Cara Memperbaiki Relasi Yang Rusak
Cara memperbaiki relasi yang
rusak – Kita adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain dan tanpa berinteraksi dengan sesama
kita. Dalam interaksi sosial tersebut, bukan saja hal-hal positif yang bisa
kita peroleh. Namun, ada juga hal-hal negative yang bisa terjadi dalam
interaksi kita satu dengan yang lainnya. Itu sebabnya, potensi rusaknya relasi
sangat mungkin terjadi. Ketika relasi kita menjadi rusak, sangat sulit bagi
kebanyakan orang untuk memulihkannya. Apalagi jika luka itu sangat menyakitkan.
Banyak dari masalah yang
kita miliki dengan orang lain merupakan akibat kesalah-pahaman - yang sederhana
maupun yang lebih rumit dan hampir tidak kentara. Jika kita jujur terhadap diri
sendiri, kita harus mengakui bahwa kesalahan kita, baik yang dihubungkan dengan
kesalahpahaman maupun yang tidak merupakan suatu faktor yang penting di dalam
hubungan pribadi kita. Kadang-kadang akibatnya serius - persahabatan yang
hancur, pernikahan yang berantakan, orangtua dan anak yang saling berselisih,
bahkan pecahnya kelompok-kelompok Kristen.
Pertanyaan penting yang
harus diajukan untuk direnungkan ialah: Bagaimana seharusnya seorang Kristen
menanggulanginya?” Banyak di antara kita telah berusaha menanggulangi perbuatan
yang salah itu dengan cara-cara berikut:
Cara
Negatif Yang Tidak Memulihkan
Pada saat relasi kita rusak secara
sosial, sebenarnya berdampak negative terhadap hidup kita. Namun, sayang
kebanyakan dari kita menempuh cara yang sebenarnya bukan memulihkan relasi yang
rusak, tetapi justru tindakan yang akan memperparah keadaan.
1.
Menghindari orang yang telah disakiti.
Ketika kita terluka dalam
relasi sosial kita, acap kali yang kita lakukan ialah menghindari orang yang
melukai kita. Kita tidak ingin dekat dengan yang bersangkutan. Tentu banyak
alasan, salah satunya ialah kita takut terluka lagi sehingga menambah parah
sakit yang dirasakan. Cara demikian tentu tidak menghasilkan apa-apa dan tentu
relasi kita tetap tidak sehat atau tetap rusak.
2.
Berpura-pura hal itu tidak terjadi.
Sikap lain yang sering kita
peragakan atau praktekkan ketika terluka dalam interaksi sosial kita, yaitu
berpura-pura menganggap tidak pernah terjadi apa-apa dalam relasi kita dengan
orang lain. Kita berusaha menyembunyikannya dan memendam hal itu. Tindakan semacam
ini pun tidak tepat dan memberi efek positif dalam relasi kita dengan orang
lain.
3.
Berusaha bersikap baik secara berlebihan.
Tindakan lain yang dilakukan
ialah kita berusaha untuk bersikap baik secara berlebihan. Cara inipun tidak
membuat relasi kita pulih. Justru tindakan semacam ini akan membuat kita
menutupi luka tetapi tidak memulihkan.
4.
Berharap mereka tidak mempedulikannya.
Ada juga sikap lain yang
kita perlihatkan yaitu kita berharap bahwa mereka tidak mempedulikan persoalan
relasi kita yang sedang rusak. Bila ini yang kita lakukan, maka relasi kita yang
rusak tidak akan sembuh atau pulih. Justru kita akan mengalami keadaan yang
tidak menguntungkan.
Cara
Positif Yang Memulihkan
Sebagai orang Kristen yang
telah mengalami pengampunan dosa dari Allah melalui pengorbanan Tuhan Yesus
Kristus, tentunya kita memiliki cara yang alkitabiah untuk memperbaiki relasi
kita yang sudah rusak secara sosial. Cara Kristen menanggulangi perbuatan yang
salah sebenarnya adalah sebagai berikut:
1.
Memperbaiki perbuatan yang salah.
Semua kita tentu bisa
melakukan kesalahan. Dan dengan demikian kita juga bisa untuk memperbaiki
kesalahan tersebut. Ada pepatah yang mengatakan bahwa kerbau saja tidak akan
pernah jatuh di lubang yang sama. Jika demikian adanya, maka kita harus bisa
memperbaiki kesalahan kita demi sehatnya relasi kita dengan sesama. Tentu hal
itu membutuhkan proses dan ada harga yang harus kita bayar.
2.
Bertobat dari cara hidup yang tidak baik.
Sebagai pengikut Tuhan Yesus
Kristus, memang kita tidak langsung sempurna. Ada saat di mana kita bisa
berbuat salah. Oleh karena itu, marilah kita mengakui kesalahan kita dan
berjuanglah untuk bertobat dari hidup yang membuat orang lain terluka. Cara demikian
membuat jalan terbuka bagi terjadinya pemulihan relasa yang rusak dengan sesama
kita. Pertobatan dan pendamaian merupakan alat yang digunakan orang-orang
Kristen untuk memperbaiki kesalahan mereka, dan seperti setiap alat apapun yang
berguna, pertobatan dan pendamaian berfungsi sebagaimana seharusnya. Pertobatan
dan pendamaian memang dapat memperbaiki kesalahan yang kita lakukan.
3.
Bersedia untuk mengampuni.
Dua penjelasana terdahulu
terkait dengan tindakan di mana kita menjadi pihak yang menyebabkan orang lain
terluka melalui sikap, kata-kata dan perbuatan. Itu sebabnya kita harus
melakukan kedua hal di atas.
Bagaimana bila kita yang
dilukai oleh sesama kita? Apa yang harus kita lakukan? Sikap seperti apa yang
harus kita tumbuh-kembangkan sebagai pengikut Kristus? Jawabannya ialah
bersedia untuk memberikan pengampunan atau melepaskan pengampunan bagi mereka yang
melukai kita. Tuhan Yesus ketika disalibkan, Ia menaikan doa yang mengandung
pelepasan pengampunan kepada orang-orang yang telah memperlakukan-Nya dengan
kejam dan kasar. Tentang hal itu, dokter Lukas menulis demikian: “Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka
membuang undi untuk membagi pakaian-Nya” – Lukas 23:34. Biarlah doa
Yesus ini menjadi doa kita juga untuk pihak-pihak yang telah melukai kita. Dan biarlah
doa itu juga menjadi jembatan bagi kita untuk mengalami pemulihan relasi dengan
sesama kita.
Baca juga: MENGAPA TUHAN MENERIMA KORBAN HABEL DAN MENOLAK KORBAN KAIN PART 2.
Baca juga: MENGAPA TUHAN MENERIMA KORBAN HABEL DAN MENOLAK KORBAN KAIN PART 2.
Post a Comment for "Cara Memperbaiki Relasi Yang Rusak"