Sikap Orang Percaya Dalam Beribadah
Sikap orang percaya dalam
beribadah – Tema ini menggarisbawahi tiga pokok kajian, antara lain: Pertama, sikap (dalam konteks judul,
kata sikap diartikan sebagai perilaku
atau tindakan); Kedua, orang percaya
(orang percaya disebut juga sebagai umat Allah; orang yang telah diselamatkan;
orang yang sadar telah diselamatkan oleh Yesus Kristus);
Ketiga, ibadah (secara sederhana, ibadah diartikan sebagai interaksi harmonis dengan Tuhan sebagai perwujudan ketaatan pada firman-Nya). Dalam konteks ayat 1 kata ibadah diterjemahkan dari kata Yunani “λατρείαν “ yang diartikan sebagai “religious service, worship (of God)” yaitu pelayanan atau penyembahan kudus.
Ketiga, ibadah (secara sederhana, ibadah diartikan sebagai interaksi harmonis dengan Tuhan sebagai perwujudan ketaatan pada firman-Nya). Dalam konteks ayat 1 kata ibadah diterjemahkan dari kata Yunani “λατρείαν “ yang diartikan sebagai “religious service, worship (of God)” yaitu pelayanan atau penyembahan kudus.
Pertanyaan
penting yang patut diajukan ialah: “Bagaimanakah sikap orang
percaya dalam beribadah kepada Tuhan berdasarkan Roma 12:1-2? Berikut beberapa
sikap yang patut dilakukan oleh orang percaya ketika beribadah kepada Tuhan.
1.
Menyembah dengan melibatkan hidup secara total (ay. 1a).
Dalam ayat 1 rasul Paulus
menasihatkan jemaat di Roma agar mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang
hidup. Dalam Alkitab, kita menemukan
beragam istilah ketika berhubungan dengan manusia, antara lain: tubuh, jiwa,
roh, hati, kekuatan, akal budi. Bagian-bagian ini digunakan silih
berganti. Bahkan, ketika menunjuk tubuh,
pada saat yang sama memuat dimensi dan natur konstitusional manusia yang
lain.
Karena itu, ketika rasul
Paulus menyatakan agar mempersembahkan tubuh (Yun.: τὰ σώματα = body of a human being or animal = tubuh yang sementara) sebagai
persembahan yang hidup, berarti kita menyatukan seluruh elemen-elemen tubuh ini
agar fokus menyembah Tuhan.
Kita tidak menyembah Tuhan dengan tubuh, sementara pikiran kita terpisah jauh. Kita tidak menyembah Tuhan dengan tubuh, sementara hati kita galau/kacau. Kita tidak menyembah Tuhan dengan tubuh, sementara jiwa kita tidak mendapat kedamaian. Alkitab menyadarkan kita agar perlu sinkronisasi antara tubuh, jiwa, roh, hati, kekuatan, dan akal budi untuk menyembah Tuhan.
Kita tidak menyembah Tuhan dengan tubuh, sementara pikiran kita terpisah jauh. Kita tidak menyembah Tuhan dengan tubuh, sementara hati kita galau/kacau. Kita tidak menyembah Tuhan dengan tubuh, sementara jiwa kita tidak mendapat kedamaian. Alkitab menyadarkan kita agar perlu sinkronisasi antara tubuh, jiwa, roh, hati, kekuatan, dan akal budi untuk menyembah Tuhan.
2.
Menyembah dalam kekudusan (ay. 1b).
Salah satu atribut Allah
adalah kekudusan. Allah berfirman kepada
bangsa Israel dengan menyatakan, “Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu,
kudus” (Imamat 19:2 bdk. Why. 4:8). Hal
ini juga yang diingatkan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma agar mereka
menyembah dalam kekudusan. Kebenaran ini
mengingatkan kita agar menyembah dalam kekudusan sehingga berkenan kepada Allah.
Mengingat betapa pentingnya
kekudusan itu, Allah memperingatkan bahwa tanpa kekudusan kita tidak pernah
melihat Tuhan. Surat Ibrani menyatakan,
“Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa
kekudusan tidak seorang pun akan melihat Allah” (Ibrani 12:14). Kebenaran ini juga berbicara kepada kita hari
ini bahwa ketika kita menyembah Tuhan, kita perlu memastikan apakah hidup kita
dalam kekudusan atau tidak.
Bagaimanakah sikap orang
percaya dalam beribadah? Pertama,
menyembah dengan melibatkan hidup secara total. Ada sikronisasi antara tubuh
dengan jiwa, roh, hati, pikiran, kekuatan bahkan perbuatan; Kedua, menyembah dalam kekudusan.
Alkitab menyatakan bahwa tanpa kekudusan, kita tidak pernah melihat Allah.
Selamat menggumuli hidup dalam penyembahan yang benar dan sejati kepada Tuhan.
Anda juga: CARA MEMPERBAIKI RELASI YANG RUSAK.
Anda juga: CARA MEMPERBAIKI RELASI YANG RUSAK.
Jakarta, 13 September 2015
Pdt. Nasokhili Giawa, M.Th.
Post a Comment for "Sikap Orang Percaya Dalam Beribadah"