Translate

Keuntungan Hidup Baru Dalam Kristus

Keuntungan hidup baru dalam Kristus – Dalam perspektif Alkitab, keuntungan hidup baru dalam Kristus ada hubungannya dengan manusia baru. Tentang manusia baru, rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di kota Kolose demikian: “Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” – Kolose 3:10.  

Manusia baru ada kaitannya dengan ciptaan baru. Dan ciptaan baru ini ada korelasinya dengan karya Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib. Tentang hal itu rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di kota Korintus demikian: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” – 2 Korintus 5:17. Keuntungan hidup baru dalam Kristus menunjuk kepada suatu hidup yang sudah diperbaharui. 

Dari hidup yang sia-sia di dalam dosa, menjadi hidup yang berarti di dalam Kristus. Dari hidup yang tidak memiliki pengharapan, menjadi hidup yang punya pengharapan pasti dalam Kristus. Dari hidup yang tidak dikasihani, menjadi hidup yang beroleh belas kasihan. Dari hidup tidak menjadi umat Allah, menjadi hidup sebagai umat kepunyaan Allah. dari hidup di dalam kegelapan, menjadi hidup di dalam terang Allah yang ajaib. 

Rasul Petrus menulis demikian: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan” – 1 Petrus 2:9-10.

Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa untungnya hidup baru dalam Kristus?” Berdasarkan surat 1 Petrus 1:3-12, maka ada beberapa keuntungan yang kita peroleh, yaitu:


1. Dalam Kristus kita dilahirkan kembali oleh Allah.
Rasul Petrus menulis dalam suratnya kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia tentang dilahirkan kembali oleh Allah demikian: “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu” – 1 Petrus 1:3, 8-9.

Dilahirkan kembali oleh Allah menunjuk kepada suatu kehidupan yang telah ditebus oleh Yesus melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib, melalui kematian dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Cara hidup kita yang lama sudah kita tanggalkan dan mengenakan suatu hidup yang baru di dalam Kristus. Keselamatan jiwa kita dijamin oleh Allah melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Inti keselamatan kita adalah hidup kekal bersama Allah dalam Kerajaan Sorga.

Hidup baru dalam Kristus adalah hidup yang penuh pengharapan. Atas dasar pengharapan itulah, kita mengasihi Tuhan Yesus Kristus dan percaya kepada-Nya yang walaupun secara fisik kita belum pernah melihat-Nya. Kita bergembira dan bersukacita karena keselamatan kita bukan karena usaha kita, tetapi oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Tentang hal ini, rasul Paulus menulis kepada jemaat di kota Efesus demikian: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” – Efesus 2:8-9.

2. Dalam Kristus kita menerima warisan yang sempurna dan bernilai kekal.
Rasul Petrus menulis tentang hal itu demikian: “Untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu” – 1 Petrus 1:4. Kita tidak saja diselamatkan oleh Allah melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Tetapi keselamatan itu juga disertai dengan pemberkatan Allah yang sempurna dan bernilai kekal.

Allah adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Sebagai anak, kita memiliki hak dan tanggung jawab. Tanggung jawab kita ialah taat kepada segala perintah dan ketetapan Allah Bapa yang ada di dalam Alkitab. Selain itu, sebagai anak, kita juga memiliki hak. Apa hak kita sebagai anak-anak Allah? Hak kita ialah memperoleh warisan. Rasul Paulus menulis tentang hal itu (warisan – red) kepada jemaat di kota Galatia demikian: “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah” – Galatia 4:6-7. Kita bukan lagi hamba yang tidak memiliki hak apa-apa dalam hidup. Tetapi kita adalah anak dan sebagai anak, kita punya hak istimewa di hadapan Allah. Lebih lanjut rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di kota Roma demikian: “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia” – Roma 8:15-17.

