Meraih Kebahagiaan Melalui Persoalan Kehidupan Part 3
3. Persoalan yang kita alami menjadi momentum untuk kita
kembali dekat dengan Tuhan.
Dalam Yohanes
11:32, mengatakan: “Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat
Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan,
sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Dari
ayat ini kita melihat bahwa Maria tersyungkur di kaki Tuhan. Ini menyatakan
ketidaksanggupan Maria dalam menghadapi persoalan yang dialaminya. Oleh sebab
itu, Maria benar-benar berserah penuh dan hanya bergantung kepada pertolongan
Tuhan saja. Ia hanya memandang kepada Tuhan saja dan percaya bahwa Tuhan
sanggup menolongnya. Melalui masalahnya, yaitu kematian Lazarus saudaranya
membuat Maria dekat dengan Tuhan. Tuhan juga memakai masalah untuk membuat
kita dekat dengan diri-Nya.
Kadang-kadang
disaat kita mengalami berkat Tuhan dan hidup kita begitu aman; ekonomi baik,
pekerjaan baik, rumah tangga baik, kesehatan baik dan keluarga baik, semuanya
itu kadang membuat kita lupa akan Tuhan dan kita mulai meninggalkan Tuhan.
Dengan masalah Tuhan menyadarkan kita agar mata kita tetap kapada Dia. Hati
kita tetap pada Dia. Dia menghendaki agar kita tetap dekat dengan-Nya.
Ada sebuah ilustrasi
Ada seorang pria
yang tidur dalam pondoknya. Pada suatumalam tiba-tiba kamarnya dipenuhi
oleh cahaya dan Sang Juru Selamat muncul. Tuhan bersabda kepadanya bahwa Ia
memiliki suatu pekerjaan baginya, dan memperlihatkan kepadanya sebuah batu
besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan agar pria itu mendorong batu itu
sekuat tenaganya. Itulah yang dilakukan oleh pria itu hari demi hari. Selama
beberapa tahun, ia bekerja dari matahari terbit sampai terbenamnya. Permukaan
kasar dari batu yang tidak bergerak itu didorongnya sekuat tenaganya.
Setiap malam
pria itu kembali ke pondoknya dengan penuh luka dan kelelahan. Merasakan bahwa
sehari penuh dilaluinya dengan percuma. Melihat pria itu penuh dengan
kekecewaan, setan memutuskan untuk masuk ke dalam pikiran pria itu. “Kamu telah
mendorong batu itu cukup lama, dan batu itu tidak bergeser sedikit pun. Mengapa
kau masih melakukan hal itu? Kamu tidak akan pernah memindahkan batu itu.”
Hal itu membuat
pria itu mendapat kesan bahwa pekerjaan yang dilakukannya itu adalah suatu hal
yang tidak mungkin dan ia adalah seorang pecundang. Pikiran itu mengecilkan
hati dan membuay pria itu menjadi menyerah. “Mengapa aku melakukan hal ini?”
pikirnya. “Semestinya aku melakukannya sebentar saja dari waktuku dan
memberikan usaha yang seadanya. Pasti itu sudah cukup.” Kemudian ia
merencanakan untuk melakukannya sampai suatu hari ia memutuskan untuk berdoa
dan menyampaikannya kepada Tuhan. “Tuhan,” ia berdoa. “Aku telah bekerja
keras lama sekali, mengeluarkan seluruh tenagaku seperti yang Kau sabdakan.
Tetapi, selama ini aku belum menggeser batu ini satu milimeter pun. Apa yang
terjadi? Kenapa aku gagal?”
Tuhan
menjawabnya dengan penuh kasih, “Anakku, ketika Aku minta kamu untuk
melayani-Ku dan kau terima, Aku katakan padamu untuk mendorong batu itu dengan
sekuat tenagamu, seperti yang telah kau lakukan. Tidak sekali pun Aku
menyebutkan padamu untuk memindahkan batu itu. Tugasmu adalah untuk mendorong.
Sekarang kau datang padaKu dan berpikir bahwa kau telah gagal. Kekuatanmu
terbuang percuma. Tetapi, apakah itu benar? Lihat dirimu sendiri. Tangan
berotot dan kekar. Punggungmu kuat. Tanganmu keras. Kakimu juga kokoh. Di balik
semuanya itu, kau telah banyak bertumbuh dan berkembang. Kemampuanmu sekarang
telah melewati apa yang dulu kau miliki. Meski kau tidak memindahkan batu itu,
tetapi panggilan tugasmu adalah untuk taat dan mendorong batu itu serta melatih
imanmu terhadapKu. Semua itu telah kau lakukan. Oleh karena itu, anakKu, Aku
sendiri yang akan memindahkan batu itu.”
Baca juga: Bagaimana Memahami Panggilan Allah.
Baca juga: Bagaimana Memahami Panggilan Allah.
Post a Comment for "Meraih Kebahagiaan Melalui Persoalan Kehidupan Part 3"