Cara Mencegah Sakit Pada Anak
Cara mencegah sakit hati pada anak – Anak adalah pribadi yang sangat unik. Ia
juga menjadi pribadi yang mudah dibentuk, diajar dan kepadanya ditaburkan
benih-benih ilahi yang akan membentuk karakternya. Di sisi lain, anak juga
adalah pribadi yang sangat rentan terhadap perlakuan kasar dari orang dewasa,
khususnya para orangtua. Anak acap kali mendapatkan kata-kata yang merendahkan,
menghina dan melukai perasaannya.
Lebih dari itu, tidak sedikit dari antara mereka yang mendapatkan hajaran, pukulan dan penyiksaan fisik lainnya. Itu sebabnya, banyak anak yang tumbuh dengan perasaan terluka. Mereka memendam sakit hati kepada orangtuanya. Akar pahit tumbuh dalam hatinya. Dendam kesumat tersimpan dalam jiwanya kepada orangtuanya. Oleh sebab itu, sebagai orangtua kita harus menjaga supaya anak-anak kita tidak tumbuh menjadi pribadi yang memendam sakit hati kepada kita. Bagaimana cara mencegahnya? Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.
Lebih dari itu, tidak sedikit dari antara mereka yang mendapatkan hajaran, pukulan dan penyiksaan fisik lainnya. Itu sebabnya, banyak anak yang tumbuh dengan perasaan terluka. Mereka memendam sakit hati kepada orangtuanya. Akar pahit tumbuh dalam hatinya. Dendam kesumat tersimpan dalam jiwanya kepada orangtuanya. Oleh sebab itu, sebagai orangtua kita harus menjaga supaya anak-anak kita tidak tumbuh menjadi pribadi yang memendam sakit hati kepada kita. Bagaimana cara mencegahnya? Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.
1.
Jauhi sikap membanding-bandingkan.
Cara
kita membandingkan anak yang satu dengan yang lainnya menjadi salah satu sebab
anak sakit hati. Apapun motivasi kita ketika membanding-bandingkan anak,
sebaiknya jangan melakukannya. Mungkin karena ingin memacu semangat anak, kita
membandingkannya dengan kakak atau adiknya. Kadang kita pun membandingkan anak
dengan kakak atau adiknya bukan karena kita ingin memacu semangatnya melainkan
untuk melampiaskan kekecewaan kita terhadapnya.
Tidak
bisa tidak, pesan yang diterima anak adalah bahwa ia tidak sebaik kakak atau
adiknya dan bahwa ia tidak mempunyai sesuatu yang dapat membanggakan
orangtuanya seperti yang dimiliki kakak atau adiknya. Sebagai orangtua kita
harus memperlakukan anak sebagai pribadi yang unik. Sesungguhnya sebelum kita
membandingkan anak, ia sendiri sudah terlebih dahulu melakukannya.
Ia akan menilik apa yang menjadi kelebihan kakak atau adiknya dan membandingkannya dengan dirinya sendiri. Apabila ia melihat bahwa ia tidak memiliki kelebihan kakak atau adiknya, sebenarnya ia sudah mulai merasa diri "kurang." Ia pun telah melihat bahwa ia "lain" dari kakak dan adiknya. Sudah tentu perasaan ini bukanlah sesuatu yang mudah diterimanya.
Ia akan menilik apa yang menjadi kelebihan kakak atau adiknya dan membandingkannya dengan dirinya sendiri. Apabila ia melihat bahwa ia tidak memiliki kelebihan kakak atau adiknya, sebenarnya ia sudah mulai merasa diri "kurang." Ia pun telah melihat bahwa ia "lain" dari kakak dan adiknya. Sudah tentu perasaan ini bukanlah sesuatu yang mudah diterimanya.
Itu
sebabnya sewaktu orangtua membanding-bandingkannya apalagi memperlakukannya
berbeda dari kakak dan adiknya ia merasa sangat disakiti. Yang dibutuhkannya
adalah penerimaan dan penguatan; yang didapat malah dibandingkan dan dibedakan.
Tidak heran pada akhirnya ia menyimpan sakit hati dan berupaya untuk hidup
berlawanan dari apa yang diharapkan orangtua.
2.
Selalu siap ketika anak membutuhkan kita.
Banyak
orangtua yang karena kesibukkannya untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam rumah
tangga, menyebabkan mereka tidak memiliki waktu untuk anak-anaknya. Ketika anak
membutuhkan pertolongan kita, ia tidak mendapatkannya. Sakit hati pada anak
dapat timbul oleh penolakan orang tua untuk memberi pertolongan kepada anak
sewaktu anak membutuhkannya. Pada saat anak mulai dewasa anak mulai memikirkan
hal-hal yang ingin dilakukannya.