Dalam Kristus kita menerima warisan yaitu janji-janji Allah. Hubungan Allah dengan umat-Nya digambarkan di sepanjang Alkitab dengan istilah "perjanjian." Kata ini muncul pertama kali dalam kitab Kejadian 6:18 dan menjangkau hingga Perjanjian Baru, di mana Allah membuat perjanjian yang baru dengan umat manusia di dalam Yesus Kristus.

Dengan memahami perjanjian Allah dengan para bapa leluhur (Abraham, Ishak, dan Yakub), kita belajar bagaimana Allah menginginkan kita hidup dalam hubungan perjanjian dengan-Nya. 1) Nama Allah yang khusus dipakai dalam perjanjian di Alkitab adalah Yahweh (diterjemahkan "TUHAN"). Terkandung di dalam nama perjanjian ini ialah kasih setia-Nya, perhatian-Nya untuk menebus umat manusia, kehadiran-Nya yang setia dengan umat-Nya, dan kerinduan-Nya untuk bersekutu dengan umat-Nya dan menjadi Tuhan mereka. 2) Janji yang mendasar dari perjanjian Allah ialah janji-Nya "Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu". Di atas janji inilah dilandaskan semua janji yang lain dalam perjanjian itu. Ini berarti bahwa Allah dengan kokoh mengikat diri-Nya dengan umat-Nya yang setia untuk menjadi Allah mereka, dan bahwa kasih karunia, perlindungan, kebaikan, dan berkat-berkat-Nya diberikan kepada mereka di dalam kasih. 3) Sasaran akhir perjanjian Allah dengan manusia ialah membawa keselamatan, bukan hanya kepada satu bangsa (Israel), tetapi kepada seluruh umat manusia. Allah sudah menjanjikan kepada Abraham bahwa di dalam dia "semua kaum di muka bumi" akan diberkati (Kejadian 12:3; 18:18; 22:18). Allah menyalurkan kasih karunia perjanjian-Nya kepada bangsa Israel supaya mereka dapat menjadi "terang bagi bangsa-bangsa" (Yesaya 49:6). Perjanjian ini digenapi oleh kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai Penebus, ketika orang Kristen mulai menyebarkan berita Injil ke seluruh dunia. 4) Di dalam berbagai aturan perjanjian yang dibuat Allah dengan manusia sepanjang Alkitab, dua prinsip sedang berlaku: (a) Allah sendiri menetapkan janji-janji dan kewajiban-kewajiban perjanjian-Nya ini, dan (b) manusia diharapkan menerimanya dengan iman yang taat. Kadang-kadang jauh sebelumnya Allah sudah memberikan garis besar janji-janji dan tanggung jawab kedua pihak. Akan tetapi, tidak pernah manusia berada dalam situasi untuk tawar-menawar dengan Allah tentang ketentuan-ketentuan perjanjian itu.

3. Dalam Kristus kita dipelihara (providensia) oleh Allah.
Kita hidup dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Kejahatan dari hari ke hari semakin meningkat. Tekanan hidup semakin berat menindih. Masalah-masalah kehidupan semakin kompleks. Kita tidak bisa menghindar dari semua itu. Namun, kita yang sudah ada di dalam Kristus, tidak perlu kecil hati. Mengapa? Karena ada pemeliharaan (providensia) yang sempurna dari Allah.

Rasul Petrus menulis demikian: “Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api – sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya” – 1 Petrus 1”5-7.

Masalah boleh ada, pergumulan boleh terjadi, tantang selalu menghadang, tetapi satu hal yang harus kita ingat ialah bahwa Allah tetap menjadi sandaran dan harapan kita. Dia senantiasa siap sedia 24 jam untuk menjaga, memelihara dan membela kita dari si serangan si jahat. Allah tidak pernah terlelap dan tertidur dalam upaya menjaga kita umat-Nya, biji mata-Nya – Mazmur 121:1-8. Baca juga bahan khotbah Kristen ini: CARA MENGALAMI ANUGERAH ALLAH.

Post a Comment for "Keuntungan Hidup Baru Dalam Kristus"