Awas Bahaya Dibalik Keberhasilan
Awas
bahaya dibalik keberhasilan – Keberhasilan dalam hidup merupakan suatu
yang dharapkan oleh setiap orang termasuk orang Kristen. Itu sebabnya semua
sumber daya dan potensi yang dimiliki diupayakan sedemikian rupa dilakukan demi
merengkuh keberhasilan itu. Hal tersebut tidaklah salah. Kalau demikian,
mengapa tema “Awas Bahaya Di Balik Keberhasilan ditulis?”. Ini ditulis
sebagai pengingat bahwa sesungguhnya ada bahaya yang mengancam di balik
keberhasilan yang kita capai.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah:
“Apa saja bahaya yang ada di balik keberhasilan itu?”. Berdasarkan 1 Raja-Raja
18, kita menemukan ada beberapa bahaya di balik keberhasilan, yaitu:
1.
Ada lawan yang siap untuk menghancurkan anda.
Ratu Isebel adalah musuh keberhasilan yang
tidak disadari oleh nabi Elia. Dalam 1 Raja-Raja 18, ratu Isebel menghendaki
kehancuran dan kematian Elia yang baru saja mengalami keberhasilan mengalahkan
musuh-musuhnya. Elia tidak siap menghadapi musuh yang ada di balik
keberhasilannya. Ditandai dengan ia melarikan diri dan ingin mati saja.
Adakalanya eforia keberhasilan acap kali
membawa kita kepada suatu fakta bahwa tidak ada orang yang bisa merusak
keberhasilan yang sudah diraih. Pemikiran tersebut lahir dari suatu sikap
arogan, rasa percaya diri yang tidak terkontrol. Fakta kehidupan sesungguhnya
menunjukkan bahwa ketika keberhasilan dicapai ada banyak orang yang siap untuk
menghancurkan anda.
Pelajarannya bagi kita ialah bila kita
berhasil dalam hidup, ingatlah bahwa ada musuh yang siap untuk menghancurkan,
menginginkan anda jatuh dan bahkan menghendaki kematian anda. Oleh karena itu
selalulah waspada dan siap sedialah pada segala waktu. Hal ini sudah ditulis
oleh rasul Petrus dalam suratnya demikian: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si
Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang
yang dapat ditelannya” – 1 Petrus 5:8.
2.
Ada potensi untuk melupakan Tuhan.
Sadar atau tidak, keberhasilan lebih banyak
membuat orang menjauh dari Tuhan. Ketika ia menikmati berkat yang sesungguhnya
dari Tuhan juga diperoleh, kecenderungan manusiawi ialah membelakangi Tuhan dan
melupakan segala kebaikan-Nya.
Pengalaman
kehidupan nabi Elia menjadi pelajaran berharga bagi kita. Mengingatkan kita
bahwa sesungguhnya bukan kegagalan yang menjadi ancaman untuk menjauhkan kita
dari Tuhan. Kegagalan bukanlah ancaman yang akan menghambat pertumbuhan iman
dan kehidupan rohani kita. Tetapi sebenarnya keberhasilan yang kita capai
merupakan ancaman terbesar bagi kehidupan iman dan spiritual kita.
Mengapa
dikatakan demikian? Karena ketika berada di puncak keberhasilan, maka rasa
percaya diri (self confident) kita juga meroket. Dalam frame itulah terdapat
potensi besar dan ruang terbuka luas membawa kita membelakangi Tuhan. Kita lupa
bahwa sesungguhnya pencapaian yang kita raih sesungguhnya karena pertolongan
dan campur tangan Tuhan. Kita beranggapan bahwa keberhasil itu adalah berkat
perjuangan dan kerja keras kita semata. Di titik itulah kita mulai bersandar
dan mengandalkan diri dan manusia. Cara pikir demikian sangat dibenci oleh
Tuhan. Nabi Yeremia menulis demikian: “Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang
yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang
hatinya menjauh dari pada TUHAN!” – Yeremia 17:5.
Keberhasilan
yang anda capai berada di tangan Tuhan. Hanya oleh Dia memungkinkan anda bisa
meraih keberhasilan. Oleh sebab itu, jangan takabur, terkecoh dan dibodohi oleh
Iblis dan ego anda. Tuhan bekerja dan melakukan segala sesuatu itu bersama
dengan anda untuk mencapai tujuan yang telah dirancang-Nya dari semula. Namun,
anda harus ingat bahwa keberhasilan itu tetap milik Tuhan. Itu sebabnya
pemazmur menulis demikian: “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan
segala kebaikan-Nya” – Mazmur 103:2. Saya pikir anda juga butuh bahan khotbah Kristen ini: Jawaban Tuhan Dari Dalam Badai.
Post a Comment for "Awas Bahaya Dibalik Keberhasilan"