Tidak
jarang anak berpaling kepada orangtua untuk memberinya bantuan. Nah, pada saat
itu bila orangtua menolak permintaannya, besar kemungkinan hal ini akan
menimbulkan kepahitan. Bila jelas terlihat bahwa anak bukan memanipulasi kita
dan bahwa ia memang memerlukan bantuan, misalnya untuk merintis usahanya, dan
kita memang sanggup menolongnya, sebaiknya berilah pertolongan.
Biarlah kita berbagian dalam usahanya mengembangkan diri dan merintis kehidupannya. Ketidakrelaan kita menolongnya membuatnya berpikir bahwa kita tidak ingin melihat ia berhasil dalam hidup dan bahwa kita adalah kejam. Amsal 25:21-22 berkata, "Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga berilah dia air minum. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya dan Tuhan akan membalas itu kepadamu."
Biarlah kita berbagian dalam usahanya mengembangkan diri dan merintis kehidupannya. Ketidakrelaan kita menolongnya membuatnya berpikir bahwa kita tidak ingin melihat ia berhasil dalam hidup dan bahwa kita adalah kejam. Amsal 25:21-22 berkata, "Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga berilah dia air minum. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya dan Tuhan akan membalas itu kepadamu."
Orang
yang tengah butuh adalah orang yang menyimpan bara api di kepalanya alias
panas. Sewaktu kita menolak untuk membantunya, ia akan menyimpan kepahitan yang
dalam. Sebaliknya jika kita menolongnya, ia akan merasakan kelegaan yang dalam.
Jadi, jika anak sedang membutuhkan pertolongan, berilah. Kalau tidak bisa
memberi semua, berilah sebagian. Tunjukkanlah bahwa kita mengasihinya, bukan
hanya dengan perkataan tetapi juga dengan perbuatan. Anak yang menerima
pertolongan dalam kesusahan, akan selalu tahu dan mengingat bahwa orangtuanya
sungguh mengasihinya.
3.
Berilah pengampunan yang anak perlukan.
Sakit
hati pada anak muncul ketika ia bersalah dan memerlukan pengampunan, kita tidak
bersedia mengampuninya. Amsal 16:6 berkata, "Dengan kasih dan kesetiaan,
kesalahan diampuni." Anak adalah manusia biasa, yang dapat melakukan
kesalahan. Adakalanya anak melakukan kesalahan yang besar, yang mungkin sangat
melukai hati kita. Nah, dalam situasi seperti ini anak memerlukan pengampunan.
Sewaktu anak menerima pengampunan, ia pun akan melihat kasih dan kesetiaan kita kepadanya. Bukti kasih terbesar adalah sewaktu kesalahan terjadi dan pengampunan dibutuhkan. Anak akan sungguh-sungguh tahu bahwa kita mengasihinya pada waktu kita mengampuni kesalahan yang diperbuatnya.
Sewaktu anak menerima pengampunan, ia pun akan melihat kasih dan kesetiaan kita kepadanya. Bukti kasih terbesar adalah sewaktu kesalahan terjadi dan pengampunan dibutuhkan. Anak akan sungguh-sungguh tahu bahwa kita mengasihinya pada waktu kita mengampuni kesalahan yang diperbuatnya.
Anak
pun baru akan tahu bahwa kita setia kepadanya dan tidak akan meninggalkannya
pada saat ia melakukan perbuatan yang mengecewakan dan kita tetap menerimanya.
Sebaliknya bila kita cepat mengubah sikap dan malah tidak bersedia
mengampuninya, ia pun tahu bahwa kita tidak benar-benar mengasihinya dan bahwa
kita tidak setia kepadanya.
Ia pun cepat menyimpulkan bahwa ia hanya berharga dan dikasihi jikalau ia dapat membuat kita orangtuanya senang dan bangga atas pencapaiannya. Inilah hal yang berpotensi menimbulkan sakit hati pada diri anak. "Dengan kasih dan kesetiaan kesalahan diampuni." Inilah yang diharapkan anak dari orangtuanya.
Ia pun cepat menyimpulkan bahwa ia hanya berharga dan dikasihi jikalau ia dapat membuat kita orangtuanya senang dan bangga atas pencapaiannya. Inilah hal yang berpotensi menimbulkan sakit hati pada diri anak. "Dengan kasih dan kesetiaan kesalahan diampuni." Inilah yang diharapkan anak dari orangtuanya.