Translate

Prinsip Memberi Dalam Perspektif Kristen

Prinsip memberi dalam perspektif Kristen ~ Dokter Lukas melalui pimpinan Roh Kudus menulis kepada Teofilus terkait dengan prinsip memberi demikian: “…, Lebih berbahagia memberi daripada menerima” – Kisah Para Rasul 20:35b. Ini merupakan prinsip memberi yang sangat kontradiksi dengan pemahaman dunia. Pada umumnya, orang berbahagia ketika menerima sesuatu pemberian dari orang lain. Sementara memberi bisa berbahagia itu adalah hal yang asing bagi dunia.

 Lebih lanjut dokter Lukas menulis: “Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” – Kisah Para Rasul 20:33-35.

Tuhan adalah sumber segala berkat bagi kehidupan kita. Tuhan menginginkan supaya kita mengelola berkat-berkat-Nya berdasarkan nilai dan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Tuhan di dalam firman-Nya yang tertulis yaitu Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Kita diberi tanggung jawab oleh Tuhan untuk mengelola berkat-berkat-Nya dengan arif dan bijaksana.


Pertanyaan penting yang patut diajukan ialah: “Apa prinsip memberi dalam perspektif Kristen?” Berasarkan ajaran Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, maka ada beberapa prinsip memberi dalam perspektif Kristen, yaitu:

1. Dibutuhkan pengorbanan ketika akan memberi.
Umumnya, ketika seseorang memutuskan jumlah uang yang akan mereka sumbangkan ke acara amal atau ke gereja, mereka akan mempertimbangkan jumlah penghasilan mereka dan membandingkannya dengan jumlah pengeluaran. Setelah itu barulah mereka dapat memutuskan untuk menentukan jumlah yang mereka anggap sesuai atau aman yang dapat mereka berikan.

Sebaliknya, memberi dengan penuh pengorbanan bagi umat percaya dapat berarti bahwa mereka mengikuti tuntunan Roh Kudus untuk memberikan sumber dana di luar kemampuan mereka. Awalnya, beberapa umat Kristen akan merasa kuatir dalam melatih iman mereka dalam hal ini. Tetapi, syukur kepada Allah karena Ia telah berjanji bahwa Ia akan memenuhi seluruh kebutuhan kita dan Ia adalah Allah yang setia dan layak kita percaya.

Rasul Paulus melalui pimpinan Roh Kudus menulis terkait dengan memberi menulis demikian: “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” – Filipi 4:19.

2. Dibutuhkan kasih ketika akan memberi.
Umat percaya yang murah hati tidak memegang erat harta mereka dan memiliki keinginan untuk menggunakan bagian kekayaan yang Tuhan karuniakan dan percayakan kepada mereka untuk memberkati orang lain.

Para misionaris, penerima amal maupun hamba-hamba Tuhan dan pendeta tidak perlu meminta bagian kepada mereka karena dengan rela hati mereka akan berbagi dengan pelayan-pelayan Tuhan tersebut karena mereka tahu siapa Allah mereka. Penulis kitab Mazmur, menulis demikian: “Mazmur Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya” – Mazmur 24:1.

Rencana Keangan Allah bagi kita berbeda dengan apa yang kita lihat dan alami di dunia ini, tetapi kita sendiri menyaksikan dan mengalami sendiri betapa prinsip dari rencana Allah tersebut terbukti sangat efektif berlaku dalam hidup setiap anak-anak-Nya yang menurut pada kehendak dan tuntunan-Nya. Sejarah dalam Alkitab dan gereja telah menunjukkan bahwa selama ribuan tahun para pengikut Kristus telah memilih untuk memberi dengan kasih dan dengan penuh pengorbanan. Dan sebagai timbal baliknya, Allah memberikan kepada mereka pertumbuhan iman dan memenuhi seluruh kebutuhan materi yang mereka perlukan.