Karunia Roh Kudus Dan Pertumbuhan Gereja Part 3
Karunia Roh Kudus dan
pertumbuhan gereja ~ Roh Kudus dan pertumbuhan gereja bagaikan dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan. Peranan Roh Kudus dalam pertumbuhan gereja sangat signifikan.
Salah satu demonstrasi Roh Kudus dalam pertumbuhan gereja ialah ketika rasul
Petrus berkhotbah terjadi pertumbuhan gereja yang dinamis, yaitu 3000 orang
menjadi percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.
Pada penjelasan saya dalam tulisan seri pertama dan
kedua sudah saya jelaskan. Pada seri ketiga kali ini masih saya melanjutkan
pembahasan tentang karunia Roh Kudus dan pertumbuhan gereja. Tema tentang
karunia Roh Kudus dan pertumbuhan gereja ditulis karena berkaitan dengan
masa-masa di mana kita mengingat akan peristiwa pencurahan Roh Kudus pasca
kenaikan Kristus ke sorga.
6. Karunia untuk bernubuat
6. Karunia untuk bernubuat
Yunani : προφητεια - 'PROPHÊTEIA', "nubuat", dari
kata προφητευω - 'PROPHÔTEUÔ',, "bernubuat". Kata προφητευω
- 'PROPHÔTEUÔ', sendiri berasal dari kata προφητης - 'PROPHÊTÊS', "nabi".
Kita harus membedakan di antara nubuat sebagai suatu penyataan sementara dari Roh (1 Korintus 12:10) dan nubuat sebagai suatu karunia pelayanan jemaat (Efesus 4:11). Sebagai suatu karunia pelayanan, nubuat hanya diberikan kepada beberapa orang percaya, yang kemudian harus berfungsi sebagai nabi di dalam jemaat. Sebagai penyataan rohani, nubuat itu sebenarnya tersedia bagi setiap orang Kristen yang dipenuhi Roh (Kisah Para Rasul 2:17-18).
Nubuat merupakan suatu karunia istimewa yang memungkinkan orang percaya untuk meneruskan perkataan atau penyingkapan secara langsung dari Allah di bawah dorongan Roh Kudus (1 Korintus 14:24-25, 29-31). Ini bukanlah penyampaian sebuah khotbah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Nubuat dijalankan di bawah kehendak Allah dan bukan kehendak manusia. Perjanjian Baru tidak pernah menunjukkan bahwa jemaat secara aktif mencari penyataan atau petunjuk dari mereka yang mengaku sebagai nabi. Nubuat diberikan kepada jemaat hanya pada waktu Allah memprakarsai beritanya (1 Korintus 12:11; 2 Petrus 1:21).
7. Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
Yunani : διακρισεις πνευματων - 'DIAKRISEIS
PNEUMATÔN', "pembedaan roh-roh". Kata διακρισις - 'DIAKRISIS' berasal dariδιακρινω - 'DIAKRINÔ', "membedakan",
"memutuskan", "menghakimi". διακρισις - 'DIAKRISIS' adalah tindakan atau kuasa
melihat perbedaan dengan jelas, bukan διακνοσις - 'DIAGNOSIS',menganalisa
berdasarkan pemikiran atau pengertian diri sendiri.
Karunia ini merupakan kemampuan khusus yang diberikan oleh Roh untuk membedakan dan menilai nubuat-nubuat secara tepat dan membedakan apakah ucapan itu berasal dari Roh Kudus atau bukan (1 Yohanes 4:1; 1 Korintus 14:29). Menjelang akhir zaman ini ketika guru palsu (Matius 24:5) dan pemutarbalikan Kekristenan yang alkitabiah akan berkembang secara pesat (1 Timotius 4:1), maka karunia ini akan menjadi sangat penting bagi jemaat.
Karunia ini merupakan kemampuan khusus yang diberikan oleh Roh untuk membedakan dan menilai nubuat-nubuat secara tepat dan membedakan apakah ucapan itu berasal dari Roh Kudus atau bukan (1 Yohanes 4:1; 1 Korintus 14:29). Menjelang akhir zaman ini ketika guru palsu (Matius 24:5) dan pemutarbalikan Kekristenan yang alkitabiah akan berkembang secara pesat (1 Timotius 4:1), maka karunia ini akan menjadi sangat penting bagi jemaat.
8. Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh.
Yunani γενος γλωσσα - 'GENOS GLÔSSA' - γενος - 'GENOS' = jenis; - γλωσσα - 'GLÔSSA' = lidah, sering digunakan istilah "γλωσσολαλια
- GLÔSSOLALIA" dari kata γλωσσα - 'GLÔSSA' dan λαλεω - 'LALEÔ', "berbicara".
