Natal Menghadirkan Jawaban Bagi Manusia
2. Umat pilihan Allah digerakkan – Lukas 2:4-5.
a. Israel bergerak.
a. Israel bergerak.
Beratus-ratus
tahun lamanya bangsa Yahudi menanti-nantikan seorang penyelamat yang akan
melepasan mereka dari penderitaan, kemiskinan dan aniaya dari kaum penjajah,
seperti yang dinubuatkan para nabi. Kini satu lagi perintah penjajah yang mau
tidak mau harus mereka lakukan yaitu mereka harus mendaftarkan diri kekotanya
masing-masing.
b. Yusuf dan Maria bergerak.
Yusuf dan
Maria pergi meninggalkan Nasaret di Galilea dan menuju ke Betlehem ke kota Daud
di Yudea. Ternyata dibelakang segala kesukaran itu ada rencana Allah yang
indah. Karena perintah Agustus dan karena Israel digerakan maka terpenuhilah
apa yang dinubuatkan nabi bahwa Kristus harus dilahirkan di Betlehem (Mika
5:1). Janji Allah digenapi dan kerinduan umat-Nya di penuhi. Bangsa yang
berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di
negeri kekelaman atasnya terang yang benar telah bersinar.
c. Sikap umat-Nya.
Apa sikap umat-Nya? Mereka bukan percaya atau menyambut Mesias yang
telah datang, tetapi sebaliknya mereka menolak Dia. Sebenarnya mereka tahu.
Pada waktu orang majus bertanya pada Herodes, iman kepala, ahli-ahli Taurat
menyatakan bahwa Raja itu akan lahir di Betlehem. Tetapi kenapa umat-Nya
menolak? Karena tidak sesuai dengan harapan mereka. Mereka berharap Raja harus
lahir di Istana dan langsung menghancurkan penjajah dan mencukupkan semua
kebutuhan-kebutuhan mereka dalam berbagai bidang kehidupan. Mereka hanya
mengingat diri sendiri bukan mengingat Allah.
Mereka tidak ingin dijajah, tetapi ingin menjajah. Mereka bukan ingin memuji, tetapi ingin dipuji, ingin dihormati, keras kepala dan tidak taat. Allah membenci kejahatan, kecongkakan dan ketinggian hati. Itulah sebabnya Allah merendakan diri di Betlehem, kecil, rendah, hina, dan hampir tidak kelihatan. Tidak ada lagi kerajaan politis, tidak ada negara, tidak ada tentara, tidak ada wilayah, tidak ada bendera Yesus tidak lahir di Istana Yerusalem melainkan di kandang Betlehem. Bukan dalam kuasa, tapi dalam kelemahan. Bukan dalam kemuliaan, melainkan dalam kehinaan. Allah mengasihi yang rendah dan yang hina, yang terbuang dan yang bersalah supaya manusia yang tinggi dapat merendakan diri. Manusia yang merebut kemuliaan Allah dapat bertobat.
Mereka tidak ingin dijajah, tetapi ingin menjajah. Mereka bukan ingin memuji, tetapi ingin dipuji, ingin dihormati, keras kepala dan tidak taat. Allah membenci kejahatan, kecongkakan dan ketinggian hati. Itulah sebabnya Allah merendakan diri di Betlehem, kecil, rendah, hina, dan hampir tidak kelihatan. Tidak ada lagi kerajaan politis, tidak ada negara, tidak ada tentara, tidak ada wilayah, tidak ada bendera Yesus tidak lahir di Istana Yerusalem melainkan di kandang Betlehem. Bukan dalam kuasa, tapi dalam kelemahan. Bukan dalam kemuliaan, melainkan dalam kehinaan. Allah mengasihi yang rendah dan yang hina, yang terbuang dan yang bersalah supaya manusia yang tinggi dapat merendakan diri. Manusia yang merebut kemuliaan Allah dapat bertobat.
d. Bagaimana dengan kita sebagai umat-Nya? Perkembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan membawa perseseran-pergeseran nilai dalam kehidupan
manusia termasuk umat Kristiani. Kemampuan manusia mengatur ciptaan dan lebih
lagi kemampuan manusia untuk mencipta telah banyak membuat manusia menjadi
manusia otonom yang menolak kehadiran Allah pencipta. Manusia menjadi sombong
da umumnya orang demikian menjadi tidak beragama. Seorang pengajar di
Universitas ternama mengatakan bahwa orang-orang miskin . orang bodoh dan yang
mempunyai kualitas rendahlah yang memerlukan Tuhan. Banyak orang Kristen dewasa
ini tidak lagi merasakan kehadiran Allah bahkan tidak percaya. Seperti pemilik
penginapan, sebenarnya baik, tapi karena sudah penuh. Kita sibuk dengan pohon
natal. Pakaian, kue, soal panitia, pinjaman, makanan, dll, sehingga tidak ada
tempat lagi bagi Yesus dalam hati dan kehidupan kita dalam merayakan natal.