Menangkal Fenomena Hidup Diakhir Zaman
Menangkal
fenomena hidup diakhir zaman – Salah satu kata kunci rasul
Paulus ketika ia mengidentifikasi tanda-tanda akhir zaman adalah terjadinya kebengkokan
hati manusia. Dalam Filipi 2:15 merupakan satu-satunya kata di dalam Perjanjian
Baru yang menggunakan kata bengkok ini.
Kemungkinan besar, rasul Paulus menggunakan istilah yang dipakai di dalam Kitab Ulangan yang juga menjelaskan tentang angkatan (generasi) yang bengkok hati. Bagaimana tidak disebut bengkok? Semua yang dipandang baik, benar, lurus, suci, dll. justru yang muncul adalah kebalikannya. Tentu hal ini merupakan antitesis dari apa yang dikatakan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Filipi yang menyatakan, “semua yang baik, benar, yang adil, yang suci, yang patut dipuji, dst. pikirkan dan lakukanlah itu” – Filipi 4:8.
Kemungkinan besar, rasul Paulus menggunakan istilah yang dipakai di dalam Kitab Ulangan yang juga menjelaskan tentang angkatan (generasi) yang bengkok hati. Bagaimana tidak disebut bengkok? Semua yang dipandang baik, benar, lurus, suci, dll. justru yang muncul adalah kebalikannya. Tentu hal ini merupakan antitesis dari apa yang dikatakan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Filipi yang menyatakan, “semua yang baik, benar, yang adil, yang suci, yang patut dipuji, dst. pikirkan dan lakukanlah itu” – Filipi 4:8.
Fakta ‘bengkok’ zaman akhir semakin jelas dan terang. Dulu,
kalau orang berbuat salah, akan merasa bersalah, akan merasa malu, dan akan merasa
berdosa. Sekarang, orang yang berbuat salah malah bangga atas kesalahannya.
Orang berbuat dosa, justru ia bangga akan dosanya. Inilah yang dikatakan oleh rasul Paulus
dengan istilah ‘bengkok.’ Kata bengkok
dalam bahasa asli disebut “σκολιᾶς” yang dapat diartikan secara
figuratif adalah “crooked, unscrupulous, dishonest “ (bengkok, jahat, atau tidak jujur). Kondisi inilah yang sedang terjadi pada
angkatan zaman akhir ini.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Bagaimana menangkal fenomena hidup diakhir zaman?”. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam rangka menangkal fenomena hidup diakhir zaman, yaitu:
1. Mengerjakan keselamatan secara bersinambung.
Rasul Paulus menulis dalam pimpinan Roh Kudus terkait
dengan mengerjakan keselamatan, yaitu: “Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku
masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir” – Filipi 2:12.
Mengerjakan keselamatan bukan berarti mengupayakan agar bisa selamat melalui
perbuatan. Tetapi, mengerjakan keselamatan adalah respons kita terhadap
keselamatan yang dikerjakan secara tuntas oleh Tuhan Yesus Kristus kepada kita,
umat-Nya. Pertanggungjawaban dan respons terhadap karya Tuhan inilah yang
merupakan bagian yang mesti dikerjakan. Dalam konteks firman Tuhan ini, kita
dituntut untuk: pertama, hidup dalam ketaatan penuh secara terus-menerus;
kedua, hidup dalam takut dan gentar kepada Tuhan; ketiga, hidup dalam kesetiaan
(tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan).
2. Membuat perbedaan dalam perspektif
Allah.
Rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan
membuat perbedaan dalam perspektif Allah, menulis: “Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah
yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat
ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia”
– Filipi 2:15.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah menciptakan kita
dengan keunikan dan berbeda dari ciptaan lainnya. Allah menciptakan dan
mendesain hidup kita sesuai dengan gambar dan rupa diri-Nya. Keunikan dan
perbedaan inilah yang juga Tuhan ingatkan kepada kita melalui firman-Nya hari
ini. Membuat perbedaan tidak berarti membuat
keanehan dengan melawan kodrat, melawan hukum, dsb. Tetapi membuat perbedan
adalah dengan menyatakan ‘perang’ terhadap pengaruh dan godaan zaman (angkatan)
yang sedang bengkok saat ini dengan mendasarkannya pada firman Allah. Karena
itu, melalui firman Alah ini, Allah menghendaki agar kita membuat perbedaan
dalam hal: pertama, tidak beraib, tidak bernoda, dan tidak bercela; kedua, memancarkan
cahaya kemuliaan (ingat GMT yang baru saja kita saksikan -- yang memancarkan cahaya
seperti cincin berlian dengan segala keindahannya); ketiga, berpegang dan
bermegah pada firman kehidupan sampai akhirnya Tuhan menemukan kita setia
ketika kita berjumpa dengan Dia kelak dalam kemuliaan-Nya; keempat, Rela
berkorban untuk tujuan yang bernilai kekal.
Kita sedang berada di akhir zaman dan kita mesti
menangkal semua penghancur-penghancur hidup dan kehidupan umat Tuhan -- melalui
angkatan (Yun: geneas/pemuda).
Bagaimana menangkalnya? Pertama,
mengerjakan keselamatan secara bersinambung; Kedua, membuat perbedaan dalam perspektif Allah. Perbedaan inilah
yang mesti kita gumuli bersama Tuhan sehingga kita dapat mencapai kemenangan
abadi. Amin.
Jakarta, 13 Maret 2016
Pdt. Nasokhili Giawa, M.Th.
GKRI Diaspora Cawang