Translate

Optimalisasi Peranan Orangtua Kristen

Optimalisasi peranan orangtua Kristen – Optimalisasi pernana orangtua Kristen dalam keluarga menjadi tema yang semakin menarik dan dibutuhkan. Dikatakan demikian, karena media cetak dan media online begitu massif memainkan perannya untuk menawarkan kepada kita dan khususnya anak-anak kita beragam hal yang dalam generasi sebelumnya tidak pernah dibayangkan akan terjadi seperti sekarang ini. Tuntutan kebutuhan hidup keluarga yang semakin meningkat menyebabkan orangtua lebih banyak waktu untuk bekerja dibandingkan dengan waktu bersama keluarganya khususnya anak-anaknya. Itu sebabnya, optimalisasi peranan orangtua Kristen dalam keluarga semakin dibutuhkan.

Kalau kita membaca Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, maka kita menemukan ketika peranan orangtua optimal dalam keluarga, maka generasi yang dihasilkan adalah generasi yang berkualitas. Tetapi bila peranan orangtua rendah maka kualitas hidup generasi atau anak-anak yang dihasilkan pun menjadi rendah. Pemimpin-pemimpin yang berkuasa di Israel berasal dari keluarga. Ada dari antara mereka yang menjadi pemimpin yang baik dan yang takut akan Allah. 

Tetapi tidak sedikit dari antara mereka yang menjadi pemimpin yang jahat dan tidak takut akan Tuhan. Disebutkan dalam kitab 1 Raja-Raja ada 14 nama ibu dari para raja yang berkuasa di Israel yaitu di kerajaan selatan. 1) Zerua ibu dari raja Yerobeam; 2) Maakha ibu dari raja Abiam; 3) Azuba ibu dari raja Yosafat; 4) Atalya ibu dari raja Ahazia; 5) Zibya ibu rari raja Yoas; 6) Yoadan ibu dari raja Amazia; 7) Yekholya ibu dari raja Uzia; 8) Yerusa ibu dari raja Yotam; 9) Hebzhiba ibu dari raja Manasye; 10) Mesumemik ibu dari raja Amon; 11) Zedida ibu dari raja Yosia; 12) Mahamutal ibu dari raja Yoahas; 13) Nehustan ibu dari raja Yoyakhin; 14) Yehusta ibu dari raja Zedekia. Raja Yosafat melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan karena pengaruh ibunya. Ahazia melakukan apa yang jahat karena pengaruh ibunya Atalya (2 Raja-raja 23:8).


Dalam Perjanjian Baru ada dua nama ibu yang dicatat yaitu Lois dan Eunike. Lois adalah nenek Timotius dan Eunike adalah ibunya. Mereka tinggal di Listra (Kis. 16:1) yaitu sebuah kota kecil tanpa sinagoge. Suami Lois adalah seorang non Yahudi. Sedangkan suami Eunike adalah orang Yunani.

Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa saja peranan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak-anaknya?” Berikut beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dioptimalkan oleh orangtua dalam memainkan peranannya, yaitu:

1. Mengoptimalkan hidup yang menjadi teladan. (II Tim. 1:5)
Rasul Paulus menulis demikian: “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu” – 2 Timotius 1:5. Rasul Paulus menunjukkan peranan orangtua sebagai teladan iman bagi anak-anaknya. Warisan iman inilah yang diturunkan oleh orangtua kepada anak-anaknya. Timotius sebagai anak mendapat teladan yang baik dari orangtuanya dalam hal kerohanian. Dampaknya ialah Timotius memiliki iman. Inilah peranan orangtua yang harus dioptimalkan dalam keluarga.

Anak yang tidak mendapat contoh yang baik di dalam keluarganya akan terus berbuat salah. Banyak orang tua yang gagal dalam mendidik anaknya karena mereka hanya memberikan teori dan perintah tetapi tidak memberikan contoh. Misalnya orang tua menyarankan anaknya untuk datang ke gereja, tetapi mereka sendiri tidak datang beribadah ke gereja. Lois dan Eunike telah memberi contoh kepada Timotius sehingga sikap hidup Timotius menjadi baik.

2. Mengoptimalkan perannya sebagai pendidik dalam keluarga. (II Tim 3:15)
Rasul Paulus menulis: “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus” – 2 Timotius 3:15. Berdasarkan firman Tuhan tersebut, kita mengetahui bahwa Timotius sudah mendapatkan pendidikan rohani dari orangtua sejak dini. Artinya peranan orangtua sebagai pendidik dalam keluarga telah dilakukan oleh Louis dan Eunike. Dampaknya Timotius memperoleh hikmat dan keselamatan hidup yang kekal.

Musa dalam kitab Ulangan 6:6 mengatakan kita harus memperhatikan perintah Tuhan. Lois dan Eunike tentu mengerti Kitab Suci sehingga mereka dapat mengajarkannya kepada Timotius. John Wesley memberikan cara mengajar anak-anak yaitu dari hal yang sederhana diajarkan secara terus-menerus dengan sabar sejak dini. “Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu (Amsal 1:8). Pembinaan rohani anak harus menjadi prioritas utama di dalam sebuah keluarga.

3. Mengoptimalkan fungsinya sebagai hamba Tuhan.
Lois dan Eunike memperkenalkan Alkitab kepada Timotius sejak kecil. Zaman dulu itu tidak seperti sekarang dimana Alkitab dapat mudah didapatkan seperti di handphone, computer atau laptop. Harga  Alkitab juga tidak mahal saat ini.  Zaman dulu, untuk belajar Alkitab seseorang harus menyalin Alkitab. Makanya Paulus memilih Timotius di dalam pelayanannya karena Timotius adalah seorang yang telah mengenal Alkitab serta prinsip-prinsip Firman Tuhan.
Di dalam sejarah gereja, ada seorang ibu yang bernama Monica. Anaknya bernama Agustinus. Anaknya itu sangat bandel tetapi ibunya selalu berdoa untuk dia. Dia berdoa supaya anaknya bisa bertobat. Akhirnya doa sang ibu dikabulkan, Agustinus bertobat dan melayani Tuhan bahkan menjadi salah satu Bapa Gereja yang terkenal. Peranan orang tua terhadap rohani anak sangat penting. Semoga kita dapat belajar untuk  melakukan apa yang telah dilakukan Lois dan Eunike di dalam mendidik anak-anak kita.