Sikap Hati Pengikut Kristus Sejati 1
Sikap hati pengikut Kristus sejati – Menyenangkan hati Allah telah menjadi prinsip
penting dari persembahan korban dalam kitab Imana secara khusus dan secara
keseluruhan di dalam Perjanjian Lama. Sedangkan dalam Perjanjian Baru prinsip
korban yang menyenangkan hati Allah tergenapi di dalam dan melalui Tuhan Yesus
Kristus yang mempersembahkan diri-Nya sebagai korban sempurna yang mendamaikan
Allah dengan manusia berdosa. Bila kita berkeinginan untuk menyenangkan hati
Allah, maka ada hal utama yang harus menjadi perhatian kita, yaitu: pertama,
Allah melihat hati kita; kedua, Allah mengedepankan relationship (hubungan)
bukan rutinitas dan ritual keagamaan.
Seorang
tokoh pemimpin rohani yang berpengaruh bernama: Bill Brigth, menegaskan bahwa: “Allah
mencari orang-orang yang bersedia dibentuk oleh Roh Kudus untuk menjadi seperti
Kristus.” Dan ia membuat daftar apa yang disebutnya sebagai “Sonship
character“ atau dapat juga disebut “Sonship Attitude” (sikap
hati pengikut Kristus sejati. Ada sepuluh Sonship Attitude yang dikemukakannya,
yaitu:
1. Tidak menjadi pahit hati walaupun diperlakukan
secara negative.
Secara
manusia, kita pada umumnya menghendaki supaya kita diperlakukan secara
manusiawi. Kita pasti sangat marah apabila kita diperlakukan dengan tidak baik
oleh sesama kita. Kita pasti akan bereaksi secara spontan bila kita
diperlakukan dengan kasar, dibenci, dicaci maki dan dikhianati. Itulah sifat
kedagingan kita yang selalu muncul ketika kita dihadapkan kepada hal-hal yang negative.
Kita mengalami perlakukan yang demikian karena kesalahan kita, ya terimalah
sebagai tanggung jawab.
Tetapi bila kita sungguh-sungguh mengaku bahwa kita adalah pengikut Kristus sejati, maka tentu akan berbeda sikap dan tanggapan kita ketika karena Kristus kita diperlakukan kasar, tidak adil, tidak manusiawi, dicaci maki dan dikhianati. Mengapa sikap kita harus berbeda? Karena Kristus sendiri telah mengalami perlakuan yang demikian dan Dia telah meninggalkan teladan itu supaya kita mengikuti jejak-Nya. Penulis Injil Matius menulis: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu” – Matius 5:11-12. Dan rasul Petrus terkait dengan kita mengikuti teladan Kristus menulis: “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil” – 1 Petrus 2:23.
2. Tidak mengeluh walaupun dalam kesulitan.
Kemiskinan
bukalah dosa. Bukan sesuatu yang luar biasa. Juga bukan bukti kekurangan iman
atau ukuran iman sesorang . Kitab Ibr 11 menullis orang-orang miskin sebagai
tokoh iman (11: 35b – 40). Ada banyak sebab kemiskinan. Dan yang dicela oleh
Alkitab adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kemalasan. Jika anda telah
berusaha dan hidup anda belum beruntung, bersyukurlah, tetap berusaha dan percaya
akan anugrah, Pemeliharaan-Nya dan kesanggupan-Nya untuk memenuhi
kebutuhanmu. “Sukses bukan soal
kekayaan, bukan soal kuasa, bukan soal kesehatan, bukan soal tercapainya sebuah
cita-cita, bukan soal nomor satu, bukan soal bebas dari permasalahan. Bukan
soal sesuatu yang bersifat materi melainkan sesuatu yang bernilai kekal.” “Lebih
baik pergi ke surga dengan pakaian using. Daripada ke neraka dengan
pakaian dari sulaman.” (Thomas Fuller).
3. Tidak menjadi
tamak walaupun kaya.
Allah senang umat-Nya diberkati, Allah berjanji
membuka pintu-pintu langit
dan mencurahkan berkat. Masalahnya ada banyak orang Kristen yang betul2 rohani
kalau mereka miskin (banyak berdoa). Sebaliknya kalau ia jadi kaya lupa berdoa,
tidak punya waktu ibadah. Pepatah Perancis berkata : ”Penderitaan menciptakan
manusia. Kekayaan menciptakan monster”. Syukurlah banyak orang yang seperti
Abraham diberkati dan menjadi saluran berkat. Mereka kekuatan besar bagi
kerajaan Allah dan pelayanan dalam gereja lokal.