Pola Hidup Sebagai Orang Kristen
Pola hidup sebagai orang Kristen – Sebagai pengikut Kristus,
kita bersyukur bahwa kita memiliki standar, ukuran dan pola hidup yang jelas
bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan kita di dunia ini menantikan
kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Alkitab baik Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru menjadi sumber utama dan standard tertinggi di dalam mengatur
semua tingkah laku kehidupan kita. Itulah peranan Alkitab bagi kehidupan kita.
Rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan peranan Alkitab bagi orang Kristen dalam suratnya kepada Timotius menulis demikian: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” – 2 Timotius 3:16.
Rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan peranan Alkitab bagi orang Kristen dalam suratnya kepada Timotius menulis demikian: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” – 2 Timotius 3:16.
Tuhan Yesus Kristus dalam khotbah-Nya di bukit memberikan beberapa
pengajaran penting terkait dengan pola hidup kita sebagai pengikut Kristus. Secara
khusus di dalam Injil Matius 7:1-12 sangat menarik bila kita secara seksama
membaca dan mempelajarinya. Ada beberapa pola hidup sebagai pengikut Kristus
yang perlu kita simak dan aplikasikan di dalam hidup kita sebagaimana di
ajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus dalam khotbah-Nya di bukit.
1. Perspektif kita terhadap sesama anggota tubuh Kristus.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan
terkait dengan perspektif kita terhadap sesama anggota tubuh Kristus, yaitu:
Pertama, jangan mudah menghakimi – Matius 7:1-5. Topik tentang menghakimi ini dimasukan oleh Yesus di dalam khotbah-Nya di bukit untuk menunjukkan bahwa secara natural kita sangat gampang untuk menghakimi saudara seiman ketika mereka melakukan kesalahan.
Yesus menegaskan bahwa ketika kita menghakimi saudara seiman kita, sebenarnya bila kita membandingkannya dengan diri kita, sesungguhnya lebih banyak kesalahan kita dibandingkan dengan kesalahan saudara kita itu.
Tuhan Yesus terkait dengan hal tersebut mengatakan: ”Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu” – Matius 7:3-5.
Kedua, tetaplah menaburkan kebaikan – Matius 7:12. Pada umumnya setiap kita mengharapkan supaya sesama kita di dalam komunitas tubuh Kristus memperlakukan kita secara baik. Kita menghendaki supaya kita dilayani atau orang lain melayani kita. Nah, demi terpenuhinya keinginan kita itu, Tuhan Yesus mengajarkan hal yang sebaliknya.
Tuhan Yesus menegaskannya demikian: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” – Matius 7:12.
Pertama, jangan mudah menghakimi – Matius 7:1-5. Topik tentang menghakimi ini dimasukan oleh Yesus di dalam khotbah-Nya di bukit untuk menunjukkan bahwa secara natural kita sangat gampang untuk menghakimi saudara seiman ketika mereka melakukan kesalahan.
Yesus menegaskan bahwa ketika kita menghakimi saudara seiman kita, sebenarnya bila kita membandingkannya dengan diri kita, sesungguhnya lebih banyak kesalahan kita dibandingkan dengan kesalahan saudara kita itu.
Tuhan Yesus terkait dengan hal tersebut mengatakan: ”Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu” – Matius 7:3-5.
Kedua, tetaplah menaburkan kebaikan – Matius 7:12. Pada umumnya setiap kita mengharapkan supaya sesama kita di dalam komunitas tubuh Kristus memperlakukan kita secara baik. Kita menghendaki supaya kita dilayani atau orang lain melayani kita. Nah, demi terpenuhinya keinginan kita itu, Tuhan Yesus mengajarkan hal yang sebaliknya.
Tuhan Yesus menegaskannya demikian: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” – Matius 7:12.
2. Perspektif kita terhadap Tuhan.
Cara pandang kita kepada Tuhan menentukan pola hidup kita terhadap-Nya. Pola
hidup kita terkait dengan relasi kita dengan Tuhan salah satunya ialah doa.
Tuhan Yesus menegaskan demikian: ”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” – Matius 7:7-11.
Tuhan Yesus menegaskan demikian: ”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” – Matius 7:7-11.
Pengajaran Yesus Kristus tentang doa di atas menunjukkan tentang apa
yang harus kita lakukan ketika berkomunikasi dengan Tuhan. Tuhan Yesus tidak
hanya meminta kita untuk pasif saja di dalam doa, namun Tuhan Yesus mendorong
kita untuk aktif di setelah kita berdoa kepada Bapa kita di sorga. Keaktifan kita
terlihat dalam pernyataan Yesus di atas yaitu: mintalah, carilah dan ketoklah. Ketiga
kata tersebut adalah kata aktif atau kata kerja aktif. Ketika kita melakukan
hal tersebut, maka Bapa kita yang disorga akan mengabulkan apa yang kita
doakan.