Syarat Mengalami Kuasa Tuhan 2
Syarat mengalami kuasa Tuhan - Beragam pergumulan, tantangan, ujian, penderitaan dan masalah kehidupan yang bergelombang menerpa kita menyebabkan banyak tanggapan terhadap hal-hal tersebut dalam hidup kita. Ada yang menyerah, pasrah, putus asa dan mengambil jalan ekstrim yaitu bunuh diri. Namun, ada juga yang berjuang, berusaha dan mengerahkan segenap kemampuan untuk tetap bertahan dan merebut kemenangan. Dalam semua usaha mengatasi pergumulan hidup ini, Tuhan dan kuasa-Nya sangat kita harapkan. Saya sudah menjelaskan pada bagian pertama bahwa untuk mengalami kuasa Tuhan dalam hiduo kita, maka persyaratan pertama ialah harus ada penderitaan. Bagian pertama itu, Anda dapat membacanya DI SISI.
Pada kesempatan ini, saya akan membahas persyaratan kedua untuk bisa mengalami kuasa Tuhan dalam hidup kita, maka hal yang sangat penting bukan saja harus ada penderitaan dalam hidup kita, walaupun penderitaan itu tidak kita sukai. Tetapi tidak cukup hanya dengan adanya penderitaan, tetapi harus diikuti oleh hal yang kedua, yaitu:
2. Harus ada usaha di dalam dan bersama Yesus.
Markus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan usaha di dalam dan bersama Tuhan Yesus, menulis: "Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh" - Markus 5:26-28.
Berdasarkan paparan firman Tuhan di atas, maka ada dua hal penting yang harus kita perhatikan terkait dengan usaha kita dalam mengatasi pergumulan, penderitaan dan masalah dalam hidup kita. Perempuan yang sudah dua belas tahun mengalami pendarahaan, kita menemukan dalam catatan Injil Markus bahwa:
Pertama, ia berusaha tanpa Yesus. Hal ini ditegaskan oleh penulis Injil Markus bahwa perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun tidak menyerah, tidak putus asa, tidak kecewa dan juga tidak tawar hati. Ia berusaha sedemikian rupa untuk sembuh dari penyakitnya. Ia berulang-ulang diobati oleh beragam tabib terbaik yang ada pada masanya. Ia berganti-ganti tabib dengan sebuah harapan bahwa ia mengalami kesembuhan. Ia menggunakan dan memakai semua potensi yang ada padanya seperti uang, harta miliknya dan lain sebagainya demi meraih sebuah kesembuhan dalam hidupnya. Ia berusaha semaksimal mungkin, ia berjuang seoptimal mungkin menggunakan semua harta kekayaan miliknya. Tetapi pelajaran penting yang bisa ambil ialah bahwa semua usaha dari perempuan itu tidak mendatangkan hasil bahkan ditegaskan oleh Markus bahwa kondisi kesehatannya bukan lebih baik malah sebaliknya, kondisi kesehatannya semakin memburuk. Ini menegaskan bahwa semua usaha manusia tanpa melibatkan Tuhan Yesus pastilah sia-sia. Hal ini sudah dikatakan oleh Tuhan Yesus bahwa di luar Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa - Yohanes 15:5. Artinya, apapun yang diusahakan dalam hidup kita, tanpa berusaha untuk melibatkan Yesus, maka semua usaha kita tidak akan mendatangkan hasil apa-apa.
Kedua, ia berusaha di dalam dan bersama. Hal ini ditegaskan oleh penulis Injil Markus bahwa perempuan ini memperlihatkan suatu perubahan sikap. Pada awalnya ia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus dan semua karya mujizat yang dilakukan-Nya. Perempuan ini sudah mendengar bagaimana orang-orang lain sudah mengalami kuasa Yesus. Yang buta bisa melihat, yang lumpuh bisa berjalan, yang bisu bisa bicara, yang tuli bisa mendengar, yang dirasuk setan dilepaskan, yang mengalami berbagai penderitaan disembuhkan dan bahkan yang mati dibangkitkan oleh Yesus. Namun, semua informasi yang diperoleh dan berita yang didengar perempuan itu tentang Yesus dan kuasa-Nya dibaikan begitu saja oleh perempuan. Ia masih berpikir dengan caranya sendiri. Ia masih berusaha dengan kekuatannya sendiri.
Pada akhirnya sadar bahwa usahanya tanpa melibatkan Yesus semua sia-sia dan tidak menguntungkan bahkan hanya menambah berat masalahnya, ia datang kepada Yesus. Ia berusaha untuk mendekati Yesus dan berkata kepada batinnya bahwa asal dia menjamah jubah Yesus, ia pasti sembuh. Bicara tentang jubah, bagi orang Israel sangat penting. Mengapa? Karena dalam kitab Bilangan 15:37-41, setiap jubah bagi orang Israel harus ada benang ungu kebiru-biruan yang dijahit pada ujung jubah itu. Benang ungu kebiru-biruan itu sebagai pengingat akan Tuhan dan kuasa-Nya yang sudah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Itu sebabnya ketika perempuan itu melihat jubah Yesus yang ada benang ungu kebiru-biruan itu, harapannya muncul dan harapan itulah yang menjadi motivasi baginya untuk mendekati Yesus dan menjamah jubah-Nya, ia pasti sembuh.
