Translate

Ini Karakter Istri Yang Ideal

Ini karakter istri yang ideal – Seorang laki-laki memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan seorang istri yang ideal bagi dirinya. Keinginan dan harapan tersebut bukanlah hanya dalam mimpi saja. Tetapi keinginan dan harapan itu bisa menjadi kenyataan di mana seorang laki-laki pasti bisa memiliki atau mendapatkan seorang istri yang ideal bagi dirinya. 

Tentu ukuran ideal yang saya maksudkan di sini bukan hanya tampilan luarnya saja atau hanya karena daya tarik fisikal. Walaupun hal tersebut menjadi faktor pendukung. Tetapi yang saya maksudkan di sini ialah lebih kepada karakter yang dimiliki oleh seorang istri, sehingga ia menjadi istri yang ideal bagi suaminya.

Apa yang dimaksud dengan karakter?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi elektronik 2008, kata “karakter” diartikan sebagai: “Tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak”. Sedangkan Chandra Suwondo dalam bukunya Karakter Keindahan Sejati Dari Manusia, menulis tentang karakter demikian: “Karakter adalah “sosok asli” diri kita. Karakter adalah kualitas diri kita. 

Karakter adalah perangai, tabiat, dan watak kita. Karakter adalah kepribadian dalam diri kita. Karakter adalah kecenderungan kita. Karakter adalah hasrat/ keinginan/kehendak dalam diri kita. Karakter adalah kekuatan dasar dari moral kita. Karakter adalah gabungan dari kualitas diri kita”.

Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa saja karakter istri ideal itu?” Berikut beberapa karakter istri ideal yang dipaparkan dalam kitab Amsal 31:10-31.


1. Memiliki hati yang takut akan Tuhan.
Penulis kitab Amsal terkait dengan hati yang takut akan Tuhan, menulis demikian: “Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji” – Amsal 31:30

Ada dua hal penting yang ditegaskan oleh firman Tuhan di atas, yaitu: pertama, penampilan fisik bukanlah hal yang terutama bagi seorang istri. Artinya, seorang istri yang dipuji karena penampilan fisik dan kecantikan itu adalah sebuah kebohongan dan menjadi sia-sia atau tidak ada manfaatnya; kedua, istri yang hatinya takut akan Tuhan menjadi landasan kuat untuk layak dipuji, disanjung dan menerima segala penghargaan dan penghormatan dari seisi rumahnya.

2. Memiliki hikmat dan kelembutan.
Penulis kitab Amsal terkait dengan hikmat dan kelembutan, menulis demikian: “Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya” – Amsal 31:26. Karakter seorang istri yang ideal ialah ia memiliki hikmat dan kelembutan di dalam setiap perbincangan, komunikasi dan ketika menyampaikan pengajaran bagi seisi rumahnya. 

Perkataan yang penuh hikmat dan disertai dengan pengajaran yang lemah lembut akan memadamkan perbantahan, dan juga dapat menyelesaikan masalah. Itulah peran seorang istri dalam rumah tangga. Bukan menjadi seorang istri yang akan semakin memperkeruh keadaan, semakin menambah konflik dan perbantahan. Istri yang memiliki karakter ideal yang ditandai dengan hikmat dan kelembutan selalu menjadi oase di padang yang tandus.

3.  Memiliki sikap pantang menyerah.
Penulis kitab Amsal terkait dengan sikap pantang menyerah, menulis demikian: “Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya” – Amsal 31:17. Karakter istri yang ideal ialah bahwa ia tidak mudah kecewa, tidak gampang menyerah dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi pergumulan hidup di dalam rumah tangganya. 

Ia akan berjuang dan mengerahkan segenap pengetahuan, skill dan semua potensi yang dimilikinya untuk mengatasi setiap masalah yang hadir dalam rumah tangganya. Ia akan memberi dukungan positif bagi suaminya dan bukan menjadi perorong dalam hidup suaminya. Ia dapat meneguhkan suaminya, sehingga setiap masalah yang dialami dan dihadapi dapat diatasinya dengan baik.

4. Memiliki iman dan optimisme tinggi bagi masa depan.
Penulis kitab Amsal terakit dengan iman dan optimisme, menulis demikian: “Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan” – Amsal 31:25. Karakter istri ideal ialah bahwa ia memiliki iman di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dan karena itu, ia tidak takut, tidak cemas dan tidak kuatir akan masa depan. 

Di dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus ia menatap masa depan dengan penuh optimis yang tinggi serta pengharapan yang teguh kepada Allah karena ia tahu bahwa harapan kepada Allah tidak pernah mengecewakannya. Allah pasti membuat harapannya menjadi kenyataan – Roma 5:5-6.