Berhubungan dengan "bahasa roh" atau "karunia lidah" sebagai suatu penyataan adikodrati dari Roh Kudus. Bahasa roh itu boleh jadi suatu bahasa yang ada di bumi (Kisah Para Rasul 2:4-6) atau suatu bahasa yang tidak dikenal di bumi (1 Korintus 13:1; 14:1-40). Bahasa semacam itu tidak pernah dipelajari dan sering kali tidak dapat dipahami baik oleh pembicara (1 Korintus 14:14) maupun oleh para pendengar (1 Korintus 14:16).
Agar dapat menilai apakah bahasa roh itu sejati, yaitu sungguh-sungguh dari Roh Kudus, harus ditemukan apa yang diajarkan Alkitab. Apabila seseorang yang mengatakan bahwa ia berbicara dalam bahasa roh tetapi tidak mengabdikan diri kepada Yesus Kristus dan kekuasaan Alkitab, dan tidak berusaha menaati firman Allah, maka penyataan orang itu tidaklah dari Roh Kudus.
Berhubungan dengan "bahasa roh" atau "karunia lidah" sebagai suatu penyataan adikodrati dari Roh Kudus. Bahasa roh itu boleh jadi suatu bahasa yang ada di bumi (Kisah Para Rasul 2:4-6) atau suatu bahasa yang tidak dikenal di bumi (1 Korintus 13:1; 14:1-40). Bahasa semacam itu tidak pernah dipelajari dan sering kali tidak dapat dipahami baik oleh pembicara (1 Korintus 14:14) maupun oleh para pendengar (1 Korintus 14:16).
Agar dapat menilai apakah bahasa roh itu sejati, yaitu sungguh-sungguh dari Roh Kudus, harus ditemukan apa yang diajarkan Alkitab. Apabila seseorang yang mengatakan bahwa ia berbicara dalam bahasa roh tetapi tidak mengabdikan diri kepada Yesus Kristus dan kekuasaan Alkitab, dan tidak berusaha menaati firman Allah, maka penyataan orang itu tidaklah dari Roh Kudus.
9. Karunia untuk
menafsirkan bahasa roh.
Yunani ερμηνεια - 'HERMENEIA', dari 'HERMENEUO',
"menjelaskan dengan kata-kata", "menerjemahkan apa yang
dikatakan atau yang ditulis dalam bahasa asing ke dalam bahasa sendiri yang
dimengerti". Kata ερμηνευω - 'HERMENEUÔ' sendiri berasal dari kata ερμης - 'HERMÊS', "dewa bahasa" bangsa
Yunani.
Karunia ini merupakan kemampuan yang diberikan oleh Roh untuk mengerti dan menyampaikan makna suatu ucapan yang diucapkan dalam bahasa roh. Ketika bahasa roh ini ditafsirkan bagi jemaat, maka fungsinya adalah sebagai petunjuk untuk penyembahan dan doa ataupun sebagai nubuat. Perhimpunan orang percaya kemudian dapat ikut serta dalam penyataan yang diilhamkan oleh Roh ini. Demikianlah, bahasa roh yang ditafsirkan dapat menjadi suatu sarana membangun jemaat sementara segenap perhimpunan itu menanggapi ucapan tersebut (1 Korintus 14:6,13). Karunia ini bisa diberikan kepada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh atau kepada seorang lain. Mereka yang berkata-kata dengan bahasa roh harus berdoa juga untuk memperoleh karunia menafsirkan bahasa roh (1 Korintus 14:13).
Karunia ini merupakan kemampuan yang diberikan oleh Roh untuk mengerti dan menyampaikan makna suatu ucapan yang diucapkan dalam bahasa roh. Ketika bahasa roh ini ditafsirkan bagi jemaat, maka fungsinya adalah sebagai petunjuk untuk penyembahan dan doa ataupun sebagai nubuat. Perhimpunan orang percaya kemudian dapat ikut serta dalam penyataan yang diilhamkan oleh Roh ini. Demikianlah, bahasa roh yang ditafsirkan dapat menjadi suatu sarana membangun jemaat sementara segenap perhimpunan itu menanggapi ucapan tersebut (1 Korintus 14:6,13). Karunia ini bisa diberikan kepada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh atau kepada seorang lain. Mereka yang berkata-kata dengan bahasa roh harus berdoa juga untuk memperoleh karunia menafsirkan bahasa roh (1 Korintus 14:13).