Basis Untuk Berdiri Teguh Dan Tidak Goyah
Basis untuk berdiri teguh dan tidak goyah - Rasul Paulus menulis dalam pimpinan Roh Kudus kepada orang Kristen yang ada di kota Korintus: "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia" - 1 Korintus 15:58.
Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka kita menemukan bahwa rasul Paulus memberi motivasi kepada orang-orang Kristen di kota Korintus dan bagi kita pada masa kini, yaitu supaya kita berdiri teguh dan jangan goyah. Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: "Apa alasan kuat yang mendasari supaya kita bisa berdiri teguh dan tidak goyah? Ada beberapa alasan kuat berdasarkan tuluisan rasul Paulus di atas, yaitu:
1. Kemenangan oleh Yesus Kristus.
Alasan konkrit Paulus tentang mengapa kita harus berdiri teguh ialah kemenangan Kristus atas dosa manusia melalui kedatangan-Nya (inkarnasi) untuk menderita penyaliban, hingga kematian-Nya di atas kayu salib. Ini artinya, sentral dari berdiri teguh adalah berdasarkan kemenangan Kristus yang diraih-Nya melalui jalan salib (penderitaan), sebagai jalan yang harus Ia tempuh/lalui hingga pada kematian-Nya secara fisik (manusia tanpa dosa - Adam yang akhir - 1 Korintus 15:45, 47. Seseorang bisa berdiri teguh oleh karena hidupnya berpusat kepada Kristus (Kristosentris), bukan berdasarkan ambisius, segala trik-intrik, yang direkayasa manusia belaka, yang berpusat pada diri manusia (Antrophosentris).
2. Berdasarkan anugerah Kristus.
Mengapa Paulus katakan umat Tuhan harus berdiri teguh? Oleh karena ia menerima (pasif) anugerah (Yun. charis, arti hurufiahnya: grace). Anugerah itu berasal dari Kristus, diberikan secara cuma-cuma kepada orang yang sedang dalam posisi tidak layak (berdosa0. Sebab, Kristus menggantikan posisinya di dalam kaitannya dengan dunia hukum, yakni orang yang bersalah harus dihukum, tetapi Yesus Kristus yang tidak bersalah (bernilai, axiologi) dijadikan pengganti orang berdosa.
Di sini, ada yang memberi (Yun. didoti) yang arti hurufiahnya to give. Ini artinya, Yesus merupakan sumber pemberi, sebab Ia yang menjadi pengambil inisiatif. Manusia hanya menerima (tidak ada andil, tidak ada jasa sama sekali) anugerah. Anugerah ini datang dari luar diri manusia, artinya, manusia tidak memiliki kemampuan apa pun dari dirinya sendiri.
Jadi, manusia meraih kebangkitan tubuh, dan terhindar dari maut oleh karena dosa, disebabkan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus. Tanpa anugerah manusia mati di dalam maut (kematian kekal). Tanpa anugerah Kristus, manusia tidak berdaya, manusia sia-sia, tidak bermanfaat bagi hidupnya sendiri, apalagi bagi orang lain, bagi gereja Tuhan. Manusia tidak ada jasanya sama sekali, Allahlah yang membuat manusia berjasa di dalam suatu pekerjaan Tuhan, bukan diri manusia sendiri.
3. Memiliki pengharapan yang pasti.
Mengapa rasul Paulus katakan bahwa harus berdiri teguh? Oleh karena adanya kebangkitan tubuh, yakni ketika diberikan tubuh yang tidak dapat binasa, yang sudah diubahkan. Pertanyaannya, kapan waktu kebangkitan tubuh? Paulus menjawab: "...pada waktu bunyi nafiri yang terakhir - 1 Korintus 15:52. Kalimat ini berasal dari kata Yunani, en te eschate salpingi, arti hurufiahnya: pada saat trompet terakhir. Di dalam akhir dari rentetan/rangkaian trompet. Menurut perspektif Yahudi terjadi kebangkitan pada waktu bunyi trompet, yaitu dengan berbunyi 7 trompet sebagai petunjuk untuk kebangkitan. Keseluruhan dari tujuh trompet itu membuat kegembiraan dan ditempatkan untuk naik berdiri (keteguhan).
Kata trompet itu sendiri di dalam bahasa Yunani, dari kata salpisel, di dalam tensis/bentuk waktu: future, indicative active, yang artinya: trompet dibunyikan pada waktu yang akan datang (the future). Jadi, kebangkitan tubuh orang yang telah ditebus oleh Yesus Kristus dari dosanya, akan terjadi. Sekarang belum terjadi, namun pasti terjadi. Inilah bentuk dari pengharapan yang pasti, sehingga umat Tuhan merindukan menggapai atau meraih, atau memperoleh tubuh kebangkitan pada waktu akan datang, yakni waktu terakhir di mana trompet dibunyikan oleh para malaikat sorgawi.
Seluruh umat Tuhan, sedang menantikan dan sedang menuju ke arah penantian akan bunyi trompet pada waktu yang Tuhan tentukan. Inilah pengharapan yang pasti, bukan hanya pengharapan belaka (sia-sia). Dan hal penantian yang pasti inilah yang membuat umat Tuhan atau gereja harus berdiri teguh dan tidak mudah goyah (diombang-ambingkan) oleh apa pun di dalam dunia ini, yang memang pasti bukan dari Allah, sehingga tidak membawa kepastian pengharapan.
Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka kita menemukan bahwa rasul Paulus memberi motivasi kepada orang-orang Kristen di kota Korintus dan bagi kita pada masa kini, yaitu supaya kita berdiri teguh dan jangan goyah. Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: "Apa alasan kuat yang mendasari supaya kita bisa berdiri teguh dan tidak goyah? Ada beberapa alasan kuat berdasarkan tuluisan rasul Paulus di atas, yaitu:
1. Kemenangan oleh Yesus Kristus.
Alasan konkrit Paulus tentang mengapa kita harus berdiri teguh ialah kemenangan Kristus atas dosa manusia melalui kedatangan-Nya (inkarnasi) untuk menderita penyaliban, hingga kematian-Nya di atas kayu salib. Ini artinya, sentral dari berdiri teguh adalah berdasarkan kemenangan Kristus yang diraih-Nya melalui jalan salib (penderitaan), sebagai jalan yang harus Ia tempuh/lalui hingga pada kematian-Nya secara fisik (manusia tanpa dosa - Adam yang akhir - 1 Korintus 15:45, 47. Seseorang bisa berdiri teguh oleh karena hidupnya berpusat kepada Kristus (Kristosentris), bukan berdasarkan ambisius, segala trik-intrik, yang direkayasa manusia belaka, yang berpusat pada diri manusia (Antrophosentris).
2. Berdasarkan anugerah Kristus.
Mengapa Paulus katakan umat Tuhan harus berdiri teguh? Oleh karena ia menerima (pasif) anugerah (Yun. charis, arti hurufiahnya: grace). Anugerah itu berasal dari Kristus, diberikan secara cuma-cuma kepada orang yang sedang dalam posisi tidak layak (berdosa0. Sebab, Kristus menggantikan posisinya di dalam kaitannya dengan dunia hukum, yakni orang yang bersalah harus dihukum, tetapi Yesus Kristus yang tidak bersalah (bernilai, axiologi) dijadikan pengganti orang berdosa.
Di sini, ada yang memberi (Yun. didoti) yang arti hurufiahnya to give. Ini artinya, Yesus merupakan sumber pemberi, sebab Ia yang menjadi pengambil inisiatif. Manusia hanya menerima (tidak ada andil, tidak ada jasa sama sekali) anugerah. Anugerah ini datang dari luar diri manusia, artinya, manusia tidak memiliki kemampuan apa pun dari dirinya sendiri.
Jadi, manusia meraih kebangkitan tubuh, dan terhindar dari maut oleh karena dosa, disebabkan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus. Tanpa anugerah manusia mati di dalam maut (kematian kekal). Tanpa anugerah Kristus, manusia tidak berdaya, manusia sia-sia, tidak bermanfaat bagi hidupnya sendiri, apalagi bagi orang lain, bagi gereja Tuhan. Manusia tidak ada jasanya sama sekali, Allahlah yang membuat manusia berjasa di dalam suatu pekerjaan Tuhan, bukan diri manusia sendiri.
3. Memiliki pengharapan yang pasti.
Mengapa rasul Paulus katakan bahwa harus berdiri teguh? Oleh karena adanya kebangkitan tubuh, yakni ketika diberikan tubuh yang tidak dapat binasa, yang sudah diubahkan. Pertanyaannya, kapan waktu kebangkitan tubuh? Paulus menjawab: "...pada waktu bunyi nafiri yang terakhir - 1 Korintus 15:52. Kalimat ini berasal dari kata Yunani, en te eschate salpingi, arti hurufiahnya: pada saat trompet terakhir. Di dalam akhir dari rentetan/rangkaian trompet. Menurut perspektif Yahudi terjadi kebangkitan pada waktu bunyi trompet, yaitu dengan berbunyi 7 trompet sebagai petunjuk untuk kebangkitan. Keseluruhan dari tujuh trompet itu membuat kegembiraan dan ditempatkan untuk naik berdiri (keteguhan).
Kata trompet itu sendiri di dalam bahasa Yunani, dari kata salpisel, di dalam tensis/bentuk waktu: future, indicative active, yang artinya: trompet dibunyikan pada waktu yang akan datang (the future). Jadi, kebangkitan tubuh orang yang telah ditebus oleh Yesus Kristus dari dosanya, akan terjadi. Sekarang belum terjadi, namun pasti terjadi. Inilah bentuk dari pengharapan yang pasti, sehingga umat Tuhan merindukan menggapai atau meraih, atau memperoleh tubuh kebangkitan pada waktu akan datang, yakni waktu terakhir di mana trompet dibunyikan oleh para malaikat sorgawi.
Seluruh umat Tuhan, sedang menantikan dan sedang menuju ke arah penantian akan bunyi trompet pada waktu yang Tuhan tentukan. Inilah pengharapan yang pasti, bukan hanya pengharapan belaka (sia-sia). Dan hal penantian yang pasti inilah yang membuat umat Tuhan atau gereja harus berdiri teguh dan tidak mudah goyah (diombang-ambingkan) oleh apa pun di dalam dunia ini, yang memang pasti bukan dari Allah, sehingga tidak membawa kepastian pengharapan.