Rahasia Memahami Penderitaan Dalam Hidup
Rahasia memahami penderitaan dalam hidup – Penderitaan. Sebuah kata yang acap kali
tidak disuai oleh siapa pun. Apalagi bila sampai hal itu menimpa hidupnya atau
dialami oleh orang-orang yang dikasihinya. Berdasarkan hal itu, maka stigma
negative terhadap penderitaan dari semua orang menyebabkan semua orang tidak
memahami secara utuh akan penderitaan.
Rasul Paulus adalah manusia biasa sama seperti kita. Walaupun ia sebagai
rasul tidak membebaskannya dari penderitaan. Paulus memahami betul akan hidup
yang ia hidupi di dalam Kristus. Dalam pemahamannya yang utuh tentang
penderitaan, sehingga dalam tuntunan, bimbingan, arahan dan pimpinan Roh Kudus,
rasul Paulus menulis kepada orang Kristen di kota Korintus terkait dengan
penderitaan, demikian: “Sebab aku yakin
bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan
yang akan datang” – 2 Korintus 4:17.
Ada beberapa sikap yang dipaparkan oleh rasul Paulus dalam bagian firman Tuhan di atas terkait dengan penderitaan, yaitu: pertama, ada korelasi antara iman dan penderitaan. Iman melihat melampaui kenyataan penderitaan yang dialami hari ini. Iman meneguhkan bahwa penderitaan sekarang hanyalah bersifat temporal yang nilainya tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan diterima setelah penderitaan itu dilalui; kedua, di balik penderitaan ada kemuliaan. Oleh karena itu, bila kita menderita itu bukanlah akhir dari segalanya. Janganlah menyerah, putus asa dan meninggalkan Tuhan, hanya karena kita mengalami penderitaan. Ingatlah bahwa di balik penderitaan yang kita alami pada masa kini, setelah itu ada kemuliaan dan berkat yang kita akan peroleh atau terima dari Tuhan. Dengan demikian, penderitaan yang kita alami sekarang merupakan cara Tuhan untuk memurnikan dan mempersiapkan kita untuk menerima kemuliaan.
Ada beberapa sikap yang dipaparkan oleh rasul Paulus dalam bagian firman Tuhan di atas terkait dengan penderitaan, yaitu: pertama, ada korelasi antara iman dan penderitaan. Iman melihat melampaui kenyataan penderitaan yang dialami hari ini. Iman meneguhkan bahwa penderitaan sekarang hanyalah bersifat temporal yang nilainya tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan diterima setelah penderitaan itu dilalui; kedua, di balik penderitaan ada kemuliaan. Oleh karena itu, bila kita menderita itu bukanlah akhir dari segalanya. Janganlah menyerah, putus asa dan meninggalkan Tuhan, hanya karena kita mengalami penderitaan. Ingatlah bahwa di balik penderitaan yang kita alami pada masa kini, setelah itu ada kemuliaan dan berkat yang kita akan peroleh atau terima dari Tuhan. Dengan demikian, penderitaan yang kita alami sekarang merupakan cara Tuhan untuk memurnikan dan mempersiapkan kita untuk menerima kemuliaan.
Terkadang hidup berjalan tidak seperti yang kita harapkan. Usaha sepi, sakit datang silih berganti, rumah tangga mengalam problema, musibah menimpa, dan aneka problema yang terus mendera. Namun demikian, tantangan seberat apapun yang Tuhan ijinkan untuk kita alami, ingatlah untuk kita tetap teguh, jangan mengeluh dan tetap kuat dan bersemangat. Jangan karena uang, jangan karena pekerjaan, kita meninggalkan persekutuan dengan Tuhan. Jika karena hal ini Tuhan ijinkan kita alami penderitaan, tetaplah bersukacita dalam Tuhan, sebab demikianlah para rasul dan bapa-bapa gereja meninggalkan teladan kepada kita. Juga jangan takut menderita karena kebenaran, sebab penderitaan badani yang kita alami ini hanya sementara, dan hal itu tidak bisa dibandingkan dengan dengan kemuliaan yang akan Tuhan berikan pada masa yang akan datang.
Pertanyaan penting yang harus diajukan: “Bagaimana memahami penderitaan dalam hidup kita?” Berdasarkan ajaran Alkitab, maka ada beberapa hal yang dapat kita pahami terkait dengan penderitaan dalam hidup kita, yaitu:
1. Penderitaan selalu ada di jalan hidup kita.
Semua orang di bawah kolong langit ini pasti
mengalami penderitaan. Dengan kata lain,
faktanya ialah tidak ada satupun manusia yang hidup di muka bumi ini yang tidak
mengalami pendeitaan. Selama kita masih ada di dunia, penderitaan akan tetap ada.
Penulis kitab Ayub dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan penderitaan yang
selalu ada di jalan hidup kita, menulis demikian: “Bukankah manusia, harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti
hari-hari orang upahan?” – Ayub 7:1. Dalam TL ayat ini berbunyi: “Bahwasanya hal manusia diatas bumi ini
seperti orang perang adanya dan hari hidupnyapun seperti hari orang upahan” –
Ayub 7:1. Dengan demikian, dunia ini adalah panggung yang di dalamnya kita
hidup penuh dengan pergumulan, masalah dan penderitaan.
Jadi penderitaan adalah realita kehidupan
yang suka atau tidak suka, akan dialami oleh setiap manusia, tidak terkecuali
orang-orang percaya. Bahkan rasul Paulus dalam suratnya kepada orang Kristen di
kota Filipi menulis demikian: “Sebab
kepada kamu dikaruniakan buka saja untuk percya kepada Kristus, melainkan juga
untuk menderita untuk Dia” – Filipi 1:29. Ada dua hal penting yang
ditegaskan oleh Paulus yaitu: pertama, Allah mengaruniakan iman
kepada kita, sehingga oleh iman yang Allah karuniakan itu memungkinkan kita
bisa percaya akan karya keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus melalui
pengorbanan-Nya di atas kayu salib; kedua, kepada kita juga dikaruniakan
untuk menderita bagi Kristus.
2. Penderitaan tidak memisahkan kita dari Kristus.
Penderitaan memang selalu ada di jalan hidup
kita. Penderitaan itu fakta kehidupan yang tidak bisa dipungkiri. Tetapi ketahuilah
bahwa semua bentuk penderitaan yang kita alami, tidak bisa memisahkan kita dari
Kristus. Percayalah bahwa dalam kondisi apapun, Tuhan tetap ada beserta
kita.
Rasul Paulus menulis demikian: “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan”. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” – Roma 8:35-39.
Ada upah yang Tuhan sediakan bagi kita yang tetap bertahan dalam penderitaan. Rasul Yakobus menegaskan bahwa: “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia” – Yakobus 1:12. Kita harus meyakini akan hal ini. Kita yakini bahwa ada sukacita besar dibalik penderitaan yang sedang kita hadapi saat ini.