Translate

Ini Yang Perlu Dusepakati Dalam Keluarga Kristen

Ini yang perlu disepakati dalam keluarga Kristen - Prinsipnya adalah semakin banyak hal yang disepakati, kehidupan berkeluarga akan semakin kompak dan harmonis. Kesepakatan harus dibangun sesuai dengan rencana Allah, sebab di luar itu yang terjadi adalah kesepakatan manusia yang justru menjauh dari Allah.

Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: "Apa sajakah yang perlu disepakati dalam keluarga Kristen?" Ada beberapa yang bisa disajikan tentang hal-hal yang harus disepakati dalam keluarga Kristen, yaitu:

1. Suami-istri harus sepakat dalam hal iman.
Iman menjadi bagi yang paling mendasar dan penting di dalam keluarga Kristen. Dikatakan demikian, karena kesatuan tidak bisa terjadi antara gelap dan terang. Rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan terang dan gelap tidak bisa bersatu, menulis demikian: "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya" - 2 Korintus 6:14. Itu sebabnya kelahiran baru menjadi syarat mutlak supaya pernikahan dapat dipersatukan dalam Kristus.


2. Suami-istri harus memiliki visi yang sama.
Suami-istri harus memiliki visi yang sama, supaya dapat menghadapi tantangan hidup dengan kuat. Visi yang disepakati bagi arah keluarga kelak ini diberikan oleh Tuhan sendiri, yang menyatukan visi pribadi masing-masing suami-istri sebelum menikah. Penulis kitab Amsal dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan visi, menulis demikian: "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum" - Amsal 29:18.

Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa visi memiliki peran yang sangat sentral dan strategis bagi sebuah keluarga sebagai unit terkecil dari sebuah organisasi. Jika keluarga Kristen dalam hal ini suami-istri tidak memiliki visi yang sama, maka dapat dipastikan bahwa keluarga tersebut tidak memiliki arah yang jelas untuk dituju dan dicapai. Visi bersama akan membawa keluarga memenuhi tujuan Tuhan dalam hidupnya di bumi.

3. Suami-istri harus sepakat tempat di mana mereka akan bertumbuh bersama dalam iman.
Suami-istri dapat terus bertumbuh dan membangun iman yang kuat dalam keluarga, tempat beribadah dan komunitas merupakan hal yang perlu disepakati bersama. Gereja yang sehat akan mempersiapkan jemaat menjadi murid Kristus yang sejati, dan pelayanan bersama suami-istri sebagai satu daging perlu terus dibangun agar dampaknya semakin luar biasa sesuai rencana Tuhan.

4. Suami-istri harus sepakat soal keuangan.
Uang merupakan hal yang sangat penting dan menjadi faktor yang sering menjadi penyebab perceraian. Alkitab bahkan menuliskan bahwa di mana harta seseorang berada, di situ juga hatinya berada - Matius 6:21. Artinya, keuangan yang satu akan membuat hati suami dan istri bersatu, dan demikian pula sebaliknya. Untuk dapat membangun kesepakatan dalam hal keuangan, suami-istri perlu membangun sistem pengelolaan keuangan bersama, sehingga rasa aman terbangun dan sekaligus keluarga terjaga dari pencobaan karena uang.

Keuangan bersama akan membuat pasangan terus saling berkomunikasi dalam mengambil keputusan demi kepentingan bersama. Bagi pasangan yang baru menikah, keputusan untuk membangun keuangan bersama akan membentuk kebiasaan untuk saling bergantung dan bersepakat. Kesepakatan dalam keluarga akan menjadi dasar agar berkat dan kehidupan diperintahkan oleh Tuhan - Mazmur 133:1-3.

5. Suami-istri harus sepakat soal waktu.
Waktu adalah sesuatu yang tidak dapat dibeli dan tidak dapat terulang. Banyaknya waktu yang kita luangkan menunjukkan prioritas kehidupan kita. Seorang yang menempatkan pekerjaan sebagai prioritas yang terpenting dan paling berharga akan meluangkan dan memprioritaskan waktunya untuk pekerjaan di atas segalanya, termasuk di atas waktu untuk keluarga dan bahkan waktu untuk bersama Tuhan.

Ketika memutuskan untuk membangun rumah tangga, suami-istri harus memiliki komitmen untuk memberikan waktu kepada pasangan dan anak-anak. Untuk dapat membangun kesepakatan, "me time" harus berubah menjadi "we time" karena hanya dengan memberikan waktu yang berkualitaslah kita dapat membangun suatu komunikasi yang terbuka dan saling membangun. Penerimaan akan perbedaan dalam diri pasangan membutukan waktu dan kerendahan hati.