Penulis Injil Markus mengabadikan respon itu dengan menulis: "Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya" - Markus 5:29. Perempuan ini merendahkan hatinya dan mau berusaha di dalam dan bersama Yesus. Akhirnya ia mendapatkan kesembuhan yang sudah dua belas tahun ia rindukan. Oleh karena itu, pelajarannya bagi kita ialah jangan tunggu keadaan semakin buruk baru kita sadar untuk datang kepada Yesus. Baru kita sadar untuk berusaha di dalam dan bersama Yesus. Ketika kita datang kepada Yesus dan memohon kuasa-Nya, maka kita pasti ditolong-Nya pada waktunya. Amin.
Pada kesempatan ini, saya akan membahas persyaratan kedua untuk bisa mengalami kuasa Tuhan dalam hidup kita, maka hal yang sangat penting bukan saja harus ada penderitaan dalam hidup kita, walaupun penderitaan itu tidak kita sukai. Tetapi tidak cukup hanya dengan adanya penderitaan, tetapi harus diikuti oleh hal yang kedua, yaitu:
2. Harus ada usaha di dalam dan bersama Yesus.
Markus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan usaha di dalam dan bersama Tuhan Yesus, menulis: "Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh" - Markus 5:26-28.
Berdasarkan paparan firman Tuhan di atas, maka ada dua hal penting yang harus kita perhatikan terkait dengan usaha kita dalam mengatasi pergumulan, penderitaan dan masalah dalam hidup kita. Perempuan yang sudah dua belas tahun mengalami pendarahaan, kita menemukan dalam catatan Injil Markus bahwa:
Pertama, ia berusaha tanpa Yesus. Hal ini ditegaskan oleh penulis Injil Markus bahwa perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun tidak menyerah, tidak putus asa, tidak kecewa dan juga tidak tawar hati. Ia berusaha sedemikian rupa untuk sembuh dari penyakitnya. Ia berulang-ulang diobati oleh beragam tabib terbaik yang ada pada masanya. Ia berganti-ganti tabib dengan sebuah harapan bahwa ia mengalami kesembuhan. Ia menggunakan dan memakai semua potensi yang ada padanya seperti uang, harta miliknya dan lain sebagainya demi meraih sebuah kesembuhan dalam hidupnya. Ia berusaha semaksimal mungkin, ia berjuang seoptimal mungkin menggunakan semua harta kekayaan miliknya. Tetapi pelajaran penting yang bisa ambil ialah bahwa semua usaha dari perempuan itu tidak mendatangkan hasil bahkan ditegaskan oleh Markus bahwa kondisi kesehatannya bukan lebih baik malah sebaliknya, kondisi kesehatannya semakin memburuk. Ini menegaskan bahwa semua usaha manusia tanpa melibatkan Tuhan Yesus pastilah sia-sia. Hal ini sudah dikatakan oleh Tuhan Yesus bahwa di luar Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa - Yohanes 15:5. Artinya, apapun yang diusahakan dalam hidup kita, tanpa berusaha untuk melibatkan Yesus, maka semua usaha kita tidak akan mendatangkan hasil apa-apa.
Kedua, ia berusaha di dalam dan bersama. Hal ini ditegaskan oleh penulis Injil Markus bahwa perempuan ini memperlihatkan suatu perubahan sikap. Pada awalnya ia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus dan semua karya mujizat yang dilakukan-Nya. Perempuan ini sudah mendengar bagaimana orang-orang lain sudah mengalami kuasa Yesus. Yang buta bisa melihat, yang lumpuh bisa berjalan, yang bisu bisa bicara, yang tuli bisa mendengar, yang dirasuk setan dilepaskan, yang mengalami berbagai penderitaan disembuhkan dan bahkan yang mati dibangkitkan oleh Yesus. Namun, semua informasi yang diperoleh dan berita yang didengar perempuan itu tentang Yesus dan kuasa-Nya dibaikan begitu saja oleh perempuan. Ia masih berpikir dengan caranya sendiri. Ia masih berusaha dengan kekuatannya sendiri.
Pada akhirnya sadar bahwa usahanya tanpa melibatkan Yesus semua sia-sia dan tidak menguntungkan bahkan hanya menambah berat masalahnya, ia datang kepada Yesus. Ia berusaha untuk mendekati Yesus dan berkata kepada batinnya bahwa asal dia menjamah jubah Yesus, ia pasti sembuh. Bicara tentang jubah, bagi orang Israel sangat penting. Mengapa? Karena dalam kitab Bilangan 15:37-41, setiap jubah bagi orang Israel harus ada benang ungu kebiru-biruan yang dijahit pada ujung jubah itu. Benang ungu kebiru-biruan itu sebagai pengingat akan Tuhan dan kuasa-Nya yang sudah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Itu sebabnya ketika perempuan itu melihat jubah Yesus yang ada benang ungu kebiru-biruan itu, harapannya muncul dan harapan itulah yang menjadi motivasi baginya untuk mendekati Yesus dan menjamah jubah-Nya, ia pasti sembuh.
Penulis Injil Markus mengabadikan respon itu dengan menulis: "Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya" - Markus 5:29. Perempuan ini merendahkan hatinya dan mau berusaha di dalam dan bersama Yesus. Akhirnya ia mendapatkan kesembuhan yang sudah dua belas tahun ia rindukan. Oleh karena itu, pelajarannya bagi kita ialah jangan tunggu keadaan semakin buruk baru kita sadar untuk datang kepada Yesus. Baru kita sadar untuk berusaha di dalam dan bersama Yesus. Ketika kita datang kepada Yesus dan memohon kuasa-Nya, maka kita pasti ditolong-Nya pada waktunya. Amin.