Meraih Kemenangan Dengan Menjaga Kehidupan 3
Meraih kemenangan dengan
menjaga kehidupan – Meraih kemenangan merupakan cita-cita, rindu dan harapan
dari setiap orang. Cita-cita, rindu dan harap itu harus terealisasi dalam
kenyataan hidup kita. Namun, faktanya ialah acap kali yang kita dapatkan lebih
banyak gagal dari pada kemenangan.
Mengapa demikian? Karena sebenarnya kita gagal menjaga kehidupan. Karena itulah, maka saya menulis dengan topik meraih kemenangan denga menjaga kehidupan. Artinya ialah dengan menjaga kehidupan secara benar dan bertanggung jawab, maka dijamin kita pasti meraih kemenangan.
Mengapa demikian? Karena sebenarnya kita gagal menjaga kehidupan. Karena itulah, maka saya menulis dengan topik meraih kemenangan denga menjaga kehidupan. Artinya ialah dengan menjaga kehidupan secara benar dan bertanggung jawab, maka dijamin kita pasti meraih kemenangan.
Landasan firman Tuhan yang
menjadi sumber pembahasan tentang meraih kemenangan dengan menjaga kehidupan
ialah dari Ester 7:1-10. Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Bagaimana
caranya menjaga kehidupan agar dapat meraih kemenangan?” Berikut beberapa hal
yang harus kita jaga dalam kehidupan kita agar kita bisa meraih kemenangan,
yaitu:
3.
Jagalah dirimu.
“Sembah
Harbona, salah seorang sida-sida yang di hadapan raja: "Lagipula tiang
yang dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang menyelamatkan raja dengan
pemberitahuannya itu, telah berdiri di dekat rumah Haman, lima puluh hasta
tingginya. "Lalu titah raja: "Sulakan dia pada tiang itu" –
Ester 7:9.
Pertama, Sula yang dalam bahasa
Ibraninya disebut: taw-law', bermakna ‘gantung’, ‘gantungkan’ atau
‘menggantungkan’. Haman di sulakan pada tiang yang bertinggi lima puluh hasta
(lima puluh kaki) atau sekitar 15 meter. Haman mati. Haman tidak mampu menjaga
dirinya sehingga dia kehilangan nyawanya. Haman melakukan dua kesalahan:
Merancang kejahatan untuk memusnahkan Mordekhai dan bangsa Israel sekaligus
berniat berbuat tidak pantas kepada ratu Ester.
Tragisnya, Haman kehilangan nyawanya dengan cara digantung di tiang yang Ia bangun sendiri untuk (rencananya) menggantung Mordekhai. Kitab Ester adalah Kitab paling monumental di Alkitab dalam hal demonstrasi Allah menjaga, memelihara dan melindungi Bangsa Israel. Bangsa Israel dijaga oleh Tuhan. Haman tidak dijaga Tuhan. Haman Mati. Haman tidak menjaga hatinya, Haman tidak menjaga syahwatnya, akibatnya Haman mati. Antara dilemma dan galau lalu Haman mati digantung. Haman gagal menjaga dirinya karena Ia gagal menjaga hati dan syahwatnya.
Tragisnya, Haman kehilangan nyawanya dengan cara digantung di tiang yang Ia bangun sendiri untuk (rencananya) menggantung Mordekhai. Kitab Ester adalah Kitab paling monumental di Alkitab dalam hal demonstrasi Allah menjaga, memelihara dan melindungi Bangsa Israel. Bangsa Israel dijaga oleh Tuhan. Haman tidak dijaga Tuhan. Haman Mati. Haman tidak menjaga hatinya, Haman tidak menjaga syahwatnya, akibatnya Haman mati. Antara dilemma dan galau lalu Haman mati digantung. Haman gagal menjaga dirinya karena Ia gagal menjaga hati dan syahwatnya.
Kedua, Pernahkah kita merasakan kejahatan
akibat kejahatan yang kita rancang sendiri? Pernahkan kita membohongi seseorang
kemudian kita menanggung resiko atas kebohongan kita sendiri? Pernahkah kita
meyusahkan orang lain lalu kita menanggung susah justru karena perbatan kita
itu? Perbuatan baik akan menuai perbuatan baik. Sebaliknya, perbuatan tidak
baik dari diri kita akan tidak baik juga hasilnya bagi diri sendiri. Gupta,
seorang guru muda dari India memiliki kemampuan khusus melihat karakter
seseorang dari tulisan tangan.
Sudah banyak pasiennya yang
puas akan hasil kerjanya menilai dan merekomendasikan terapi kejiwaan seseorang
dari tulisan tangannya. Suatu sore seorang ibu tua datang ketempat praktek guru
muda ini membawa kertas berisi tulisan tangan. Ibu itu bertanya apa karakter
orang yang ada di tulisan tangan tersebut. Ah,tulisan tangan ini terlalu jelek,
tajam-tajam dan patah-patah, agak tak beraturan, tukas sang Guru muda.
Guru muda itu berkata lagi:
‘usia orang yang menulis ini tidak lebih dari 10 tahun’. ‘Ya, benar guru,
kelas lima SD dia’, sambar si Ibu tua. ‘Anak ini agak pemalu, agak malas dan
kurang bergaul, masa depannya akan suram kalau dia tidak merubah karakternya
ini, tukas sang guru muda. Mendengar perkataan si Guru muda, si Ibu tua ini
berkata dengan perlahan tapi tajam: Pak Guru, ini adalah tulisan tanganmu
sendiri, saya adalah gurumu di kelas lima SD waktu itu. Si guru muda tersebut
kaget dan langsung memeluk gurunya di kelas lima SD dengan perasaan haru
bercampur malu. Perbuatan kita yang mencela seseorang akan berbalik kepada diri
kita sendiri. Karenanya, camkanlah ini: Jagalah dirimu agar tidak berbuat
kejahatan. Karena kejahatan itu pasti akan berbalik pada dirimu sendiri. JAGALAH DIRIMU.
Baca juga: MERAIH JAWABAN TUHAN MELALUI BADAI KEHIDUPAN PART 2.
Baca juga: MERAIH JAWABAN TUHAN MELALUI BADAI KEHIDUPAN PART 2.
Post a Comment for "Meraih Kemenangan Dengan Menjaga Kehidupan 3"