Cara Mendidik Anak Menurut Alkitab
Cara mendidik anak menurut Alkitab – Mendidik anak di era globalisasi seperti
sekarang ini, menjadi tugas yang sangat rumit dan juga berat. Ditambah lagi
arus informasi yang begitu kencang, menambah kompleks masalah kehidupan. Dunia
anak-anak tidak luput dari pengaruh globalisasi dan juga kencangnya arus
informasi dan teknologi seolah membombardir sendi-sendi hidup anak-anak kita.
Oleh karena itu, orangtua harus lebih serius dalam melindungi anak-anaknya dari serangan globalisasi dan pengaruh informasi yang begitu terbuka dan mudah diakses oleh anak-anak kita. Kita harus sedini mungkin membentengi anak-anak kita dengan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan.
Oleh karena itu, orangtua harus lebih serius dalam melindungi anak-anaknya dari serangan globalisasi dan pengaruh informasi yang begitu terbuka dan mudah diakses oleh anak-anak kita. Kita harus sedini mungkin membentengi anak-anak kita dengan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan.
Cara
mendidik anak di tengah-tengah keluarga, tidak cukup hanya dengan perkataan
atau ucapan saja. Sebagai orangtua, apa yang kita katakan harus dapat kita
lakukan. Karena cara demikian sajalah, anak-anak kita bisa mengikutinya.
Artinya, kita harus memberi contoh dan teladan hidup yang baik dan benar kepada anak-anak kita. Alkitab adalah firman TUHAN Allah yang tanpa salah. Alkitab menjadi sentral dan sumber utama pengajaran dalam keluarga. Ulangan 11:19, "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."
Artinya, kita harus memberi contoh dan teladan hidup yang baik dan benar kepada anak-anak kita. Alkitab adalah firman TUHAN Allah yang tanpa salah. Alkitab menjadi sentral dan sumber utama pengajaran dalam keluarga. Ulangan 11:19, "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."
Mengajarkan Firman Tuhan kepada anak perlu dilakukan secara berulang-ulang, tidak bosan-bosan karena ini akan memudahkan anak untuk mengerti apa yang kita ajarkan. Di dalam mendidik anak seharusnya bukan hanya banyak bicara tetapi sebagai orangtua lebih banyak meneladani atau memberikan teladan kepada anak.
Jadi seandainya kita mengajarkan Firman Tuhan, orangtua harus melakukan terlebih dahulu dan memberikan contoh kepada anak dan ini akan lebih memudahkan dalam mengajarkan kepada anak. Anak sejak kecil sudah bisa mengerti atau tanggap terhadap teladan yang diberikan orangtua, misalnya diajarkan berdoa. Namun ketika anak sudah mulai lebih besar saya mengajarkan tentang kesaksian hidup, hidup yang dipimpin Tuhan, hidup di dalam Tuhan dan juga mengajarkan tentang melakukan Firman Tuhan di dalam kehidupan yang sebenarnya.
Mengajarkan
Firman Tuhan secara berulang-ulang juga bisa dilakukan dalam ibadah keluarga
yaitu dengan bersama-sama membaca Firman Tuhan. Selain di dalam rumah, Firman
Tuhan juga dapat diajarkan di luar rumah, misalnya pada saat di perjalanan
sambil melihat ciptaan Tuhan orangtua mengajarkan atau menceritakan Firman
Tuhan, menghubungkan Firman Tuhan dengan kehidupan nyata. Dalam pendidikan anak
pun tidak hanya dilakukan oleh salah satu pihak, ibu saja atau ayah saja, akan
tetapi kedua belah pihak, baik ayah maupun ibu.
Meskipun
Firman Tuhan mengatakan ayah yang mendidik anak, karena memang ayahlah yang
menjadi kepala keluarga yang harus bertanggung jawab, tetapi pelaksanaannya
adalah dua-duanya. Pola pendidikan bagi anak balita yaitu usia di bawah 5
tahun, yang dapat dilakukan kita sebagai orangtua adalah menanamkan nilai iman
Kristen melalui kasih.
Dan tentunya orangtualah yang harus memberikan teladan bagaimana menyatakan kasih, mereka nggak akan mengerti tentang kasih kalau tanpa ada teladan dari orangtua untuk menyatakan kasih. Untuk anak usia remaja memang lebih sulit, namun kita dapat melakukan lebih banyak pendekatan pribadi dengan bicara mengenai masalah khusus atau masalah yang dihadapi di luar. Contoh-contoh yang baik dan yang tidak yang perlu diketahui oleh anak remaja.
Dan tentunya orangtualah yang harus memberikan teladan bagaimana menyatakan kasih, mereka nggak akan mengerti tentang kasih kalau tanpa ada teladan dari orangtua untuk menyatakan kasih. Untuk anak usia remaja memang lebih sulit, namun kita dapat melakukan lebih banyak pendekatan pribadi dengan bicara mengenai masalah khusus atau masalah yang dihadapi di luar. Contoh-contoh yang baik dan yang tidak yang perlu diketahui oleh anak remaja.
Ada
3 prinsip yang perlu kita perhatikan di dalam melakukan ibadah keluarga:
pertama, Kreatifitas, ibadah yang kreatif lebih bisa diterima oleh anak-anak;
kedua, Menyenangkan, ibadah keluarga bukan sebagai tempat untuk tegur-menegur
atau penyampaian nasihat-nasihat, anak cenderung nggak begitu menikmati;
ketiga, Singkat.