Translate

Meraih Jawaban Tuhan Melalui Badai Kehidupan 3

Meraih jawaban Tuhan melalui badai kehidupan – Badai kehidupan apapun bentuknya tentu tidak ada dari antara kita yang menyukainya. Jauh-jauhlah hal itu dari kehidupan kita demikian harapan yang terpatri dalam jiwa kita. Tetapi faktanya, suka atau tidak suka badai itu datang dengan sendirinya tanpa kita undang menimpa hidup kita. 

Seorang teolog Injil bernama C.S. Lewis menulis tentang penderitaan itu demikian: “Allah berbisik dalam kesenangan kita, berbicara dalam keadaan biasa, tetapi berteriak dalam penderitaan kita. Penderitaan adalah soud systemnya Allah untuk membangunkan dunia yang sedang tertidur”.

Ayub adalah salah satu tokoh penting dan sentral yang diabadikan kisah hidupnya di dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Ayub merupakan salah satu tokoh yang memiliki kehidupan moral yang berkualitas, integritasnya tinggi dan kehidupan spiritual yang excellent. Kendati demikian, ia mengalami badai yang sangat mengerikan. 

Bukan saja dirinya yang sangat menderita, tetapi juga semua yang dimilikinya sirna dalam sekejab. Badai yang bertubi-tubi menimpa kehidupan Ayub. Dalam badai yang hebat itu, Ayub tetap bertahan sampai ia meraih jawaban Tuhan dari dalam badai kehidupan yang dialaminya. Penulis kita Ayub terkait dengan jawaban Tuhan dari dalam badai, menulis demikian: “Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub” – Ayub 38:1.


Dari bagian firman Tuhan di atas, kita menemukan bahwa Allah sendiri yang menyapa Ayub. Ia menyatakan ketidaktahuan Ayub akan peranan ilahi di dalam semua peristiwa atau badai yang menimpa kehidupan keruarganya. Demikian juga dengan kita, acap kali kita tidak mengerti kenapa badai menimpa hidup kita. Kita juga sering terbatas untuk mengerti peranan Tuhan di dalam setiap badai yang menimpa hidup kita. 

Tuhan merendahkan Ayub dengan mengungkapkan betapa sedikitnya pemahaman dan pengetahuan manusia tentang Tuhan dan karya-Nya di dalam setiap aspek hidup kita bahkan ketika badai menimpa keluarga kita. Kendati demikian, melalui respons Allah Ayub menerima penyataan langsung dari Allah tentang kehadiran, kemurahan dan kasih-Nya. Jika Ayub mendapatkan tanggapan langsung dari Allah di tengah badai kehidupan yang dialaminya, maka Allah yang sama juga akan memberikan respons langsung kepada kita dari dalam badai hidup yang kita alami.


Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Bagaimana atau apa rahasianya supaya kita bisa mendapatkan jawaban Tuhan dari dalam badai kehidupan yang menimpa kita?” Ada beberapa hal yang bisa saya bagikan kepada pembaca setia blog ini rahasia meraih jawaban Tuhan melalui badai kehidupan.

3. Nikmati pengalaman dan realitas kehadiran Tuhan.
Ayub di tengah badai kehidupan yang menimpanya, ia tidak kehilangan kepekaan akan kehadiran Tuhan di tengah badai itu. Pengalaman badai itu ia nikmati dan menyadari bahwa Tuhan tidak pernah melakukan hal yang jahat bagi hidupnya. Ayub mengetahui dan menyadari sepenuhnya bahwa semua yang ada padanya termasuk dirinya adalah milik Tuhan dan Tuhan berdaulat serta berkuasa penuh atasnya. Itu sebabnya ketika badai itu menimpa dirinya, Ayub berkata: “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan”.

Ada kalanya dalam hidup kita pada saat badai menimpa, kita tidak dapat menikmati pengalaman spiritual dan realitas kehadiran Tuhan. Ada banyak orang yang berpikir bahwa badai itu seakan telah memisahkan dia dari Tuhan. Ada juga yang merasa bahwa badai itu terlalu berat, sehingga yang ia rasakan ialah sakit dari badai itu yang menguasai hidupnya sehingga realitas kehadiran Tuhan di tengah badai itu tidak dapat ia rasakan.

Ayub dipertajam pengalaman kepekaan spiritual dan realitas kehadiran Tuhan melalui badai kehidupan yang menimpanya. Itu sebabnya ia tidak mempersalahkan Tuhan seperti sikap dan perkataan istrinya. Ayub mengetahui betul bahwa Allah hadir sekalipun badai itu besar baginya. Ayub yakin bahwa Tuhannya lebih besar dari badai hidup yang menimpanya. Dan Ayub juga percaya bahwa Tuhan akan melakukan perbuatan ajaib di dalam hidupnya dengan menyingkirkan badai dari kehidupannya.

Dengan kata lain, aspek terpenting dalam relasi kita dengan Allah bukanlah pemahaman intelektual mengenai semua jalan Allah, tetapi pengalaman dan realitas kehadiran-Nya serta keyakinan bahwa segala sesuatu beres di antara kita dengan Allah. Dalam persekutuan dengan Allah, kita dapat menanggung pencobaan dan ujian apa saja yang harus kita alami karena ada kecakapan yang dikaruniakan Allah kepada kita untuk menanggungnya. Terkait dengan hal itu rasul Paulus menulis demikian: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” – Filipi 4:13

Baca juga:  APA MAKNA KEMATIAN YESUS PART 2.

Post a Comment for "Meraih Jawaban Tuhan Melalui Badai Kehidupan 3"