. Itu sebabnya, saya mengajak para pengunjung dan pembaca setia blog ini untuk bergabung bersama saya mewujudkan visi tersebut. Caranya ialah dengan menyebarluaskan Kabar Baik dalam tulisan ini kepada keluarga, teman, kenalan, sahabat di medsos dan lain sebagainya. Dengan demikian, semakin banyak orang yang mendengar Kabar Baik dan mereka hidup dalam segala kelimpahan.

Tema yang saya tulis pada kesempatan ini ialah: “Bijak Mengelola Uang”. Semua pembaca tentu memiliki uang, namun berapa lama uang itu bertahan di tangan Anda. Lalu berapa banyak dari antara kita yang memiliki kartu kredit. Jadi, kita berhadapan dengan utang. Kalau kita gagal mengelola keuangan, maka itu akan membawa kita ke dalam masalah keuangan. Tema tersebut didasarkan pada firman Tuhan yang ditulis oleh penulis Amsal, yaitu: “Orang bijaksana tetap makmur dan kaya; tetapi orang bodoh memboroskan hartanya” – Amsal 21:20 – dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari.


Berdasarkan pengalaman pelayanan selama 40 tahun, Rick Warren menegaskan bahwa salah satu masalah utama yang ditemui ialah soal keuangan. Di seluruh dunia banyak orang menghadapi masalah hutang termasuk di dalamnya orang Kristen. Tragisnya banyak rumah tangga berantakan dan hancur disebabkan oleh ketidakmampuan menyelesaikan hutang.

Fakta yang dipaparkan di atas menunjukkan bahwa masalah utamanya ialah banyak orang tidak bijak dalam mengelola keuangannya. Hal itu tentu tidak membuat kita terkejut karena orang bodohlah yang menghamburkan uangnya. Ketika kita tidak bijak mengelola uang kita, maka kita dikategorikan ke dalam kelompok orang bodoh yang memboroskan hartanya. Jadi, kelemahan banyak orang terkait dengan uang terletak pada caranya mengatur penggunaan uang dalam hidupnya.

Budaya hedonis dan konsumerisme begitu kuat mempengaruhi hidup kita. Akibatnya kita terdorong untuk masuk ke dalam lingkaran setan itu, sehingga kita bukan lagi melihat kebutuhan tetapi melayani keinginan daging kita. Cara demikian disebut oleh Tuhan sebagai tindakan sembrono dan penuh kebodohan.

Kita tidak akan terlilit hutang bila kita bijaksana mengatur dan mengelola keuangan kita. Hutang bisa mendatangkan keuntungan bagi kita bila kita menggunakan uang pinjaman untuk mengembangkan usaha. Inilah hutang produktif. Oleh karena itu, kita harus memiliki komitmen yang kuat dan rencana yang mantap serta penuh tanggung jawab supaya dengan demikian kita akan mencapai kehidupan keuangan yang sehat sebagaimana yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.

Berikut ini, saya menyajikan beberapa prinsip mendasar yang dapat kita terapkan berdasarkan prinsip keuangan yang dikemukakan oleh Rick Warren dalam mengelola uang dengan bijak. Hal-hal tersebut, yaitu:

1. Taat kepada perintah Tuhan terkait dengan persembahan persepuluhan.
Tuhan sudah menetapkan bahwa kita harus mempersembahkan atau membawa persembahan persepuluhan dari seluruh penghasilan kita. Jika kita taat mengembalikan 10% kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberkati apapun yang kita persembahkan kepadaNya sebagai yang utama.

2. Taatlah untuk menabung.
Simpan 10% dari penghasilan kita setiap bulan untuk kepentingan kebutuhan kita sendiri. Miliki komitmen untuk menyimpan sejumlah uang (dalam hal ini minimal 10% dari pendapatan bulanan Anda) sebagai tabungan atau dana tak terduga.

3. Gunakanlah 80% bagi kebutuhan kita.
Perhatikan bahwa hanya orang bodoh yang menghabiskan semua pendapatan yang diperolehnya. Jadi dalam hal ini, kita harus mulai berkomitmen untuk ‘mencukupkan’ semua kebutuhan kita dengan apa yang kita miliki. Jangan lebih besar pasak dari pada tiang, artinya jangan sampai pengeluaran kita melebihi dari 80% itu.


Penulis surat Ibrani menulis: “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” – Ibrani 13:5. Jadi, marilah mulai sekarang kita berkomitmen untuk mengelola keuangan kita dengan lebih bijak dan betanggung jawab. Ke-3 prinsip sederhana di atas, dapat membantu kita mengelola keuangan dengan lebih bijak sehingga dapat membantu mewujudkan mimpi kita untuk memiliki keuangan yang stabil dan sehat. Amin