Tuhan Sangat Peduli Kepada Kita
Dalam Injil Yohanes 20:11, dituliskan bahwa Maria menangis sambil berdiri di dekat kubur Yesus. Kedatangan Maria Magdalena mengunjungi kubur Yesus di pagi hari menunjukkan kasihnya kepada Yesus yang senantiasa mengajar dan menerima banyak orang berdosa termasuk dirinya. Kesedihan Maria tentu bertambah ketika ia harus menerima kenyataan bahwa Yesus mati di kayu salib. Di tengah kesedihan yang mendalam, Maria harus menerima kenyataan bahwa tubuh Yesus sudah tidak ada di kubur. Maria menyangka bahwa tubuh Yesus telah diambil oleh orang yang tak bertanggung jawab - Yohanes 20:13.
Kesedihan adalah ekspresi wajar manusia. Dalam bacaan ini, kematian Yesus menjadi alasan kesedihan Maria Magdalena. Bagi Maria Magdalena Yesus adalah orang yang sudah berjasa mengangkatnya dari kehinaan dan belenggu roh jahat. Ditinggalkan oleh orang-orang terdekat seperti keluarga, atau guru tentu merupakan pengalaman yang pahit. Kesedihan membuat seseorang tidak bersemangat beraktivitas, sebagaimana diperlihatkan oleh Maria Magdalena, kesedihannya membuatnya tak lagi mempedulikan orang yang ada di sekitarnya.
Disaat-saat sedih, seseorang sesungguhnya membutuhkan sahabat untuk menghibur atau menguatkannya. Yesus hadir untuk mengobati kesedihan Maria. Yesus menampakkan diri-Nya semata-mata bukan hanya agar kuasa Allah dinyatakan, tetapi juga memberi kekuatan kepada pengikut-pengikut-Nya bahwa mereka tidak perlu larut dalam kesedihan karena Yesus itu telah bangkit. Yesus menampakkan diri kepada Maria karena Yesus peduli pada kesedihan Maria dan berharap agar Maria dikuatkan kembali melalui kehadiran-Nya.
Sebagai anak-anak Allah yang telah mengimani dan mengamini kebangkitan Yesus, kita diharapkan untuk menjadi penghibur bagi yang luka dan sedih hatinya. Menjadi penyembuh dan penghibur yang sedih berarti hadir kapan pun, di manapun untuk sesama yang membutuhkan. Meskipun kita berperan sebagai penyembuh bagi sahabat-sahabat kita, ada kalanya kita pun pernah menjadi Maria Magdalena yang larut dalam kesedihan. Ketika kita di posisi Maria, kita perlu menyadari bahwa Allah tidak akan membiarkan kita, Ia akan menyembuhkan dan menghibur kita dengan cara-Nya sendiri. Penghiburan yang Allah berikan pada akhirnya akan membawa kita pada sukacita dan pengucapan syukur. Amin.